Demokrasi dalam Bayang-Bayang Otoritarianisme: Tumpang Tindih Kekuasaan yang Merusak

3 days ago 11

Image FIKRI ARRAFIQI NASUTION

Info Terkini | 2025-03-27 23:16:58

Foto Fikri Arrafiqi Nasution

Demokrasi sering dianggap sebagai sistem di pemerintahan yang idealnya menjunjung tinggi kebebasan suatu rakyat, keikutsertaan rakyat dan menjaga keseimbangan suatu wilayah kekuasaan. Sehingga menimbulkan bayang-bayang dan mengancam demokrasi menyebabkan terjadinya otoritarianisme di dalam kekuasaan. Ini terjadi ketika penguasa menggunakan legitimasi dalam demokrasi untuk memperkuat kekuasaan dan mempersempit ruang kebebasan pada rakyat yang mengakibatkan tumpang tindih kekuasaan yang merusak. Dalam sistem demokrasi yang sebenarnya, pemisahan kekuasaan menjadi prinsip utama agar mencegah terjadinya kesewenangan dalam negara demokrasi, Namun dalam prakteknya, seseorang pemimpin di suatu kekuasaan banyak menggunakan demokrasi sebagai alat kepentingan antar golongan atau pribadi.

Ketika pemimpin itu terpilih secara demokrasi dia akan menggunakan kekuasaan dengan cara mengontrol instansi parlemen lalu akan membungkam para oposisi, kemudian dia akan memberi batasan kepada pers dan membatasi kebebasan untuk ranah sipil atau rakyat. Sehingga taktik ini bias menjadi gambaran ketika demokrasi dapat diperalat sebagai otoritarianisme yang akan membuatkan tumpang tindih kekuasaan yang dapat merusak.

Tumpang tindih kekuasaan itu merupakan salah satu penyebab rusaknya demokrasi di suatu structural, ketika suatu lembaga eksekutif dapat mengendalikan lembaga yudikatif dan lembaga legislatif, maka tidak aka nada terjadinya check and balance pada suatu sistem structural. Lembaga parlemen sebagai jembatan penyambung lidah rakyat, yudikatif sebagai lembaga independen yang harus berdiri sendiri justru hanya sebagai alat untuk mencegah lawan politik dan membiarkan pelanggaran hukum oleh penguasa tersebut.

Sebagai contoh dalam penguasa yang otoritarianisme yaitu hukum digunakan selektif mungkin, oposisi di hukum seberat-beratnya dengan kesalahan yang kecil karena tidak sejalan dengan penguasa, sedangkan pendukung penguasa terhindar dari konsekuensi hukum yang ada di hadapannya. Inilah salah satu bentuk efek dari tumpang tindih kekuasaan yang memiliki otoritarianisme dalam berdemokrasi.

Demokrasi terjebak dalam bayang-bayang otoritarianisme rakyat akan menjadi korban utama. Kebebasan rakyat akan terbatas, melakukan kritik kepada penguasa dianggap ancaman dan ketidaksukaan padanya dan ruang diskusi publik akan di sempit kan. Maka rakyat akan hidup didalam ketakutan, perlahan-lahan hak mereka yang harus di penuhi akan hilang dan penguasa tidak memiliki kontrol terhadap pemerintah dimana seharusnya sebagai perwakilan dari rakyat-rakyat yang lain. Demokrasi yang sejati bukan hanya tentang pemilu dan suara mayoritas, tapi tentang keseimbangan kekuasaan, kebebasan sipil, tidak tumpang tindih kekuasaan dan akuntabilitas penguasa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |