Home > Gaya Hidup Wednesday, 09 Jul 2025, 06:42 WIB
FIA ingin F1 gunakan mesin V8 lebih murah mulai 2029

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- FIA Presiden Mohammed Ben Sulayem menegaskan kembali dukungannya agar Formula 1 segera beralih ke mesin V8 yang jauh lebih murah, menargetkan perubahan itu bisa terjadi pada musim 2029.
Diktuip dari Motorsport, Dalam sesi wawancara dengan jurnalis Fleet Street pada akhir pekan Grand Prix Inggris di Silverstone, Ben Sulayem menyampaikan kekhawatirannya terhadap biaya pengembangan mesin saat ini yang dianggap terlalu mahal dan kompleks.
"To us, the V8 is happening," kata Ben Sulayem. "Dengan tim-tim sekarang, saya sangat optimistis dan senang tentang itu. FOM mendukung, tim-tim menyadari ini adalah langkah yang tepat."
Menurut Ben Sulayem, mesin generasi baru F1 yang diperkenalkan pada 2026 akan tetap digunakan beberapa musim, tapi ia ingin pengganti yang lebih sederhana dan murah hadir secepat mungkin. FIA menilai transisi ke formula V8 yang lebih sederhana dan ringan dapat mengurangi biaya pengembangan mesin hingga lebih dari 50 persen.
Ia menyoroti biaya riset dan pengembangan (R&D) yang disebut telah mencapai sekitar 200 juta dolar AS, sementara harga satu mesin bisa berada di kisaran 1,8 hingga 2,1 juta dolar AS. Dengan format V8 yang lebih sederhana, diharapkan biaya tersebut turun drastis.Dok. RaceCar
"Kita harus melakukannya segera. Dibutuhkan tiga tahun persiapan, jadi mudah-mudahan pada 2029 kita sudah punya sesuatu," tambah Ben Sulayem. "Tetapi bahan bakar juga mahal, dan kita harus hati-hati soal itu. Transmisi juga mahal."
Meski demikian, ia menegaskan perubahan ke V8 harus tetap mempertahankan unsur elektrifikasi dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan. Pada pertemuan dengan para pabrikan di Bahrain awal musim ini, FIA dan para pemasok mesin sepakat bahwa elektrifikasi harus tetap menjadi bagian dari regulasi mesin masa depan.
Hanya saja, Ben Sulayem melihat solusi hybrid yang lebih sederhana dan lebih ringan bisa menjadi jawabannya. Selain menurunkan biaya produksi, desain mesin yang lebih ringan diharapkan bisa membantu F1 menurunkan bobot minimum mobil, salah satu isu besar di era modern.
"Banyak pabrikan memproduksi V8 untuk mobil jalan raya mereka, jadi secara komersial juga masuk akal," ujarnya. "Target kita adalah lebih dari 50 persen penghematan di semua aspek."
Sejauh ini belum ada diskusi formal lanjutan tentang peraturan mesin pasca-2026, karena keputusan apa pun harus mendapat persetujuan FIA, Formula One Management (FOM), serta dukungan supermayoritas dari para pabrikan. Namun sinyal kuat dari FIA ini menunjukkan potensi arah baru F1 menuju teknologi mesin yang lebih murah, lebih sederhana, tapi tetap berkelanjutan.