NAYPYIDAW – Gempa bumi dahsyat yang melanda wilayah Myanmar dan Thailand pada Jumat dikhawatirkan merenggut nyawa ribuan orang. Hal ini berdasarkan analisis dari Survei Geologi Amerika Serikat.
“Kami memerkirakan jumlah korban jiwa bisa mencapai ribuan, meski tentu harapannya korban jiwa lebih sedikit” ujar Dara Goldberg dari Survei Geologi AS menjelaskan kepada Deutsch Welle, Jumat. Ia juga memperingatkan kemungkinan terjadinya gempa susulan dalam beberapa hari mendatang.
Ia menerangkan, pihaknya melakukan perkiraan atas korban jiwa dan dampak ekonominya berdasarkan lokasi pusat gempa bumi serta kedalamannya. Menurutnya gempa bumi dangkal seperti yang terjadi Jumat lalu memiliki dampak yang lebih besar terhadap struktur di permukaan.
“Kami juga menghitung pusat populasi di sekitar pusat gempa serta tipe struktur bangunan di sekitar pusat gempa. Jadi secara keseluruhan di wilayah ini masyarakat hidup di bangunan yang lebih rapuh terhadap guncangan gempa.”
Sejauh ini, korban jiwa akibat gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar dan negara tetangga Thailand terus bertambah. Hingga Jumat malam tercatat setidaknya 144 orang tewas di Myanmar, dan 10 orang tewas di ibu kota Thailand.
Jumlah korban jiwa, cedera, dan kehancuran belum diketahui secara pasti – khususnya di Myanmar. Negara ini terlibat dalam perang saudara, dan informasi dikontrol dengan ketat. “Jumlah korban tewas dan cedera diperkirakan akan meningkat,” kata kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Di Thailand, pemerintah kota Bangkok mengatakan 10 orang tewas, 16 luka-luka dan 101 hilang akibat tiga lokasi konstruksi, termasuk gedung bertingkat.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter terjadi pada tengah hari, dengan pusat gempa di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar. Gempa susulan terjadi, salah satunya berkekuatan 6,4 SR. Foto-foto dari ibu kota Myanmar, Naypyidaw, menunjukkan tim penyelamat menarik korban dari reruntuhan beberapa bangunan yang digunakan untuk menampung pegawai negeri.
Pemerintah Myanmar mengatakan permintaan darah sangat tinggi di daerah-daerah yang paling terkena dampaknya. Di negara di mana pemerintahan sebelumnya terkadang lamban dalam menerima bantuan asing, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar siap menerima bantuan.
Di PBB, Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mengatakan badan dunia tersebut sedang melakukan mobilisasi untuk menanggapi permohonan bantuan internasional dari Myanmar.
Namun seiring beredarnya gambar jalan yang rusak dan retak, jembatan yang runtuh, dan bendungan yang jebol, muncul kekhawatiran tentang bagaimana tim penyelamat bisa menjangkau beberapa daerah di negara yang sudah mengalami krisis kemanusiaan.
“Kami khawatir mungkin perlu waktu berminggu-minggu sebelum kami memahami sepenuhnya kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi ini,” kata Mohammed Riyas, direktur Komite Penyelamatan Internasional di Myanmar.
Media Myanmar The Irrawaddy melansir, bencana ini menyebabkan kerusakan besar di wilayah Magwe, Bago dan Naypyitaw serta Negara Bagian Shan, di mana beberapa bangunan, jalan, dan jembatan dilaporkan runtuh.
Masjid Shwe Bhone Shan di kota Mandalay dan masjid Kan Taw di kota Taungoo, Wilayah Bago; keduanya runtuh saat shalat Jumat, menewaskan sedikitnya 34 orang. Enam anak dipastikan tewas ketika upaya penyelamatan berlanjut di sebuah biara Buddha di Taungoo, tempat para pengungsi berlindung, menurut tim penyelamat.
Beberapa markas militer dan gedung parlemen diduga runtuh di Naypyitaw. Mantan kapten tentara Zin Yaw mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa kerusakan parah telah dilaporkan di markas militer di ibu kota.
Sumber junta mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa banyak korban cedera militer telah dilaporkan. Ia mengatakan menara pengatur lalu lintas udara di Bandara Internasional Naypyitaw ambruk sehingga menewaskan seluruh tim ATC.
Media itu mengutip seorang dokter yang mengatakan sekitar 20 orang tewas di sebuah rumah sakit besar di Naypyitaw. Orang-orang hilang di Hotel Aungban yang runtuh di kota Aungban yang berdekatan dengan tujuan wisata kota Kalaw di negara bagian Shan selatan, menurut penduduk.
Sedangkan Bangkok Post melaporkan, sebanyak 81 orang diketahui terjebak di reruntuhan proyek gedung bertingkat di Bangkan dengan tiga orang dipastikan tewas, kata Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai pada Jumat sore.
Pusat Narenthorn di Institut Nasional untuk Pengobatan Darurat melaporkan pada Jumat petang bahwa total 68 orang terluka, lima di antaranya kritis. Mereka dikirim ke tujuh rumah sakit di daerah tersebut. Sebuah laporan menyebutkan ada sekitar 400 orang yang bekerja di lokasi konstruksi, baik pekerja Thailand maupun asing. Korban luka diangkut ke rumah sakit terdekat di Bangkok.
Gedung tersebut, yang terletak di Jalan Kamphaeng Phet, sedang dibangun untuk Kantor Audit Negara, kata Wakil Auditor Jenderal Sutthipong Boonnithi, yang hadir di lokasi kejadian. Pekerjaan pembangunan gedung ini dimulai pada tahun 2020 dan pekerjaan telah selesai 30 persen. Konstruksinya telah mencapai lantai tertinggi.