
JAKARTA -- Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris mendukung penuh gagasan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk meluncurkan program beasiswa dengan model mirip Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dirinya berharap program ini dapat terealisasi karena akan berdampak besar untuk memastikan visi Jakarta sebagai kota global terwujud.
“Jika dijalankan dengan visi, keberpihakan, dan dukungan penuh dari semua pemangku kepentingan, terutama DPRD, LPDP versi Jakarta ini ini akan menjadi motor lahirnya generasi emas Jakarta yang siap bersaing di panggung dunia. Bagi saya, gagasan Gubernur Pramono ini terobosan yang brilian," ujar Fahira Idris di baru-baru ini.
Menurut Senator Jakarta ini, bantuan dana pendidikan semacam LPDP versi Jakarta akan memberi dampak besar, salah satunya kualitas sumber daya manusia Jakarta akan meningkat tajam. Mahasiswa yang berhasil menempuh pendidikan tinggi, terutama di universitas terkemuka, akan membawa pulang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan jejaring global yang sangat dibutuhkan kota metropolitan. Selain itu, Jakarta akan semakin kompetitif di tingkat regional maupun global, karena mampu menghadirkan pemimpin-pemimpin baru yang berpikir visioner dan memiliki standar internasional.
“Warga Jakarta akan ikut merasakan efek inspiratif dari keberhasilan penerima beasiswa. Kisah mereka akan menjadi teladan bagi generasi muda Jakarta lainnya bahwa kerja keras, ditopang kesempatan yang adil, dapat mengubah nasib keluarga dan bahkan membangun kotanya tercinta.,” ungkap Fahira Idris.
Pengalaman China, lanjut Fahira Idris, bisa dijadikan acuan. Sejak 1980-an, pemerintah China gencar mengirim mahasiswa terbaik ke luar negeri melalui program beasiswa nasional. Hasilnya nyata, yaitu kepulangan para lulusan tersebut membawa ilmu pengetahuan, teknologi, serta jejaring global yang mempercepat industrialisasi dan modernisasi ekonomi China. Saat ini, China mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia, salah satunya berkat investasi besar di bidang pendidikan.
Oleh karena itu, setidaknya ada empat strategi yang patut mendapat perhatian agar program LPDP versi Jakarta ini memberi dampak jangka panjang. Pertama, seleksi berbasis prestasi dan keberpihakan sosial. Program ini sebaiknya tidak hanya mencari mahasiswa paling pintar, tetapi juga memberi ruang luas bagi anak-anak dari keluarga kurang beruntung. Dengan begitu, program ini benar-benar menjadi instrumen mobilitas sosial, bukan sekadar fasilitas bagi mereka yang sudah mapan.
Kedua, membangun jejaring global yang terarah. Penerima beasiswa perlu diarahkan agar menempuh pendidikan di universitas atau pusat riset yang memiliki reputasi internasional. Hal ini akan menjamin bahwa ilmu dan pengalaman yang mereka bawa pulang adalah yang paling relevan dengan kebutuhan Jakarta ke depan.
Ketiga, menjamin kontribusi balik bagi Jakarta. Program ini sebaiknya tidak berhenti pada pemberian beasiswa. Pemprov DKI Jakarta dapat menyiapkan skema agar lulusan kembali dan mengabdi, misalnya dengan memberi peluang mendirikan startup, membuka jalur riset dengan pendanaan besar, atau menempatkan mereka di posisi strategis di birokrasi, industri, dan sektor publik.
Keempat, membangun ekosistem alumni yang kuat. Para penerima beasiswa ini perlu difasilitasi agar membentuk jejaring alumni yang berfungsi sebagai komunitas pengetahuan, pusat mentoring, dan wadah kolaborasi lintas sektor. Jejaring ini akan menjadi modal sosial berharga yang terus memberi manfaat bagi Jakarta bahkan untuk puluhan tahun ke depan.
“Semoga inisiatif ini tidak hanya membuka jalan bagi generasi muda Jakarta untuk menggapai pendidikan terbaik, tetapi juga memastikan mereka kembali dan berkontribusi nyata bagi kemajuan kota serta kesejahteraan warganya,” pungkas Fahira Idris.