ASDP Dorong Konektivitas dan Pemerataan Ekonomi Nasional

12 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Shelvy Arifin, mengatakan perusahaan terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung konektivitas nasional dengan menghadirkan layanan penyeberangan yang andal, efisien, dan berstandar prima guna mendukung kelancaran distribusi logistik antarwilayah di Indonesia.

Sebagai BUMN transportasi yang menghubungkan pulau-pulau Nusantara, ASDP berkomitmen menghadirkan solusi logistik yang mendorong efisiensi biaya dan pemerataan pembangunan. “Dengan jaringan luas yang mencakup 36 pelabuhan dan lebih dari 226 kapal aktif yang melayani 309 lintasan penyeberangan, ASDP menjadi penggerak penting roda logistik nasional,” ujar Shelvy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Shelvy menjelaskan, ASDP melayani sekitar 70 persen rute lintasan perintis yang menyentuh wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta menghadirkan akses logistik yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri. Peran ASDP, lanjutnya, tidak hanya berfokus pada layanan penumpang, tetapi juga sebagai simpul penting dalam rantai pasok nasional.

“ASDP hadir sebagai penghubung utama antarwilayah melalui layanan kapal feri yang terukur dan terintegrasi. Kami memastikan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan tetap menjadi prioritas dalam setiap proses layanan, termasuk sektor logistik,” ucapnya.

Salah satu kontribusi ASDP dalam memperkuat pasok logistik dan mendukung perekonomian daerah, menurut Shelvy, adalah melalui kehadiran Pelabuhan Bajoe dan Kolaka sebagai penghubung Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Jalur distribusi ini menjadi lebih singkat, efisien dari segi waktu dan biaya, sehingga memperluas kesejahteraan masyarakat.

“Diperkuat dengan penerapan e-ticketing Ferizy sejak 2024, pengguna jasa dapat memastikan jadwal keberangkatan kapal sehingga kesegaran komoditas yang dibawa tetap terjaga,” lanjutnya.

Ia menambahkan, mayoritas kapal yang melayani lintasan tersebut mengangkut komoditas perikanan dari dan ke Pelabuhan Bajoe, seperti ikan layang segar, udang vaname, dan jenis ikan segar lainnya. Sementara itu, komoditas unggulan dari Kabupaten Kolaka didominasi sektor perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, kopi, kelapa, cengkeh, jambu mete, dan lada. Subsektor pertanian menyumbang jagung dan ubi kayu sebagai komoditas andalan.

Adapun waktu maksimal pelayanan check-in di lintasan Bajoe-Kolaka berlangsung setiap pukul 09.00, 12.30, dan 16.30 WITA dengan jarak tempuh sekitar 138 kilometer. Pengguna jasa diimbau tiba di pelabuhan minimal 1 jam 30 menit sebelum jadwal keberangkatan dan sudah dapat masuk dua jam sebelum waktu pelayanan ditutup. Pemesanan tiket juga dapat dilakukan sejak 60 hari sebelum keberangkatan agar perjalanan dapat direncanakan lebih matang.

“Kemudian, baru-baru ini ASDP juga telah meresmikan KMP Jatra II untuk melayani pelayaran lintas Gunungsitoli di Pulau Nias dan Sibolga di Pulau Sumatera,” ungkap Shelvy.

Lintasan ini, menurut dia, menjadi salah satu rute vital dalam mendukung distribusi barang dan jasa antarwilayah di Sumatra Utara. Kehadiran ASDP diharapkan mempercepat mobilitas masyarakat serta menurunkan biaya distribusi barang kebutuhan pokok.

Shelvy menyampaikan ASDP terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan armada, termasuk revitalisasi pelabuhan, peremajaan kapal, pengembangan dermaga, serta optimalisasi layanan parkir dan area bongkar muat.

“Seluruh peningkatan ini dijalankan dengan standar layanan yang seragam di seluruh lintasan guna menciptakan pengalaman logistik yang konsisten dan terpercaya,” ujarnya.

Dalam memastikan keberlangsungan layanan logistik yang terintegrasi, ASDP menjalin sinergi aktif dengan regulator, pemerintah daerah, serta asosiasi dan pelaku industri. Langkah ini ditempuh untuk menciptakan ekosistem transportasi feri yang memiliki daya saing tinggi, sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam menekan biaya logistik nasional.

“ASDP tidak hanya menghubungkan pelabuhan, tetapi menjembatani harapan masyarakat akan akses yang setara terhadap barang kebutuhan pokok dan komoditas penting. Layanan feri yang berkualitas akan mendorong pemerataan ekonomi, membuka akses pasar, dan menjadi fondasi utama pembangunan yang inklusif,” kata Shelvy.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |