Penjajah Israel Tewaskan Tujuh Warga Palestina di Tengah Gencatan Senjata

18 hours ago 8
Jenazah warga Palestina yang dibunuh penjajah Isarel. (Days of Palestine)Jenazah warga Palestina yang dibunuh penjajah Isarel. (Days of Palestine)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pasukan penjajah Israel menewaskan setidaknya tujuh warga Palestina di Jalur Gaza pada hari Selasa, di tengah berlakunya gencatan senjata.

Tindakan ini adalah pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani beberapa hari lalu. Otoritas kesehatan setempat melaporkan enam orang tewas di Kota Gaza dan satu di Khan Younis.

Di lingkungan Shujaiya di timur Kota Gaza, Pertahanan Sipil Palestina mengatakan lima orang yang sedang memeriksa rumah mereka yang rusak terkena serangan udara dan tewas.

Secara terpisah, serangan pesawat tak berawak di Al-Fukhari, timur Khan Younis, juga merenggut satu nyawa lagi, menurut laporan Days of Palestine, Selasa.

Gencatan senjata, yang mulai berlaku Jumat, secara eksplisit menyatakan "semua operasi militer, termasuk pemboman udara dan artileri serta operasi penargetan, akan ditangguhkan."

Serangan-serangan baru-baru ini jelas melanggar penangguhan tersebut.

Militer Israel mengonfirmasi keterlibatannya dalam serangan di Shujaiya, mengklaim serangan tersebut menargetkan individu yang melintasi garis penempatan yang ditentukan setelah tembakan peringatan dilepaskan. Militer tidak memberi komentar apa pun terkait serangan pesawat nirawak di Khan Younis.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengutuk pembunuhan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran gencatan senjata.

"Pembunuhan beberapa warga Gaza oleh tentara Israel pagi ini melalui penembakan dan tembakan merupakan pelanggaran yang jelas," kata Qassem.

Ia mendesak para aktor internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel dan memastikan Israel menepati janjinya kepada para mediator untuk mengakhiri permusuhan.

Sengketa Pengembalian Jenazah

Para pejabat Israel menyatakan frustrasi karena Hamas hanya menyerahkan empat jenazah tawanan pada hari Senin, menganggap jumlah ini tidak memadai dibandingkan dengan perjanjian sebelumnya.

Menteri Pertahanan Israel Katz menyebut langkah tersebut sebagai "kegagalan memenuhi komitmen" dan memperingatkan penundaan lebih lanjut akan menjadi "pelanggaran berat terhadap perjanjian" dengan konsekuensi yang sesuai.

Pemulangan ini bagian dari kesepakatan lebih luas yang ditengahi di Mesir minggu lalu, yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang di Gaza, meringankan pembatasan Israel atas bantuan kemanusiaan, dan memfasilitasi penarikan pasukan Israel dari wilayah perkotaan di daerah kantong tersebut.

Sejauh ini, Hamas telah menyerahkan empat jenazah, dan upaya pencarian jenazah 24 warga Israel lainnya masih terus berlanjut.

Seluruh tawanan yang masih hidup telah dibebaskan dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina.

Dari ketentuan gencatan senjata, Hamas harus menyerahkan jenazah sandera yang berada di bawah kendalinya—atau yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina lainnya—dalam waktu 72 jam setelah gencatan senjata berlaku, atau segera setelah mereka dapat ditemukan.

Sebuah komite internasional membantu pencarian. Sebagai imbalannya, Israel diperkirakan akan menyerahkan jenazah puluhan warga Palestina yang tewas.

WHO Catat Ada 15.000 Amputasi di Gaza

Lebih dari15.000 orang di Jalur Gazatelah menjalani amputasi anggota tubuh sejak dimulainya perang, menurut laporan yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WOH).

Angka yang mengejutkan ini menyoroti dampak buruk dari konflik yang sedang berlangsung, dengan banyak korban, termasuk anak-anak, menderita cedera yang mengubah hidup mereka akibat serangan udara Israel dan runtuhnya infrastruktur medis.

Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa karena rumah sakit kewalahan dan pasokan medis terhambat di perlintasan perbatasan, ribuan orang lainnya berisiko kehilangan anggota tubuh akibat cedera dan infeksi yang tidak diobati.

WHO telah menyerukan tindakan internasional yang mendesak untuk memastikan akses ke perawatan trauma dan rehabilitasi bagi penduduk Gaza yang terluka.

Israel Bebaskan Gelombang Pertama Martir Palestina

Gelombang pertama jenazah warga Palestina yang dibunuh Israel sejak Oktober 2023 telah tiba di daerah kantong tersebut setelah dibebaskan Israel.

Otoritas kesehatan setempat mengungkapkan pada hari Selasa. Israel masih menahan ratusan jenazah warga Palestina yang terbunuh sejak 7 Oktober 2023, termasuk para pejuang yang ikut dalam operasi Badai AL Aqsha.

Kampanye Nasional Palestina untuk Pengambilan Jenazah Para Syuhada dan Pengungkapan Nasib Orang Hilang melaporkan bahwa otoritas pendudukan Israel (IOA) masih menahan jenazah 735 warga Palestina, termasuk 67 anak-anak.

Dalam sebuah pernyataan, komite tersebut menjelaskan bahwa di antara mereka terdapat 256 jenazah yang dimakamkan di tempat yang disebut “Pemakaman Angka.”

Komite itu menambahkan bahwa sejak awal tahun 2025, IOA telah menahan jenazah 479 warga Palestina, termasuk 86 tahanan, 67 anak-anak, dan 10 wanita.

Pernyataan itu merujuk laporan yang diterbitkan Haaretz pada pertengahan Juli, yang mengungkapkan bahwa tentara Israel menahan sekitar 1.500 jenazah warga Palestina dari Jalur Gaza di pangkalan militer Sde Teiman.

Mila

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |