Home > Mancanegara Wednesday, 29 Oct 2025, 07:14 WIB
Total ekspor pertahanan Turki pada 2024 mencapai Rp 91,36 triliun, bahkan UAV menyumbang 65 persen pangsa pasar ekspor global.
Presiden Recep Tayyip Erdogan berfoto di depan Tank Altay. Sumber:@RTErdoganANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meresmikan Fasilitas Produksi Tank BMC Ankara dan Kendaraan Lapis Baja Generasi Baru di Distrik Kahramankazan, Ankara, Selasa (28/10/2025). Hal itu menandai tonggak penting dalam industri pertahanan Turki.
Upacara tersebut juga menampilkan pengiriman perdana tank tempur utama (MBT) Altay baru produksi dalam negeri, yang menggarisbawahi meningkatnya kemandirian Turki dalam teknologi militer. Berbicara di acara tersebut, Erdogan menekankan kemajuan pesat negara tersebut dalam produksi pertahanan.
"Kami memenuhi hampir semua kebutuhan pasukan keamanan kami dengan kendaraan dan peralatan pertahanan yang dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri," kata Erdogan dikutip dari Ilkha.com.
Erdogan juga menyoroti skala upaya pertahanan Turki, dengan mencatat Turkisaat ini mengelola lebih dari 1.400 proyek industri pertahanan. Hal itu menjadi sebuah bukti komitmen Turki terhadap inovasi dan kemandirian.
Erdogan juga merayakan posisi global Turki dalam produksi kendaraan udara nirawak (UAV) dan kendaraan udara tempur nirawak (UCAV). "Kami termasuk di antara tiga negara tersukses di dunia dalam bidang UAV dan UCAV."
Dia melnjutkan, Turki saat ini, menempati peringkat ke-11 sebagai eksportir pertahanan terbesar di dunia, dengan produknya menjangkau 180 negara. Pada 2024, UAV Turki bahkan menyumbang 65 persen pangsa pasar ekspor global, memasok 65 dari setiap 100 UAV yang terjual di seluruh dunia. "Kami memperkirakan jumlah ini akan terus meningkat pada tahun 2025," kata Erdoğan, menandakan optimisme akan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Fasilitas Tank BMC di Ankara, dilengkapi untuk memproduksi kendaraan lapis baja canggih, termasuk MBT Altay, yang menawarkan daya tembak, mobilitas, dan sistem perlindungan yang ditingkatkan. Tank itu diharapkan dapat memperkuat kekuatan darat Turki dan menarik pembeli internasional, yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan ekspor.
Laporan terbaru menunjukkan, ekspor pertahanan Turki mencapai 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 91,36 triliun pada 2024, naik dari 4,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 68,1 triliun pada tahun sebelumnya. Angka itu didorong oleh permintaan drone, khususnya Bayraktar TB2 dan Anka, serta kendaraan lapis baja dan sistem angkatan laut.
Industri pertahanan Turki juga telah memperluas jangkauan globalnya melalui kemitraan strategis. Pada 2025, Turki menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan beberapa negara Afrika dan Asia, yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor ke pasar negara berkembang.
Selain itu, kolaborasi yang berkelanjutan dengan negara-negara seperti Qatar dan Ukraina meningkatkan peran Turki sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan pertahanan global. Pembukaan fasilitas BMC dan pengiriman Tank Altay Baru menandai momen penting bagi sektor pertahanan Turki, yang memperkuat ambisinya untuk menjadi pemimpin global dalam teknologi militer sekaligus memenuhi kebutuhan angkatan bersenjatanya dengan peralatan mutakhir produksi dalam negeri.
Eagle flies alone...

3 hours ago
3





























