Gelar HeartVenture di Yogya, Dompet Dhuafa Ajak Anak Muda Lihat Proses Pemberdayaan Peternakan

7 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dompet Dhuafa kembali menghadirkan program pemberdayaan bertajuk HeartVenture. Menariknya, para peserta yang bergabung merupakan anak muda dari berbagai daerah yang rata-rata berprofesi sebagai content creator. Mereka diajak untuk melihat lebih dekat berbagai program pemberdayaan Dompet Dhuafa, termasuk hewan kurban yang ada di Yogyakarta, hingga berbagi kebaikan dan kebahagian bersama anak-anak di Yayasan Kanker Indonesia.

Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta Muhammad Zahron menjelaskan lebih dari 1.600 hewan kurban disiapkan untuk disembelih pada program Tebar Hewan Kurban (THK) tahun ini. Hewan tersebut merupakan hasil ternak dari DD Farm, binaan Dompet Dhuafa yang ada di Yogyakarta. Para peserta Heartventure diajak melihat Yogyakarta sebagai bentuk transparansi pengelolaan zakat produktif, sekaligus memperkenalkan manfaat nyata dari dana zakat yang dihimpun untuk pemberdayaan masyarakat.

Seperti DD Farm yang dikelola dengan pendekatan philanthropreneur untuk pemberdayaan masyarakat, memanfaatkan dana zakat, infak, dan wakaf untuk memastikan hewan kurban yang disalurkan sehat dan sesuai syariat.

"Ini kolaborasi Dompet Dhuafa pusat dengan Dompet Dhuafa Jogja ya. Ini kan menjelang momentum kurban, harapannya lebih pada program tebar hewan kurban kita lebih banyak diketahui oleh masyarakat bahwa tidak hanya dalam aspek menjual kurban tetapi kita memulainya dari awal sekali, mulai dari pemberdayaan peternakan terus kemudian melakukan proses quality control-nya sampai pada hewan itu siap untuk menjadi hewan kurban yang memenuhi syarat dan berkualitas," kata Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta Muhammad Zahron, saat menyambangi DD Farm Pundong, Kabupaten Bantul bersama peserta HeartVenture Yogyakarta, Sabtu (17/5/2025).

Terkait pendistribusiannya, ia menyebut Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah terbanyak yang akan mendapatkan hewan kurban. Hal ini tak terlepas dari latar belakang masyarakat yang diketahui tingkat konsumsi dagingnya masih rendah.

"Kita akan sebarkan itu ke lokasi yang memang binaan kita di Yogya sampai Jawa Tengah. Ada Magelang, Solo, Klaten, Purworejo bahkan di daerah yang biasanya kita ada program juga di sana baik itu dari pendalaman atau program-program yang menjadi sasaran daerah-daerah distribusi hewan kurban kita. Terbanyak di Gunungkidul," ujarnya.

"Alasannya karena kita baca statistik angka konsumsi daging yang paling rendah di DIY itu di Gunungkidul jadi kita memang prioritasnya disana kemudian di Kulonprogo baru Bantul, Sleman dan Kota," ungkapnya menambahkan.

Awal Mula DD Farm

Sementara itu, Kepala Kandang DD Farm, Subadar menyambut baik kunjungan peserta dalam program Heartventure Jogjakarta itu. Ia menceritakan perkembangan DD Farm yang semula tak seperti saat ini. Dulunya hanya ada sebuah gudang dan beberapa kandang sapi saja dan kemudian merambah jadi banyak.

DD Farm, Pundong, Bantul, kata dia, merupakan salah satu dari dua kandang besar milik Dompet Dhuafa di Yogyakarta. Berdiri sejak 2022, kandang seluas 3.600 meter persegi ini kini menjadi rumah bagi 500 ekor domba fattening (penggemukan) dan 200 ekor breeding (pembibitan).

"DD Farm didirikan karena ini kan lembaga zakat, jadinya untuk persiapan kurban. Setiap tahun itu Dompet Dhuafa mengadakan tebar hewan kurban. Salah satunya di kandang ini, kita menyiapkan domba-dombanya di kandang. Domba-dombanya itu domba lokal," ucapnya.

Subadar menegaskan bahwa DD Farm bukan sekadar tempat menampung hewan. Ini adalah ekosistem yang hidup, di mana di lokasi ini juga ada Rumah Pemotongan Hewan (RPH) bersertifikat di ujung kandang, gudang pakan hijauan, dan lahan seluas satu hektar yang khusus untuk menanam makanan ternak.

Ia tak menampik bahwa distribusi hewan kurban menjadi tantangan besar, namun dengan adanya DD Farm, Dompet Dhuafa kini bisa memastikan hewan kurban sesuai syariat Islam, sehat, dan siap didistribusikan ke seluruh Indonesia. Menyambut Idul Adha tahun 2025 ini, DD Farm Pundong menyiapkan 500 ekor domba kurban dari total hampir 1.600 ekor yang siap didistribusikan ke seluruh wilayah DIY. Di balik angka-angka itu, ada lima orang yang bekerja siang-malam memberi pakan, memantau kesehatan, hingga memastikan setiap ekor layak disembelih.

"Kita pastikan domba-domba yang dikandang itu sehat, tidak cacat, dia layak dan dia masuk untuk kurban. Salah satunya umurnya sudah lebih dari 6 bulan," ujar Subadar.

Giat Peserta HeartVenture Yogyakarta

Dibalut dalam permainan-permainan (games) ringan, di lokasi ini, para peserta diajak lebih dekat dengan hewan kurban binaan Dompet Dhuafa. Mereka diajak beraktivitas seperti memotong bulu domba, menggiring domba, menghitung domba hingga menimbang berat domba yang akan dikurbankan.

"Aktivitas ini untuk mengenalkan transparansi pengelolaan hewan kurban kepada para peserta bahwa domba-domba di sini dikelola sesuai syariat Islam," ungkap Subadar.

Selain di DD Farm, mereka juga melihat lebih dekat bagaimana pemberdayaan Edufarm yang ada di kawasan Cangkringan. Rangkaian kegiatan ini dimaksudkan untuk dapat memperkuat transparansi, memperluas dampak zakat produktif, dan mengajak lebih banyak pihak untuk berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat.

Di sana peserta praktik langsung bagaimana cara memeras susu sapi, hingga memanen jamur. Tak kalah menarik, aksi sosial tinggal bersama warga hingga pemeriksaan kesehatan yang disasarkan untuk warga Desa Cangkringan juga dijajali dan ditutup dengan acara One Fun Day bersama anak hebat di Yayasan Kanker Indonesia.

Salah satu peserta asal Jakarta, Diah Agustina Wulandari mengungkap pengalamannya.  Bagi dia, mengikuti kegiatan Heartventure bareng Dompet Dhuafa menjadi salah satu pengalaman paling berkesan. Rasanya campur aduk, mulai dari senang hingga haru saat bermain bersama anak-anak di salah satu panti asuhan tersebut.

"Awalnya karena penasaran dengan bentuk nyata dari aksi kemanusiaan Dompet Dhuafa yang selama ini cuma bisa dilihat lewat medsos. Walaupun juga beberapa kali pernah visit ke binaan Dompet Dhuafa yang ada di Jabodetabek. Nah, kalau ditanya yang paling membekas di aku, ketika kunjungan ke Yayasan Kanker Indonesia. Disana kita bisa ketemu anak-anak yang berjuang melawan penyakitnya, beneran tersentuh ketika melihat mereka ceria walaupun tubuhnya lagi gak baik," ungkap Dyah.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |