REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- PT Adaro Indonesia memasarkan berbagai produk dari 40 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal binaan dalam kegiatan Kalimantan Selatan (Kalsel) Expo 2025 di Banjarbaru, yang berlangsung pada 10–15 Agustus.
“Sebanyak 40 pelaku usaha ini adalah UMKM binaan Adaro, terdiri dari 14 UMKM Kabupaten Tabalong dan 26 UMKM Kabupaten Balangan,” kata Supervisor Bidang Ekonomi CSR PT Adaro Indonesia, Muhammad Arief Munadi, di Banjarbaru, Ahad (10/8/2025) malam.
Arief menyebutkan, 40 UMKM tersebut merupakan bagian dari ratusan UMKM yang telah dibina Adaro di Kalsel selama beberapa tahun melalui program pembinaan dan pelatihan. “Ada ratusan UMKM yang telah kami bina melalui kolaborasi dengan berbagai mitra,” ujarnya.
Pada Kalsel Expo 2025, Adaro memasarkan produk olahan UMKM lokal, mulai dari makanan, minuman, kerajinan tangan, pakaian Sasirangan, produk kesehatan dan obat-obatan, herbal, hingga berbagai produk lain dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik.
Salah satu program pemberdayaan UMKM lokal yang konsisten dilaksanakan setiap tahun di Kalsel adalah Program Adaro Spectapreneur. Di Kabupaten Tabalong program ini sudah digelar enam kali, sementara di Kabupaten Balangan dua kali. Program ini menyeleksi ratusan pelaku UMKM, kemudian memilih yang terbaik untuk mendapatkan penghargaan dan bantuan modal usaha. Peserta yang belum meraih juara secara otomatis menjadi UMKM binaan Adaro.
“Dulu kami bekerja sama dengan perangkat daerah yang membidangi UMKM, kini kolaborasi meluas hingga ke pemerintah daerah secara umum dan pihak swasta demi memajukan UMKM lokal,” jelas Arief.
Adaro juga berencana mengembangkan Program Adaro Spectapreneur ke Provinsi Kalimantan Tengah, yakni di Kabupaten Barito Timur dan Barito Utara. Menurut Arief, kolaborasi pengembangan program ini penting untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan mendukung kemajuan UMKM lokal.
Ia menekankan, pemasaran produk UMKM tidak hanya bertujuan mengenalkan produk, tetapi juga mendorong UMKM naik kelas, mendapatkan izin edar BPOM, serta memiliki label halal. “Kami bekerja sama dengan BPOM agar UMKM lokal dimudahkan dalam mengurus izin edar sehingga produknya bisa dipasarkan lebih luas,” katanya.
Dengan peningkatan kapasitas tersebut, UMKM tidak hanya memasarkan produk di Kalsel, tetapi juga dapat menjangkau pasar nasional hingga mancanegara. Adaro juga memberikan pelatihan terkait paradigma wirausaha, pengelolaan keuangan, hingga pemanfaatan Business Model Canvas (BMC) untuk mengembangkan model bisnis secara ringkas dan sistematis.
“Di Kalsel Expo 2025, para pelaku UMKM bisa mengenalkan produknya hingga ke mancanegara, karena kegiatan ini dihadiri masyarakat dari luar Kalsel,” ujar Arief.
Salah satu pelaku usaha binaan, Mila dari UMKM Miranfa, memasarkan berbagai produk lokal, termasuk kombucha, minuman soda hasil fermentasi teh alami, gula, dan symbiotic culture of bacteria and yeast (SCOBY) dengan harga Rp 15.000 per kemasan 250 mililiter. “Kombucha kaya antioksidan dan probiotik, baik untuk pencernaan, rendah gula, membantu menurunkan kolesterol, dan mendetoksifikasi usus,” jelasnya.
Mila, pemenang Program Adaro Spectapreneur 2024, mengaku mendapat banyak manfaat dari Adaro, mulai dari pembinaan, fasilitasi pemasaran, pendampingan izin BPOM, hingga peningkatan penghasilan. “Kami berharap Adaro Indonesia terus mendorong pertumbuhan UMKM lokal agar semakin naik kelas. Semoga Adaro melahirkan banyak pengusaha sukses,” ujarnya.
sumber : Antara