Enam Jembatan Putus di Aceh, Kementerian PU Kebut Pemasangan Jembatan Bailey

18 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan pihaknya telah melakukan penanganan jalur Bireuen, Provinsi Aceh, pascabencana banjir dan tanah longsor dengan pengerahan personel serta peralatan berat untuk membuka keterisolasian wilayah. Dody menyebut fokus penanganan berada pada sejumlah titik kritis, termasuk jembatan penghubung yang putus akibat terjangan banjir dengan pemasangan jembatan bailey sebagai akses sementara.

"Akses jalan dan jembatan adalah kunci utama pergerakan logistik, pelayanan darurat, dan pemulihan ekonomi masyarakat. Karena itu, kami bekerja tanpa jeda sejak awal untuk memastikan keterisolasian wilayah bisa ditangani secepat mungkin. Keselamatan masyarakat dan kelancaran mobilitas menjadi prioritas kami,” ujar Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/12/2025).

Berdasarkan data penanganan pascabencana di Provinsi Aceh per 8 Desember 2025, pemulihan jembatan penghubung di ruas strategis Bireuen yang terdampak cukup parah dilakukan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh pada ruas Jalan Kota Bireuen–Batas Bireuen/Aceh Utara. Akses ini sempat terputus akibat runtuhnya satu bentang Jembatan Krueng Tingkeum/Kuta Blang. Sebagai langkah tanggap darurat, telah disiapkan jalur alternatif dengan akses terbatas melalui Jembatan Bailey di Awe Geutah. Saat ini, pemasangan Jembatan Bailey pada jalur alternatif sedang berlangsung dengan target penyelesaian 14 Desember 2025.

"Secara pararel, BPJN Aceh juga melakukan penanganan pada jembatan eksisting Krueng Tingkeum pemasangan Jembatan Bailey," lanjut dia.

Penanganan selanjutnya dilakukan pada ruas Jalan Kota Bireuen–Batas Bireuen/Bener Meriah yang terputus akibat kerusakan pada oprit Jembatan Teupin Mane. Dody mengatakan Kementerian PU tengah melakukan penimbunan oprit dan pemasangan Jembatan Bailey, dengan target penyelesaian 15 Desember 2025.

"Pada Ruas Jalan Batas Bireuen/Bener Meriah–Batas Bener Meriah/Aceh Tengah tercatat ada enam titik jembatan putus serta longsor dan amblas badan jalan. Setelah Jembatan Teupin Mane selesai, penanganan akan dilanjutkan dengan pemasangan jembatan bailey pada titik-titik putus lainnya, dengan target penyelesaian bertahap hingga 30 Desember 2025," ucapnya.

Dody memastikan sebagian besar ruas jalan nasional di Provinsi Aceh saat ini telah kembali fungsional dan dapat dilalui kendaraan setelah penanganan cepat pascabencana. Ruas Banda Aceh–Meureudu kini telah kembali terhubung, sementara ruas Lhokseumawe/Aceh Utara–Kota Langsa sudah dapat dilalui dan masih dalam tahap pembersihan sedimen yang ditargetkan rampung pada 10 Desember 2025.

Ruas Kota Langsa–Kuala Simpang juga telah dibersihkan dengan target penyelesaian 9 Desember 2025. Selanjutnya, ruas Kuala Simpang–Batas Provinsi Sumatera Utara telah dapat dilalui seluruh jenis kendaraan dan bersifat fungsional, dengan pembersihan material lumpur serta kayu yang terus dilakukan.

Selain itu, ruas Simpang Uning (Takengon)–Uwaq–Batas Aceh Tengah/Gayo Lues–Blangkejeren sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan tengah dibuka untuk akses kendaraan roda empat dengan target 15 Desember 2025. Ruas Kota Kutacane–Batas Provinsi Sumatera Utara juga sudah dapat dilalui secara fungsional.

Terakhir, ruas Genting Gerbang–Celala–Batas Aceh Tengah/Nagan Raya telah terhubung untuk kendaraan roda dua, sedangkan akses dari arah Nagan Raya menuju Jembatan Krueng Beutong masih dalam tahap perbaikan dengan target penyelesaian 17 Desember 2025.

"Kementerian PU terus bekerja secara progresif hingga seluruh akses vital di Aceh pulih sepenuhnya, dengan tetap mengutamakan keselamatan, ketepatan teknis, dan kecepatan layanan bagi masyarakat terdampak," kata Dody.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |