Limau Baronggeh, Tradisi Silaturahmi Antar Suku di Sungai Pisang Sumbar

2 weeks ago 26

Sejumlah perempuan menjunjung dulang di kepala mereka yang berisi air perasan limau saat mengikuti tradisi Limau Baronggeh di Sungai Pisang, Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/2/2025). Limau Baronggeh yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia itu merupakan tradisi silaturahmi antar suku di Sungai Pisang menyambut bulan Ramadhan 1446 Hijiryah, yakni dengan bersama-sama mengarak dulang yang dihias kemudian menyeka wajah dengan air perasan limau dan bedak sebagai simbol menyucikan diri. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sejumlah warga mengangkat dulang saat digelarnya tradisi Limau Baronggeh, di Sungai Pisang, Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/2/2025). Limau Baronggeh yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia itu merupakan tradisi silaturahmi antar suku di Sungai Pisang menyambut bulan Ramadhan 1446 Hijiryah, yakni dengan bersama-sama mengarak dulang yang dihias kemudian menyeka wajah dengan air perasan limau dan bedak sebagai simbol menyucikan diri. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Foto udara warga berarak-arak saat digelarnya tradisi Limau Baronggeh di Sungai Pisang, Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/2/2025). Limau Baronggeh yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia itu merupakan tradisi silaturahmi antar suku di Sungai Pisang menyambut bulan Ramadhan 1446 Hijiryah, yakni dengan bersama-sama mengarak dulang yang dihias kemudian menyeka wajah dengan air perasan limau dan bedak sebagai simbol menyucikan diri. (FOTO : ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejumlah perempuan menjunjung dulang di kepala mereka yang berisi air perasan limau saat mengikuti tradisi Limau Baronggeh di Sungai Pisang, Padang, Sumatera Barat, Kamis (27/2/2025).

Limau Baronggeh yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia itu merupakan tradisi silaturahmi antar suku di Sungai Pisang menyambut bulan Ramadhan 1446 Hijiryah, yakni dengan bersama-sama mengarak dulang yang dihias kemudian menyeka wajah dengan air perasan limau dan bedak sebagai simbol menyucikan diri.

sumber : Antara Foto

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |