Home > Kabar Thursday, 30 Oct 2025, 20:12 WIB
Tercatat 1.091 kepala keluarga (KK) atau 3.291 jiwa terdampak. Dengan 9 KK atau 37 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi.
Info grafis dampak bencana di dua kecamatan Kabupaten Sukabumi.dok BPBD Kabupaten SukabumiSUKABUMI--Sebanyak 141 unit rumah di Kecamatan Cisolok dan Cikakak Kabupaten Sukabumi rusak akibat diterjang bencana banjir dan tanah longsor pada Senin (27/10/2025) lalu. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, bencana terjadi di dua kecamatan yang tersebar di 18 desa.
Hingga kini tercatat 1.091 kepala keluarga (KK) atau 3.291 jiwa terdampak. Dengan 9 KK atau 37 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi.
'' Data terakhir rumah rusak akibat bencana di dua kecamatan sebanyak 141 unit,'' ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Daeng Sutisna, Kamis (30/10/2025). Rinciannya, rumah rusak rusak berat sebanyak 50 unit, rusak sedang 52 unit dan rusak ringan 39 unit serta terancam 4 unit dan terendam 577 unit (sekarang sudah surut-red).
Bila dirinci per kecamatan kata Daeng rumah rusak di Mecamatan Cisolok sebanyak 97 unit. Rincianmya rusak berat 40 unit, rusak sedang 25 unit, dan rusak ringan 32 unit dengan korban terdampak 1.013 KK atau 3.123 jiwa.
Sementara di Kecamatan Cikakak rumah rusak sebanyak 44 unit. Rinciannya, rusak berat sebanyak 10 unit, rusak sedang 7 unit, dan rusak ringan 27 unit dengan korban terdampak 69 KK atau 131 jiwa dan korban terancam 1 KK atau 5 jiwa.
Daeng menuturkan, bencana tersebut terjadi pada Senin, 27 Oktober 2025, akibat cuaca ekstrem dan hujan deras berkepanjangan yang mengguyur wilayah Sukabumi. Curah hujan tinggi menyebabkan volume air meningkat drastis, memicu banjir di 43 titik di 15 desa dan longsor di 18 lokasi.
“Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama menyebabkan meluapnya sungai dan terjadinya longsor di sejumlah titik,” ujar Daeng. BPBD Kabupaten Sukabumi saat ini berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat, BNPB, TNI, Polri, serta pemerintah desa untuk melakukan assessment, pendataan kerusakan, dan penyaluran bantuan darurat.
“Fokus tanggap darurat saat ini meliputi penyelamatan korban, penyediaan kebutuhan dasar, layanan kesehatan, perlindungan kelompok rentan, hingga pemulihan sarana dan prasarana,” terang Daeng. Adapun kebutuhan mendesak di lapangan meliputi: makanan siap saji, pakaian layak pakai, perlengkapan bayi dan ibu menyusui, obat-obatan, alat tulis sekolah, kasur, selimut, hingga material bangunan untuk perbaikan rumah dan tanggul. Riga Nurul Iman

7 hours ago
6

































