REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanda-tanda awal demensia sering kali diabaikan, padahal pengenalan dini dapat membuka jalan bagi intervensi yang lebih cepat dan berpotensi memperlambat perkembangan penyakit. Dalam upaya global untuk menemukan obat demensia dan penyakit Alzheimer, para ilmuwan terus mempublikasikan penelitian tentang gejala-gejala umum yang muncul.
Baru-baru ini, The Alzheimer's Society, organisasi terbesar di Inggris yang fokus pada demensia, bekerja sama dengan The Royal College of General Practitioners, merilis daftar periksa gejala umum yang bertujuan untuk membantu masyarakat, termasuk di Amerika Serikat, mengenali tanda-tanda awal demensia yang sering terlewatkan. Daftar periksa ini mencakup 16 gejala berbeda yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yang mungkin mengindikasikan awal mula demensia.
Penting untuk diingat bahwa daftar ini dirancang sebagai alat bantu bagi masyarakat umum untuk mengidentifikasi potensi masalah dan berdiskusi dengan dokter. Keberadaan gejala-gejala ini tidak serta-merta berarti diagnosis demensia.
"Setiap orang mengalami demensia dengan cara mereka sendiri," ujar The Alzheimer's Society dilansir laman Best Life, beberapa waktu lalu.
Daftar periksa ini mencakup tanda-tanda umum demensia, tetapi ada alasan lain untuk setiap perubahan yang Anda perhatikan. Kategori pertama dan terbesar adalah masalah memori dan kemampuan mental yang mencakup gejala-gejala seperti:
-kehilangan memori (kesulitan mempelajari informasi baru atau melupakan peristiwa atau nama orang baru-baru ini)
-kesulitan menemukan kata yang tepat
-kesulitan menilai jarak atau salah mengira pantulan atau pola sebagai objek lain
-kesulitan membuat keputusan, atau membuat keputusan yang ceroboh atau berisiko
-kehilangan jejak waktu dan tanggal
-mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali atau mengulangi frasa
-meletakkan benda di tempat yang tidak biasa
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa masalah memori adalah salah satu tanda awal demensia yang paling umum dan mengkhawatirkan. Bahkan, beberapa masalah ini dapat muncul hingga 18 tahun sebelum diagnosis positif penyakit Alzheimer, seperti yang ditemukan dalam sebuah studi.
Bagi sebagian orang, ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan mengikuti langkah-langkah yang benar dari resep atau hidangan yang biasa mereka kuasai. Bagi yang lain, ini dapat berkembang sebagai penurunan kecepatan bicara.
Sebuah studi tahun 2024 oleh para peneliti di Universitas Toronto menemukan bahwa bicara yang lebih lambat dapat mencerminkan fungsi otak yang lebih lemah, lebih dari sekadar kesulitan menemukan kata yang tepat. "Ini menunjukkan bahwa kecepatan bicara harus diuji sebagai bagian dari penilaian kognitif standar untuk membantu dokter mendeteksi penurunan kognitif lebih cepat dan membantu orang dewasa yang lebih tua mendukung kesehatan otak mereka seiring bertambahnya usia," kata rekan penulis studi, dr Jed Meltzer pada saat itu. Namun, kecepatan bicara tidak termasuk dalam daftar di atas.
Kategori lain yang perlu diperhatikan adalah masalah dengan aktivitas kehidupan sehari-hari dan masalah suasana hati dan perilaku. Jika Anda atau orang yang Anda cintai mengalami kesulitan tidur yang cukup atau menyelesaikan tugas-tugas sederhana, atau jika Anda mudah tersinggung, depresi, atau bertindak di luar karakter, ini semua adalah tanda-tanda bahwa ada sesuatu yang mungkin terjadi secara kognitif.
Selain itu, gejala yang tidak termasuk dalam daftar periksa adalah masalah indra penciuman. Pada 2022, para peneliti Universitas Chicago menemukan bahwa penurunan kemampuan mencium bau yang cepat dapat memprediksi hilangnya fungsi kognitif.
"Indra penciuman dan perubahan indra penciuman harus menjadi salah satu komponen penting dalam konteks serangkaian faktor yang kami yakini memengaruhi otak dalam kesehatan dan penuaan," jelas penulis senior Jayant M Pinto, seorang profesor bedah di Universitas Chicago yang mempelajari penyakit penciuman dan sinus.
Tentu saja, gejala-gejala ini sendiri mungkin hanya bersifat sementara. Namun, jika gejala-gejala ini mulai terjadi lebih sering dan teratur, ini bisa menjadi penyebab kekhawatiran, kata para dokter.
Deteksi dini memungkinkan intervensi tepat waktu, yang dapat meningkatkan kualitas hidup Anda dan berpotensi memperlambat perkembangan penyakit. Oleh karena itu, gunakan daftar periksa seperti yang dibuat oleh The Alzheimer's Society, atau tuliskan gejala Anda sendiri dan buat janji dengan dokter Anda untuk mendiskusikannya.
Dokter dapat mengatur pemindaian otak, yang merupakan satu-satunya cara untuk mengonfirmasi penurunan kognitif. Jika Anda berusia di atas 45 tahun, penting juga untuk mengetahui bahwa faktor risiko terbesar demensia meliputi kurangnya aktivitas fisik, gangguan pendengaran, obesitas, dan hipertensi. Itulah sebabnya para ilmuwan dan dokter merekomendasikan untuk melakukan aktivitas sederhana setiap hari untuk menjaga otak dan tubuh Anda tetap aktif, yang meliputi berolahraga, bersosialisasi, bermain permainan otak, mendapatkan tidur berkualitas, mengikuti diet sehat, dan mengikuti pemeriksaan kesehatan tahunan Anda.