JAKARTA -- Kunjungan kerja Presiden RI Prabowo Subianto di Kerajaan Inggris diharapkan menjadi momentum pengembalian aset manuskrip milik Sultan Hamengkubuwono (HB) II. Trah Sultan HB II juga mendesak Presiden Prabowo segera membentuk Komite Pengembalian Aset Peristiwa Geger Sepehi 1812.
Menurut Fajar Bagoes Poetranto, salah satu Trah HB II yang tergabung dalam Yayasan Vasati Socaning Lokika, lawatan Presiden Prabowo ke Kerajaan Inggris diharapkan bisa melakukan upaya bilateral untuk membawa pulang aset manuskrip milik Sultan HB II dalam Geger Sepehi 1812. Hal itu menjadi sangat penting bagi Indonesia mengingat jasa dan prestasi Sultan HB II yang kini tengah diajukan sebagai pahlawan nasional.
"Ya kita mendesak Presiden Prabowo Subianto segera membentuk Komite Pengembalian Aset Geger Sepehi 1812. Bagi kami, ada harapan besar kepada Pak Prabowo bisa melakukan gebrakan dan mampu memberikan harapan besar bagi bangsa Indonesia," ujar Fajar dalam keterangan tertulisnya kepada awak media, Kamis (21/11/2024).
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Keluarga Trah HB II juga berharap Presiden Prabowo segera membentuk komite independen terkait pengembalian aset dan manuskrip milik Sultan HB II.
"Kita desak agar seluruh aset manuskrip dikembalikan kepada keluarga Sultan HB II dan Presiden Prabowo harus membentuk komite independen dari unsur keluarga Trah Sultan HB II, Keraton Yogykarta, dan Pemerintah Prabowo Subianto," tegas Fajar.
Fajar menambahkan, dari sejarah peristiwa Geger Sapehi 1812, diketahui ribuan manuskrip milik Sultan HB II telah dirampas pihak Inggris.
“Kami meminta Inggris segera mengembalikan aset dan manuskrip milik eyang kami ke pihak keluarga Sri Sultan HB II. Sebelumnya, data kami hanya mencatat ada ratusan manuskrip dan 57 ribu emas yang dijarah Inggris saat peristiwa Geger Sepehi 1812," jelas Fajar.
Fajar juga mengungkapkan ada temuan baru terkait koin perak senilai Rp 8,36 triliun lebih serta harta lainnya mencapai Rp 17 miliar.
Fajar membeberkan, jika dalam Lembaran Negara Jawa, Batavia, Sabtu, 18 Juli 1812, yang dikutip dalam makalah karya Knapman, G & Boonstra, S 2023, 'Penjarahan dan Hadiah di Jawa 1812: Legalitas dan Konsekuensinya bagi Penelitian dan Pengembalian Koleksi Raffles', Seni Kuno dan Hukum, vol. 28, no. 3 tertulis bahwa ada koin perak senilai 500 ribu poundsterling atau pada tahun 2021 nilainya setara dengan 542 juta dolar AS yang juga dijarah oleh Inggris. "Jika dirupiahkan, maka nilai koin perak yang dijarah oleh Inggris mencapai Rp 8,36 triliun."
Tidak hanya itu, dalam tulisan Batavia Ledger' IOR/G/21/46 hal. 1225 tertulis bahwa Inggris juga menjarah harta HB II lainnya senilai 4.493 dolar Spanyol yang jika ditotal akan bernilai 1.150.000 dolar AS pada tahun 2021. Jika dirupiahkan maka nilainya mencapai lebih dari Rp 17 miliar.
Bahkan dalam makalah karya Knapman, G & Boonstra, S 2023 disebutkan bahwa harta dan benda-benda penting milik HB II diduga masuk ke dalam koleksi British Museum, British Library, National Trust, Royal Collection Trust, dan Victoria and Albert Museum, serta Museum India di Kolkata, India.
Fajar menjelaskan, jasa-jasa dan prestasi Sultan HB II dalam berbagai bidang semasa hidupnya (1750–1828) banyak tertuang dalam berbagai bukti dan tulisan mengenai peran Sultan HB II. Pada masanya, Sultan HB II banyak berjasa di bidang pemerintahan, artefak di Jogja, keprajuritan, dan lainnya. Berdasarkan hal itu, Trah keturunan HB II pun lantas mendaftarkan gelar pahlawan nasional bagi Sultan HB II pada bulan depan.
"Di eranya Sultan HB II solid dalam memperjuangkan rakyatnya dari para penjajah. Kalau membuka naskah lama akan banyak sekali mutiara serat yang didapat dari beliau," ungkap Fajar.
Tak hanya itu, Sultan HB II menghasilan legacy dalam berbagai bentuk seperti Bangunan Benteng Baluwarti, Pesanggrahan Rejawinangun, Cendanasari, dan Gua Siluman, hingga banyak manuskrip lain yang tersimpan di keraton.
Fajar menyampaikan pihak keluarga sangat mengharapkan gelar pahlawan nasional bisa disandang oleh HB II. Hal itu dinilai dari banyaknya jasa HB II. Pengajuan Sultan HB II sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan sejak 2006 lalu.
"Kami juga berharap Presiden Prabowo dapat menjadikan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional. Ini harus menjadi agenda besar dalam pemerintahan Prabowo, mengingat ia juga merupakan keturunan Sultan HB II,” kata Fajar menandaskan.