Serangan Udara AS-Inggris Bunuh Warga Sipil di Yaman

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID,SANAA -- Sedikitnya sembilan warga sipil wafat oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Sanaa, Yaman, beberapa jam setelah Trump berjanji akan melakukan kampanye militer yang agresif terhadap Ansarallah atau Houthi.

Sedikitnya sembilan warga sipil wafat dan sembilan lainnya terluka, sebagian besar dalam kondisi kritis, setelah serangan udara AS-Inggris menargetkan lokasi-lokasi sipil di ibukota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (15/3/2025) malam, menurut Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Hidup Yaman.

Dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Yaman (SABA), kementerian tersebut mengutuk serangan AS dan Inggris itu. Kementerian Kesehatan dan Lingkungan Hidup Yaman menyebutnya sebagai kejahatan perang penuh dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum dan konvensi internasional. 

Dikutip dari Palestine Chronicle, Ahad (16/3/2025), SABA memperingatkan bahwa penargetan warga sipil dan infrastruktur sipil akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang parah, terutama di negara yang telah hancur akibat perang selama bertahun-tahun, keruntuhan ekonomi, dan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Menurut media Yaman Al-Masirah, jet tempur Amerika dan Inggris melakukan beberapa serangan udara di Sanaa, dengan ledakan keras yang terdengar di beberapa daerah, termasuk Al-Jarraf dan Shu'ub. 

Serangan udara tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan militer untuk meluncurkan operasi militer yang tegas dan kuat terhadap gerakan Ansarallah.

Dalam sebuah pernyataan, Trump mengklaim bahwa serangan tersebut diperlukan untuk melindungi kepentingan pelayaran Amerika dan memulihkan kebebasan navigasi di Laut Merah, yang telah terganggu oleh penargetan kelompok ini terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang terkait dengan Israel. 

Dia memperingatkan bahwa jika Ansarallah tidak menghentikan serangan mereka, mereka akan menghadapi pembalasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan mengatakan, "Neraka akan menghujani anda seperti yang belum pernah anda lihat sebelumnya.”

Trump juga membidik pendahulunya, Joe Biden, dengan menyebut tanggapan pemerintahannya terhadap serangan kelompok tersebut sangat lemah, dan berpendapat bahwa hal ini telah mendorong mereka untuk meningkatkan operasi mereka. 

Trump menuduh Ansarallah melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang berkelanjutan terhadap kapal, pesawat terbang, dan pesawat tak berawak Amerika dan bersumpah untuk menggunakan kekuatan mematikan yang luar biasa hingga kelompok tersebut dinetralisir. 

Trump juga mengeluarkan peringatan kepada Iran, mendesaknya untuk berhenti mendukung Ansarallah dan tidak mengancam rakyat Amerika, presiden kami, atau jalur pelayaran global.

Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan selama berbulan-bulan di wilayah tersebut. Sejak November 2023, Ansarallah telah menargetkan kapal-kapal kargo Israel dan kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah, dan menyatakan bahwa operasinya merupakan bentuk solidaritas terhadap Gaza di tengah-tengah kampanye militer Israel yang sedang berlangsung. 

Sejak itu, kelompok ini memperluas serangannya, menargetkan kapal perang dan pesawat tak berawak AS dan Inggris, dan menyatakan semua kapal Amerika dan Inggris sebagai target militer yang sah. Sebagai tanggapan, Washington dan London mulai melancarkan serangan udara dan rudal ke wilayah-wilayah yang dikuasai Ansarallah pada awal 2024, yang semakin memicu ketidakstabilan regional.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |