REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah dorongan besar Indonesia percepat hilirisasi, generasi muda harus tampil paling depan untuk menentukan arah kebijakan energi. Sebab, hilirisasi tidak hanya perkara menumbuhkan ekonomi dan industri, tetapi juga soal menjaga planet dan masa depan kehidupan generasi mendatang.
Keterlibatan anak muda menjadi krusial karena merekalah yang akan hidup paling lama dengan konsekuensi dari setiap kebijakan energi yang diputuskan hari ini. Untuk itu, Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menggelar Rembuk Energi & Hilirisasi 2025 di Pos Bloc Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Forum ini bertujuan mendekatkan isu hilirisasi dan transisi energi kepada generasi muda melalui pendekatan kreatif, kolaboratif, dan inklusif. Mengusung tema “Energi yang Kuat adalah Energi yang Menjaga Bumi”, forum ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembangunan energi dan keberlanjutan lingkungan.
Sekjen Inisiatif Daulat Energi (IDE), Rio Anggara, mengatakan forum ini dirancang untuk menghadirkan pemahaman komprehensif mengenai peran strategis mineral, industri pengolahan, serta hubungan antara ketahanan energi dan ekologi.
“Rembuk ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah, industri, akademisi, komunitas kreatif, hingga publik, untuk mendorong nilai tambah yang tetap berpihak pada lingkungan dan manfaat sosial,” ujarnya.
Acara akan dibuka dengan keynote speech Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, kemudian dilanjutkan sambutan COO Danantara, Dony Oskaria. Salah satu rangkaian utama adalah Panel II bertajuk “Energi dan Hilirisasi, Kita Bisa Tap In di Mana? Dimensi Ekologi dalam Agenda Ketahanan Energi dan Hilirisasi.” yang akan membahas kebutuhan mendesak agar percepatan hilirisasi tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga daya dukung lingkungan.
Panel menghadirkan sejumlah narasumber:
• Riza Azyumarridha Azra, CEO Rumah Mocaf – membahas dimensi sosial dalam ketahanan energi dan hilirisasi.
• Ridha Saleh, Anggota Satgas Hilirisasi – menekankan prinsip keberlanjutan dan keadilan ekologis.
• Melliza Xaviera Putri, Puteri Indonesia Lingkungan 2025 – menyampaikan peran generasi muda dalam transisi energi hijau.
• Arsal Ismail, Dirut PT Bukit Asam Tbk. – menjelaskan transformasi BUMN energi menuju industri rendah emisi.
• Fadhil Hasan, Anggota Dewan Energi Nasional – menguraikan arah kebijakan menuju Net Zero Emission (NZE).
Para panelis menegaskan bahwa hilirisasi energi dan mineral harus berpijak pada prinsip rendah emisi, ESG, serta penguatan circular economy. Generasi muda juga didorong terlibat aktif dalam inovasi hijau dan aksi lingkungan.
Advisor Committee IDE, Arief Rosyid, mengapresiasi langkah Satgas Hilirisasi merangkul generasi muda. “Saya baru menyelesaikan P3N di Lemhannas dan banyak mendapat materi tentang bagaimana ketahanan energi berkaitan langsung dengan kemandirian bangsa,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya penyederhanaan gagasan pemerintah agar mudah dipahami publik muda. Satgas Hilirisasi berharap forum ini melahirkan gagasan implementatif bagi ekosistem hilirisasi rendah emisi, memperluas pemahaman publik tentang hubungan energi dan ekologi, serta menginspirasi aksi hijau yang dapat digerakkan komunitas muda.

14 hours ago
6






































