Bahaya Laten Syirik

2 weeks ago 23

Image Yona Mardiona

Agama | 2025-02-24 08:01:04

Ada satu bahaya yang selalu mengintai kita. Yaitu syirik.

Kata "syirik" (شِرْكٌ) berasal dari kata 'syarika' (شَرِكَ) yang berarti: berserikat, bersekutu, bersama atau berkongsi. Maka, menyekutukan Allah disebut Syirik. Yaitu ada "tuhan" lain yang dipatuhi selain Allah. Ini bertentangan dengan tauhid.

Tauhid adalah memahatunggalkan Allah. Tiada tuhan selain Allah. Bertauhid kepada Allah adalah mutlak. Sedang menyekutukan Allah adalah dosa terbesar yang tidak termaafkan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : "Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 65)

Seorang muslim, sekalipun dia seorang ahli agama kalau dia berbuat syirik. Semua amalannya akan terhapus.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa' 48)

Rasulullah ﷺ bersabda, "Barang siapa yang berjumpa dengan Allah tanpa berbuat syirik kepada-Nya dengan sesuatu apapun, maka ia akan masuk surga. Dan barang siapa yang berjumpa dengan-Nya, namun ia berbuat syirik, maka ia akan masuk neraka." (HR. Muslim 136)

Sebaliknya seorang muslim biasa, bahkan yang pernah mencuri dan berzina, ketika dia tobat bisa masuk surga sejauh dia tidak berbuat syirik.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Baru saja datang kepadaku utusan dari Rabb-ku lalu mengabarkan kepadaku bahwa barang siapa yang mati dari umatku sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun maka dia pasti masuk surga." Aku tanyakan, "Sekalipun dia berzina atau mencuri?" Beliau menjawab, "Ya, sekalipun dia berzina atau mencuri". (HR. Bukhari 1161)

Permasalahannya kita sering tidak sadar atau tidak tahu telah berbuat syirik. Kita sering terbawa arus oleh kebiasaan masyarakat. Bahkan di lingkungan masyarakat yang religius islami. Di sinilah letak bahayanya.

Kebiasaan atau kebudayaan sering menjadi sumber syirik. Bahkan dalam ibadahpun bisa mengandung kesyirikan. Berbuat syirik dalam ibadah, telah diperingatkan dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi ayat 110, yakni : Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Garis bawahi kalimat terakhir "janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya." Jadi dalam beribadahpun punya potensi kesyirikan. Misalnya orang yang bersedekah agar menambah follower di medsos, atau untuk menjaring pemilih dalam pemilu. Sedekahnya bukan demi Allah.

Pergi haji agar mendapat gelar haji. Sehingga dipanggil Pak Haji. Ziarah kubur sering menjadi prosesi kesyirikan. Diantaranya ada yang menjadikan kuburan tempat meminta karomah atau meminta berkah. Padahal hal itu harusnya dimintakan kepada Allah, bukan kepada kuburan.

Ada juga yang melakukan ritual dikuburan serta menghiasi kuburan yang berlebihan. Bahkan ada yang menciumi batu nisan lalu bersujud kekuburan. Sadar tidak sadar mereka telah menjadikan kuburan sebagai berhala.

Bahkan menunda salat tanpa ada hal penting yang menyebabkannya, sudah bisa mendekati kesyirikan, karena tidak memprioritaskan Allah. Bagaimana bila meninggalkan salat? Itu lebih tegas masuk kategori syirik dan kufur!

Rasulullah ﷺ bersabda, "Sungguh, yang memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan salat." (HR. Muslim116, Abu Daud 4056)

Sedangkan kesyirikan dari pengaruh kebudayaan misalnya dari syair atau lirik lagu. Lirik lagu "kau adalah segalanya" yang ditujukan kepada kekasihnya, mengandung kesyirikan. Karena yang segalanya hanya Allah.

Hati-hati dengan lagu. Bisa jadi dalam liriknya terdapat hal yang bisa melunturkan iman, menimbulkan kesyirikan atau kekufuran. Sebaiknya mulai sekarang periksa lirik lagu dengan cermat agar selamat. Ritual "tiup lilin ulang tahun" diawali dengan "make a wish". Kenapa begitu? Mengapa untuk berdoa harus tiup lilin? Apa posisi lilin disini? Pengabul doa kah?

Dalam islam, untuk berdoa dimulai dengan pujian kepada Allah, membaca salawat lalu berdoa dan akhiri dengan Alhamdulillah. Tidak ada dalil sesudah berdoa tiup lilin. Rasulullah ﷺ bersabda, "Bila salah seorang dari kalian berdoa, hendaklah dimulai dengan memuja dan memuji Allah kemudian hendaklah membaca shalawat untuk Nabi ﷺ, setelah itu silakan berdoa sekehendaknya." (HR. Ahmad 22811)

Hati-hati juga mendatangi tempat-tempat wisata yang merupakan tempat ibadah agama lain, dimana disana banyak lambang dan berhala. Memanggil pawang hujan, adalah syirik. Mendatangi dukun, adalah syirik.

Dari Abu Hurairah dan al-Hasan, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Barang siapa mendatangi seorang dukun atau peramal, kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ." (HR. Ahmad 9171)

Melakukan jampi-jampi, jimat, tiwalah adalah syirik. Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (menjadikan seorang wanita mencintai suaminya) adalah bentuk kesyirikan." (HR. Abu Daud 3385)

Menganggap sial karena sesuau (thiyarah) adalah syirik. Rasulullah ﷺ bersabda, "Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, -tiga kali-. Tidaklah di antara kita kecuali beranggapan seperti itu, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal." (HR. Abu Daud 3411)

Hati-hati juga dalam memuji orang apalagi sampai mengkultuskan, memujinya seolah seorang yang sempurna tanpa cela. Karena keadaan ini juga bisa mengarah kepada kesyirikan, baik bagi yang memuji maupun bagi yang dipuji. Ingatlah bahwa "segala puji hanya milik Allah". Hal lain yang bisa memunculkan kemusyrikan adalah karena sebab toleransi yang kebablasan.

Toleransi. Sejatinya adalah hal yang sederhana. Yaitu mempersilahkan setiap agama melakukan ritual masing-masing. "Lakum dinukum waliadin".

Namun dalam kehidupan kita yang majemuk, sikap toleransi ini sering kebablasan. Misalnya dalam memulai pidato seseorang mengucapkan salam berbagai agama. Alasannya toleransi. Padahal kalau disimak artinya bisa menjadi kesyirikan.

Pada hakikatnya semua muslim berpotensi berbuat syirik atau mendekati kesyirikan. Namun ada yang tidak tahu dan tidak mengerti karena sempitnya iman dan ilmu.

Ada yang tahu tapi tidak perduli. Ada yang tahu kemudian menjauhi atau ada yang baru tahu, kemudian bertobat.

Bagi seorang muslim, untuk menjauhi syirik selain harus istiqamah dalam beribadah juga harus terus memupuk ilmu agama pada sumbernya. Yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Kedua, jangan lupa niat. Niatkanlah segala amalan adalah karena Allah semata dan memulai dengan menyebut nama Allah yaitu Bismillahirrahmanirrahim.

Dari Umar bin Khattab dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya ia akan mendapatkan sesuatu yang diniatkannya,..." (HR. Bukhari 1, Muslim 3530)

Solusi lain agar terbebas dari kesyirikan adalah dengan membaca surat Al Kaafiruun sebelum tidur. Rasulullah ﷺ bersabda, "Bacalah 'Qul yaa ayyuhal kaafiruun (Katakanlah, Wahai orang-orang kafir), dan tidurlah setelah membacanya hingga selesai, karena dengan membacanya adalah sebagai sebab pembebas dari perbuatan syirik." (HR. Abu Daud 4396, Tirmidzi 3325).

Wallahu a'lam bishawaab

Bekasi, 25 Sya'ban 1446H

*> Sebagai revisi tulisan terdahulu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |