Jimmys Sullivan
Agama | 2025-03-31 14:29:54

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, umat Islam di seluruh Indonesia mengumandangkan takbir sebagai bentuk syukur atas selesainya bulan Ramadan. Tradisi takbiran ini berlangsung di masjid, mushala, hingga jalan-jalan utama di berbagai kota.
Makna Takbir Idul Fitri
Takbir Idul Fitri merupakan ungkapan kebesaran Allah yang dikumandangkan sejak malam 1 Syawal hingga sebelum pelaksanaan Salat Id.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar wa lillahil hamd"
menggema sebagai simbol kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.
Tradisi Takbiran di Berbagai Daerah
Di Indonesia, takbiran dilakukan dengan berbagai cara:
- Takbir di Masjid – Jamaah berkumpul untuk melantunkan takbir secara bersama-sama.
- Takbir Keliling – Konvoi kendaraan atau berjalan kaki sambil membawa obor dan bedug menjadi tradisi di beberapa daerah.
- Takbir Virtual – Seiring perkembangan teknologi, kini takbiran juga dilakukan melalui siaran televisi dan media sosial.
Pengamanan dan Imbauan Pemerintah
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, aparat kepolisian di berbagai wilayah mengimbau masyarakat agar tetap tertib saat takbiran. Beberapa daerah bahkan membatasi takbir keliling demi menghindari kemacetan dan potensi kecelakaan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.