Sebi Daily
Edukasi | 2025-02-23 11:30:34

Oleh : Zuldjian Riska Agustin_STEI SEBI
Ekonomi syariah terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di Indonesia, didukung oleh negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun, di tengah kemajuan tersebut, tantangan dalam edukasi keuangan syariah, khususnya bagi generasi milenial dan Gen Z, menjadi perhatian utama. Generasi ini memiliki karakteristik unik, seperti kemelekan teknologi, kecenderungan pada gaya hidup praktis, dan minat terhadap inovasi. Untuk itu, diperlukan strategi khusus agar edukasi keuangan syariah dapat diterima dan dipahami oleh mereka.
Generasi milenial (lahir 1981–1996) dan Gen Z (lahir 1997–2012) hidup di era digital yang sangat cepat
Generasi Milenial dan Generasi Z hidup di era digital, di mana perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Berikut karakteristik Generasi Milenial dan Gen Z:
1. Terbiasa dengan Teknologi: Milenial adalah generasi yang menyaksikan transisi dari teknologi analog ke digital, seperti dari telepon rumah ke ponsel pintar dan dari televisi konvensional ke internet.
Gen Z lahir langsung ke dunia yang sudah digital, dengan akses internet, media sosial, dan teknologi canggih sejak usia muda.
2. Cepat Beradaptasi: Kedua generasi ini cenderung lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi dibandingkan generasi sebelumnya karena sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi yang terus berubah.
3. Kehidupan yang Dinamis: Mereka hidup di lingkungan yang mengutamakan kecepatan, seperti komunikasi instan melalui aplikasi chatting, belanja online yang cepat, dan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik.
4. Preferensi untuk Kemudahan dan Efisiensi: Karena terbiasa dengan layanan serba digital, mereka cenderung memilih cara yang efisien untuk menyelesaikan tugas, baik itu dalam bekerja, belajar, atau berinteraksi sosial.
5. Tantangan dalam Mengelola Informasi: Era digital menawarkan kemudahan, tetapi juga menghadirkan tantangan, seperti arus informasi yang sangat deras, yang kadang sulit dibedakan antara fakta dan hoaks.
Tantangan Edukasi Keuangan Syariah :
1. Kurangnya Pemahaman tentang Prinsip Syariah
Banyak milenial dan Gen Z yang belum memahami dasar-dasar ekonomi syariah, seperti larangan riba, gharar (ketidakpastian), dan maisir (spekulasi). Sebagian besar mereka menganggap ekonomi syariah hanya untuk kalangan tertentu, sehingga kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Minimnya Literasi Keuangan Umum
Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Generasi muda sering kali tidak memiliki kemampuan dasar dalam mengelola keuangan pribadi, apalagi memahami konsep keuangan berbasis syariah.
3. Produk Keuangan Konvensional
Produk keuangan konvensional yang sudah mapan dan menawarkan fleksibilitas lebih menjadi tantangan besar. Milenial dan Gen Z sering memilih produk yang cepat dan praktis tanpa memedulikan prinsip syariah.
4. Kurangnya Konten Edukasi yang Menarik
Edukasi keuangan syariah sering disampaikan dalam format yang kurang menarik, seperti seminar formal atau artikel yang terlalu akademis. Hal ini membuat generasi muda merasa bosan dan sulit tertarik.
5. Kurangnya Pemanfaatan Media Digital
Meskipun ada banyak platform digital, penggunaan media sosial dan aplikasi untuk edukasi keuangan syariah masih terbatas. Ini menjadi hambatan besar mengingat generasi muda menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia digital.
Strategi Mengatasi Tantangan :
1. Meningkatkan Literasi Melalui Konten Digital Kreatif
Membuat konten edukasi yang menarik, seperti video pendek di platform TikTok atau Instagram Reels, dapat membantu menarik perhatian milenial dan Gen Z. Penggunaan infografis, animasi, dan cerita visual dapat membantu menyampaikan prinsip keuangan syariah dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
2. Kolaborasi dengan Influencer
Menggandeng influencer atau figur publik yang memiliki audiens besar di kalangan generasi muda bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan pesan keuangan syariah. Mereka dapat menjadi "jembatan" untuk memperkenalkan konsep ini dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Mengembangkan Aplikasi Keuangan Syariah
Aplikasi berbasis syariah yang memadukan fitur edukasi dan pengelolaan keuangan dapat menjadi solusi. Misalnya, aplikasi yang membantu pengguna melacak pengeluaran, menabung secara halal, atau menghitung zakat.
4. Mengintegrasikan Edukasi Syariah dalam Kurikulum Sekolah dan Perguruan Tinggi
Memasukkan materi ekonomi syariah dalam kurikulum pendidikan formal akan membantu generasi muda memahami konsep ini sejak dini. Dengan pendekatan yang interaktif, materi ini dapat menjadi lebih menarik bagi mereka.
5. Kampanye Melalui Komunitas
Membangun komunitas berbasis ekonomi syariah di kalangan milenial dan Gen Z bisa menjadi langkah strategis. Komunitas ini dapat menjadi tempat berbagi informasi, pengalaman, dan solusi terkait keuangan syariah.
Kesimpulan, Edukasi keuangan syariah bagi generasi milenial dan Gen Z adalah investasi jangka panjang yang penting untuk mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dengan pendekatan yang kreatif, relevan, dan berbasis teknologi, tantangan-tantangan yang ada dapat diatasi. Generasi muda tidak hanya akan memahami, tetapi juga mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip keuangan syariah dalam kehidupan mereka, menjadikan ekonomi syariah semakin inklusif dan berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.