REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK — Pemerintah mulai membangun pabrik NPK nitrat pertama di Indonesia untuk menekan ketergantungan impor pupuk. Produksi dalam negeri diharapkan menurunkan biaya produksi pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, pabrik berkapasitas 100 ribu ton per tahun itu ditargetkan mulai beroperasi pada 2027. Pabrik tersebut dibangun oleh PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat.
“Kita mengganti pabrik yang sudah tua karena sudah tidak efisien. Sehingga kita harapkan selain produktivitasnya meningkat, namun juga dari sisi ongkos produksinya bisa kita tekan, selain itu diharapkan ini bisa mensubtitusi impor pupuk,” kata Sudaryono usai peletakan batu pertama pembangunan pabrik, Selasa (23/12/2025), berdasarkan siaran pers pada Rabu (24/12/2025).
Sudaryono menjelaskan, pembangunan pabrik NPK nitrat tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga 2029. Langkah itu, menurut Sudaryono, diselaraskan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo Subiantoyang menempatkan sektor pangan dan pertanian sebagai prioritas.
”Ini bagian dari 7 pabrik yang kita bangun sampai dengan tahun 2029. Sehingga ini menambah kapasitas kita dalam kaitannya menyongsong visi dari Presiden kita yang menempatkan pangan dan pertanian, sektor pertanian, menjadi program prioritas. Sehingga kebutuhan pupuk harus selaras dengan tuntutan program yang akan dijalanan oleh pemerintah,” ujarnya.
Selain penambahan kapasitas produksi, pemerintah juga melakukan pembenahan tata kelola pupuk, termasuk penyederhanaan distribusi dan penyesuaian harga. Salah satu kebijakan yang berjalan adalah diskon harga pupuk subsidi sebesar 20 persen.
”Sejauh ini Pupuk Indonesia telah mencatatkan prestasi yang baik. Pertama, pupuknya dipenuhi. Kedua, distribusinya disederhanakan untuk memastikan semua petani yang punya hak untuk mengambil pupuk subsidi tidak ada masalah. Ketiga, Bapak Presiden memutuskan untuk diskon harga pupuk subsidi 20 persen dari harga sebelummya,” kata Sudaryono.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan, Indonesia saat ini masih mengimpor sekitar 450 ribu ton NPK Nitrat per tahun. Kehadiran pabrik baru dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun dinilai menjadi langkah awal untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
“Apa yang kita bangun ini akan menjadi landasan sejarah baru pembangunan industri pupuk dan pertanian secara keseluruhan. Selama ini Indonesia mengimpor NPK Nitrat 450 ribu ton. Hari ini kita bangun dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun di Pupuk Kujang,” ujar Rahmad.
Rahmad menambahkan, investasi pembangunan pabrik tersebut mencapai sekitar Rp550–600 miliar. Selain substitusi impor, pabrik ini ditujukan untuk menurunkan harga pupuk NPK Nitrat agar lebih terjangkau bagi petani.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai ketersediaan pupuk yang memadai menjadi faktor penting bagi produktivitas pertanian. Ia juga mendorong pengembangan pupuk organik sebagai bagian dari praktik pertanian berkelanjutan.
“Mudah-mudahan Pupuk Indonesia bisa terus memproduksi kepentingan pupuk yang bisa mendorong produktivitas dengan menumbuhkan kembali unsur-unsur hara dan mikroorganisme di sawah-sawah masyarakat,” kata Dedi.

1 day ago
14




































