
TOPNEWS62.COM, JAKARTA – Bagi para pekerja dan profesional muda, bulan Ramadhan bisa menjadi momen yang disikapi dengan beragam emosi. Ada yang menyambutnya dengan penuh kegembiraan, melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkuat ketahanan fisik dan mental. Bagi mereka, bulan ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan recharging, menata kembali keseimbangan hidup agar lebih sehat.
Namun, bagi sebagian lainnya, bulan puasa justru menjadi tantangan tersendiri. Terutama bagi mereka yang cenderung temperamental dan kurang sabar, menjalani hari-hari tanpa makan dan minum bisa terasa berat. Selain menahan lapar, mereka juga harus berjuang mengendalikan emosi agar tetap stabil.
Lalu, bagaimana cara terbaik bagi para pekerja dan profesional untuk mempersiapkan kondisi mental dalam menghadapi Ramadhan?
Melatih Kesabaran dan Stabilitas Emosi
Menurut Julius Suharto, pencipta kerangka kerja Playsonality—sebuah metode yang menggabungkan psikologi, permainan, dan pengembangan diri—bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk melatih diri dalam mengelola emosi, terutama di dunia kerja.
“Emosi yang tidak terkendali bisa menjadi tantangan besar di lingkungan kerja. Ramadhan adalah kesempatan emas untuk melatih kesabaran dan kestabilan emosi,” ujar Julius dalam sebuah acara di Jakarta, Jumat (21/2).
Salah satu cara untuk menjaga stabilitas emosi, lanjutnya, adalah dengan mengenali pemicunya. Bagi para pekerja dan profesional muda, mengenali emosi bisa menjadi tantangan tersendiri. Sumber emosi negatif sering kali berasal dari tekanan pekerjaan, hubungan dengan atasan atau rekan kerja, serta ketidakseimbangan antara ekspektasi diri dan kenyataan yang dihadapi.
“Jika kita bisa mengenali apa yang memicu emosi, kita dapat lebih mudah mencapai ketenangan. Ketenangan ini penting karena tanpa itu, pikiran kita bisa dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bukan bagian dari emosi yang sebenarnya,” jelas Julius, yang juga merupakan fasilitator bersertifikat LEGO® Serious Play sejak 2017.
Strategi Mengelola Emosi Selama Ramadhan
Julius menekankan bahwa setelah mengenali emosi, langkah berikutnya adalah melatih pengendalian diri. Salah satu metode yang bisa diterapkan adalah puasa itu sendiri, selain meditasi atau latihan mindfulness. Dengan emosi yang lebih stabil, produktivitas di tempat kerja meningkat dan hubungan profesional pun menjadi lebih harmonis.
“Puasa, jika dilakukan dengan mindset yang benar, dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Ini bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga membentuk kebiasaan yang membawa kebahagiaan dalam hidup,” tambahnya.
Namun, jika di tengah Ramadhan seseorang merasa emosinya tidak terkendali, Julius menyarankan strategi berikut:
- Stop sejenak – Jika emosi memuncak atau mental terasa lelah, berhenti sejenak untuk menenangkan diri.
- Pilah prioritas – Jangan memaksakan untuk menyelesaikan semuanya dalam satu waktu. Fokus pada hal yang paling penting terlebih dahulu.
- Minta bantuan jika perlu – Jangan ragu untuk meminta dukungan dari rekan kerja atau orang terpercaya jika beban kerja terasa berat.
Julius mengutip hasil Survei World Happiness Report 2023 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-84 dari 137 negara dengan skor 5,3 dari 10. “Masih ada ruang bagi kita untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan individu,” ungkap penulis buku Great Leader in You dan Menaklukkan Gen-Z ini.Dok. Bravosinergi
Dari pengalamannya melatih ribuan pekerja dan profesional di berbagai perusahaan, Julius menemukan bahwa metode Playsonality yang ia kembangkan dapat membantu seseorang menemukan kebahagiaan dalam kesehariannya.