Bermodal Ratusan Ribu, Perajin di Rancaekek Juariyah Jewelry Sukses Berbisnis Aksesories

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pandemi Covid 19, yang terjadi beberapa tahun lalu sempat membuat perekonomian di Indonesia terpuruk. Dunia usaha, banyak yang terdampak sehingga menyebabkan banyak pekerja harus menerima kenyataan pahit berhenti dari pekerjaannya karena di PHK. Hal itu, dialami oleh Warga Rancaekek Kabupaten Bandung Ela Satianingsih (33 tahun).

Ela, sudah bertahun-tahun bekerja di sebuah bimbingan belajar (Bimbel). Namun, saat Pandemi Covid-19 melanda ia harus berhenti dari pekerjaannya. Kejadian pahit ini, tak lantas membuat Ela menyerah. Ia, justru memutar otak bagaimana caranya agar bisa masih memiliki penghasilan meskipun harus dikerjakan di rumah karena ada pembatasan keluar rumah.

Apalagi, Ela teringat dengan murid-murid Bimbelnya yang rata-rata orang tuanya berkecukupan. Meskipun harus membayar puluhan juta agar bisa Bimbel, semua orang tua muridnya seperti tak ada beban. Ia pun, sempat mencari tahu apa profesi orang tua murid Bimbelnya, ternyata mayoritas mereka pengusaha atau owner di sebuah perusahaan.

"Sebelum saya di PHK, saya memang sudah memiliki niat untuk berwirausaha karena jika bekerja, gajinya kan hanya segitu-segitu saja yaa. Saat di Bimbel, saya melihat bahwa siswa bisa membayar hingga Rp 40 juta, ternyata orang tua mereka adalah pengusaha bukan pegawai," ujar Ela kepada Republika, Ahad (16/3/2025).

Setelah di PHK, kata dia, dirinya pun tergerak untuk memulai usaha. Kemudia, ia berdiskusi dengan ibunya. Ela sendiri, sebenarnya alumni lulusan Peternakan. Tapi, ia tak ingin menjadi peternak karena beternak memiliki risiko tinggi. "Akhirnya, kami mencari alternatif lain," katanya.

Saat itu, kata Ela, ia melihat ibu-ibu PKK di lingkungan sekitarnya sedang diajarkan membuat bros dan aksesori. Kemudian, ia pun minta diajarakan oleh ibunya. Hasil produk aksesoriesnya, ia jual ke teman dan di lingkungan rumah serta masjid.

"Lama-kelamaan, saya mulai menjual secara online, dan hasilnya semakin lumayan. Lalu, saya mencoba berjualan di marketplace dan ternyata ketagihan karena banyak peminat. Bahkan, ada pelanggan dari Malaysia," kata Ela.

Ela pun, terus menekuni bisnis aksesories ini hanya dengan modal awal Rp 500 ribu untuk membeli bahan dan berbagai peralatan. Kemudian, ia memberi nama produknya dengan nama Juariyah Jewelry (JJ), yang berasal dari nama ibunya yaitu Juariyah. Produk kerjinannya ini, sepenuhnya handmade. Ela, membeli bahan-bahan mentahnya seperti tali, manik-manik, batu alam dan lain-lain, kemudian dirakit sendiri.

"Saya selalu mengamati tren aksesori yang sedang populer dan berusaha menciptakan produk yang lebih tahan lama," katanya.

Menurut Ela, usaha aksesoriesnya secara serius ditekuni mulai 2020 dengan penjualan secara online. Kelebihan produknya adalah, dari sisi kekuatannya. Jika produk lain menggunakan lem, Ela lebih memilih tali atau senar sebagai pengikat jadi lebih awet. "Hasilnya, alhamdulillah banyak testimoni positif dari pelanggan yang mengatakan produk saya bisa bertahan bertahun-tahun," katanya.

Di awal usaha, kata dia, ia hanya menjual bros, tetapi sekarang produknya terus bertambah. Tak hanya bros, ia pun membuat anting, cincin, kalung, dan tali kacamata. Bahan utamanya, awalnya hanya manik-manik, tetapi kini berkembang dengan batu alam, mutiara sintetis, dan batu kristal. "Produk berbahan batu alam ini sangat diminati karena bersifat hypoallergenic," kata Ela, seraya mengatakan, total produksinya saat ini sudah mencapai puluhan item.

Setiap membuat produk, Ela terus berupaya mengikuti tren pasar. Saat ini, produk yang sedang tren dan sangat diminati adalah gantungan HP, ia pun membuat produk tersebut. Untuk menambah wawasan dan keterampilannya, ia mengikuti pelatihan yang digelar oleh Dinas KUKM dan intansi yang lain. Saat pelatihan ini, Ela sering bertemu dengan sesama pelaku UMKM. "Di pelatihan, kami sering berdiskusi, berbagi ilmu, dan mengembangkan produk bersama dengan UMKM yang lain," katanya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |