Novel Belenggu: Transisi Pemikiran Kolot ke Modern dalam Wujud Perempuan

6 hours ago 4

Image Ariska Avrillyani

Sastra | 2025-05-25 09:08:50

Gambar perempuan yang merasa bebas (Sumber: Pexels)

Novel Belenggu ditunggangi oleh Armijn Pane, menjadi sastra yang tak pernah padam sampai saat ini. Kajian artikel yang meluas membahas segala aspek, terutama feminisme. Mulanya, Belenggu sempat mendapat kritik dari masyarakat, karena dianggap “vulgar” bahkan penerbitannya sempat ditolak oleh Balai Pustaka. Alasan ditolaknya oleh penerbitan bergengsi itu dinyatakannya novel Belenggu tidak bermoral. Di sisi lain, banyak yang tidak mendukung, baginya Belenggu menceritakan dark system dari orang-orang yang memiliki intelektualitas tinggi. Pemikiran kuno dipresentasikan pada sosok Kartono, seorang dokter yang profesinya sedang memanas pada zaman tersebut.

Sumbu permasalahan "Belenggu" ialah berlawanannya pemikiran antara Kartono yang kolot, kuat dengan nilai tradisional, serta Tini dan Rohayah perempuan transisi meraih kebebasan. Tono ingin dianggap sebagai hirarki tertinggi yang selalu dilayani bak seorang "raja" ketika pulang kerja. Namun tak dapat belaian dari istri pertamanya

Tini gambaran perempuan merdeka, dibiarkan dirinya berbeda dari perempuan lain. Jika perempuan tidak boleh pulang malam, Tini melawan. Ia suka pulang malam. Tidak pernah menjamu suaminya.

"Dokter Sukartono memandang sepatunya. Dia tersenyum, lucu rasanya membayang-bayangkan Tini duduk bersimpuh dihadapannya sedang asyik meninggalkan sepatunya. Mengurus bloc-note saja dia tiada hendak".

Kartono basah kuyup atas pernyataan "perempuan harus di rumah, bekerja untuk dapur, mengurus rumah tangga, dan melayani suami". Istri ideal bagi dirinya yang gemar melayaninya ketika pulang kerja. Kekosongan ini membuat Tono selingkuh dengan Rohayah—pasien— yang ternyata temannya dahulu. Hasrat Tono diisi penuh oleh Rohayah sebagaimana suami istri sah.

Armijn Pane menjadikan Tini dan Rohayah sebagai manifestasi kebebasan. Melawan pemikiran kolot yang kental dan doktrin.

1. Tini

Seorang aktivis pemempuan hobi pulang malam, dianggap membelok dari ajaran perempuan tahun 1940-an yang di mana novel Belenggu lahir. Tini simbol perempuan modern, seperti perkataan perempuan itu di dalam novel:

"Aku bukan terlalu kolot."

Tini tertawa: "Saya yang terlalu modern!"

"Memang, Tini!" Kemudian disambungnya dengan sungguh-sungguh: "Kalau di mata kami, tiada baik kalau seorang isteri banyak-banyak keluar malam, tidak ditemani suami-nya!" Matanya memandang muka Tini dengan tajam.Tini melompat berdiri sebagai digigit kalajengking: "Bukankah lakiku juga pergi sendirian? Mengapa aku tiada boleh? Apakah bedanya?"

Kutipan di atas menunjukkan standar ganda antara perempuan dan laki-laki. Keterbatasan ruang bagi perempuan demi menjaga "kehormatan" di mata masyarakat. Hanya laki-laki saja yang memiliki hak keluar dengan bebas, perempuan mengurung diri.

2. Rohayah

Rohayah adalah selingkuhan Tono yang seorang lacur. Tabiatnya ini adalah sebuah kebebasan, sebab ia tidak memperdulikan apa kata orang sekitar. Perempuan itu manipulatif membuat Tono jatuh cinta dengan caranya yang selalu memanjakan, kemudian Tono ditinggalkan.

Meski Tini dan Rohayah menjadi musuh dalam permasalahan Rumah Tangga. Tapi, mereka berdua memiliki kesamaan dalam menanggapi stereotip "Perempuan hanya boleh di rumah" dengan cara yang berbeda. Tini yang enggan ditata oleh suaminya, serta mengeluarkan suaranya dengan lantang untuk membobol pemikiran kolot. Sedangkan Rohayah, perempuan manipulatif yang mengelabui pikiran seorang dokter lalu ia hempaskan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |