REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah nggak sih kamu nongkrong di coffee shop daerah Canggu atau Prawirotaman, terus isinya bule-bule sibuk menatap layar laptop sambil sesekali menyeruput iced americano? Pemandangan itu sekarang sudah jadi makanan sehari-hari.
Fenomena ini bukti nyata kalau Indonesia surga pekerja remote bukan sekadar klaim kosong marketing negara. Gelombang kedatangan para pekerja jarak jauh ini membawa dampak yang gila-gilaan bagi ekonomi lokal.
Namun, di balik cuan devisa yang masuk, ada tantangan besar yang menganga. Industri hospitality kita dipaksa naik kelas dalam waktu singkat. Inilah yang membuat karier lulusan pariwisata dan perhotelan di era pekerja remote menjadi sangat krusial dan, jujur saja, makin bergengsi.
Pariwisata Indonesia dan Serangan Digital Nomad
Data berbicara lebih jujur daripada janji politisi. Berdasarkan laporan terbaru, Indonesia sukses masuk jajaran 10 besar destinasi digital nomad terbaik di dunia. Kamu bisa cek sendiri faktanya di internet, betapa negara kita ini jadi primadona karena biaya hidup yang terjangkau, budaya yang ramah, dan tentu saja alam yang eksotis.
Namun, pariwisata Indonesia sekarang nggak bisa lagi cuma mengandalkan senyum ramah dan pemandangan sawah. Para digital nomad ini beda dengan turis biasa yang datang cuma buat hura-hura seminggu terus pulang.
Mereka tinggal berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Tuntutan mereka lebih kompleks: internet harus kencang, tempat tinggal harus nyaman buat kerja (ergonomis), dan pelayanan harus berstandar internasional.
Peluang Kerja Pariwisata dan Prospek Kerja Perhotelan yang Makin Seksi
Di sinilah letak pergeseran pasarnya. Hotel-hotel konvensional mulai berubah wujud menjadi co-living spaces. Lobi hotel yang dulu sepi kini disulap jadi co-working space yang dinamis. Perubahan tren pekerja remote global ini memaksa industri untuk berbenah total.
Imbasnya? Peluang kerja pariwisata dan prospek kerja perhotelan meledak, tapi dengan catatan. Industri nggak lagi butuh sekadar resepsionis yang bisa bilang "Good Morning".
Mereka butuh manajer operasional yang paham budaya kerja global, travel consultant yang bisa merancang itinerary untuk workation (work and vacation), hingga staf hotel yang tech-savvy.
Industri butuh lulusan pariwisata siap kerja yang punya mental baja dan skill dewa. Kalau SDM-nya masih modal nekat dan bahasa Inggris "Yes No" doang, jangan harap tamu-tamu internasional itu bakal balik lagi. Mereka butuh pengalaman, bukan sekadar tempat tidur.
Jangan Salah Pilih Kampus, Standar Global Itu Wajib!
Masalahnya, mencetak SDM berkualitas itu nggak bisa instan kayak bikin mi rebus. Kamu butuh kawah candradimuka yang tepat. Kalau kamu mau terjun ke industri yang "basah" ini, pastikan kamu kuliah di tempat yang kurikulumnya sudah diakui.
Rekomendasi paling valid saat ini Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI). Kampus yang terkenal dengan julukan Kampus Digital Kreatif ini nggak main-main soal kualitas. Institusinya sudah terakreditasi UNGGUL. Ingat ya, Unggul itu level tertinggi, jadi kualitasnya nggak perlu diperdebatkan lagi.
Kenapa harus UBSI? Karena kurikulum di Program Studi Pariwisata dan Perhotelan UBSI sudah disesuaikan dengan standar global. Mahasiswanya nggak cuma diajari teori di kelas, tapi dilatih untuk berpikir kreatif dan adaptif menghadapi tamu asing.
Mereka dicetak untuk menjadi profesional yang mampu bersaing, bukan cuma jadi penonton di negeri sendiri.
Siap Jadi Pemain Utama di Pariwisata Berkelanjutan?
Era pariwisata berkelanjutan dan digitalisasi sudah di depan mata. Jangan sampai Indonesia cuma jadi penonton yang lahannya dinikmati orang asing. Kita butuh tenaga ahli dari anak bangsa sendiri.
Buat kamu yang berdomisili di kota besar atau yang pengen merantau cari ilmu, kabar baiknya Program Studi Pariwisata dan Perhotelan UBSI ini dibuka di dua lokasi strategis, yakni di kampus Jakarta dan kampus Yogyakarta. Dua kota ini adalah pusatnya pergerakan pariwisata di Jawa.
Jadi, tunggu apa lagi? Ambil peranmu sekarang. Bergabunglah menjadi mahasiswa UBSI dan jadilah profesional yang dicari dunia. Masa depan pariwisata Indonesia ada di tanganmu, bukan di tangan orang lain. Daftar sekarang juga!

2 hours ago
6






























