Home > History Tuesday, 01 Apr 2025, 00:13 WIB
Mengadakan acara open house tentu harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.

MAGENTA -- Saat Idul Fitri istilah open house mendadak populer. Dari segi bahasa, open house terdiri dari dua suku kata dari bahasa Inggris. Menurut Oxford Dictionary, open house memiliki arti tempat atau waktu di mana pengunjung dipersilakan untuk masuk dalam ruangan (rumah).
Sejatinya, istilah open house sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Para pejabat negara, daerah, serta orang-orang penting sering menyelenggarakan open house saat perayaan hari besar keagamaan seperti hari raya Idul Fitri.
Intinya kegiatan open house merupakan ajang silaturahim antara pejabat atau tokoh dengan masyarakat umum. Di zaman Orde Baru, presiden Soeharto selalu mengadakan open house tiap Idul Fitri di rumahnya di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat.
"Rumah Cendana sesak padat tamu di hari Idul Fitri berebutan salam dengan presiden Soeharto di masa puncak kekuasaan beliau, tapi sepi di tahun beliau lengser," tulis mantan menteri lingkungan hidup Emil Salim di akun Twitter-nya @emilsalim2010.
BACA JUGA: On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Jadi Presiden Gantikan Sukarno
Dikutip dari buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis G Dwipayana dan Ramadhan KH, terbitan PT Citra Kharisma Bunda 1982, keluarga Cendana pernah absen menggelar open house pada Idul Fitri 1987.
Sebabnya, perekonomian Indonesia saat itu sedang berat-beratnya. Mengadakan acara open house tentu harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.
"Saya mesti memberi contoh apa yang patut kita lakukan dalam suasana seperti itu. Penghematan! ltu pasti mesti kita lakukan. Maka pada hari Lebaran tahun 1987, di bulan Mei, saya dan istri saya tidak menerima ucapan selamat Idul Fitri secara langsung (open house) di kediaman kami di Jalan Cendana," ungkap Soeharto dalam bukunya.
Soeharto juga mengimbau masyarakat menghindarkan suasana kegembiraan yang berlebih-lebihan dan agar segala sesuatunya disesuaikan dengan keadaan.
"Kita sedang prihatin. Apakah imbauan saya itu mendapat tanggapan yang cukup, entahlah. Kami telah memberi contoh," tutup Soeharto.
BACA JUGA: Kisah Presiden Fidel Ramos Minta Bantuan Soeharto dan Khadafi Tangani Konflik MNLF
Editor: Emhade Dahlan