Seluruh Pesantren DIY Diajak Transformasi, Perkuat Peran Santri dalam Pemberdayaan Ekonomi

4 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kiprah pesantren dalam sejarah panjang pendidikan dan dakwah di Indonesia kini tengah diarahkan untuk mengambil peran lebih besar dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP), seluruh pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diajak kompak untuk melakukan transformasi untuk menjawab tantangan zaman.

Sekretaris FPTP sekaligus Wakil Ketua DPRD DIY, Umaruddin Masdar, menyampaikan pihaknya telah menghadap Gubernur DIY untuk menyampaikan program strategis FPTP yang akan dijalankan. Dalam waktu dekat FPTP akan menggelar diskusi bersama bertajuk "Konferensi Regional Pesantren: Transformasi Kemandirian dengan Adaptasi dan Inovasi". Sekitar 300 pengasuh dan kepala sekolah pesantren di DIY akan hadir dalam forum tersebut.

"Sekitar 300 pengasuh dan kepala sekolah atau madrasah di lingkungan pesantren se-DIY  akan bersama-sama diskusi mendalam bagaimana terus pesantren bisa beradaptasi dan berorientasi dengan perubahan zaman sehingga pesantren ke depan tetap eksis dan berdaya," katanya, Kamis (7/8/2025).

Ia mengatakan transformasi pesantren ini dilakukan sejalan dengan Perda DIY Nomor 10 Tahun 2022 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren, yang mendukung peran pesantren sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, jika potensi pesantren digerakkan secara maksimal, maka dampaknya terhadap pengentasan kemiskinan bisa sangat besar mengingat secara geografis, pesantren di DIY tersebar luas, dengan dominasi di wilayah pedesaan.

Hal ini justru dianggap menjadi kekuatan tersendiri dalam membangun konektivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

"Ketika jumlah pesantren ada 42 ribu, itu kalau 1 pesantren memberdayakan 50 warga di sekitarnya itu sudah berapa bisa mengentaskan kemiskinan. 300 ribu warga yang bisa diangkat oleh pesantren karena pesantren punya dampak ekonomi yang luas," ungkapnya.

"Ingin kita kuatkan kemandirian nya, ingin kita kuatkan adaptasinya sehingga pesantren bisa terus eksis dan memberdayakan masyarakat," kata dia menambahkan.

Selain aspek pemberdayaan ekonomi, FPTP juga mendorong penguatan karakter dan adaptasi pesantren terhadap dinamika sosial serta perkembangan teknologi. Penasihat FPTP sekaligus Ketua PWNU DIY, Dr KH Ahmad Zubdi Muhdlor, menyambut baik inisiatif transformasi ini dan berharap acara konferensi FPTP menjadi titik awal untuk lahirnya inovasi-inovasi strategis di lingkungan pesantren.

Ia juga menyebut pesantren memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, tak hanya dari sisi keagamaan, tapi juga kontribusi terhadap ekonomi kerakyatan dan nasionalisme.

"Konferensi besok itu kita harapkan bisa menjadi momen penguatan lebih lanjut terhadap peran-peran yang sudah dimainkan oleh pesantren. Peran yang dimainkan pesantren tidak hanya satu, dua, tetapi pesantren sebagai lembaga perjuangan dakwah untuk meningkatkan patriotisme kecintaan pada tanah air juga perekonomian masyarakat," ucapnya.

Transformasi Pesantren Juga Sasar Kurikulum

Ketua FPTP sekaligus Pengasuh Pesantren Krapyak, KH M Nilzam Yahya, menjelaskan transformasi yang dilakukan mencakup banyak aspek, termasuk inovasi kurikulum hingga penguatan ekonomi pesantren.

Ia menekankan pentingnya pendampingan dalam proses ini agar transformasi berjalan berkelanjutan.

"Transformasi bisa terus berjalan, dan ini adalah salah satu upaya yang menurut saya tidak harus selesai hari ini, tetapi bisa secara terus menerus untuk mendampingi pesantren kedepannya," katanya.

Berbagai topik strategis akan dikupas dalam sesi simposium bersama para narasumber utama, yang kemudian dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). Diskusi ini akan melibatkan para pakar pendidikan, baik dari kalangan pesantren maupun non-pesantren, serta ahli teknologi informasi, bersama para pengasuh dan kepala sekolah di lingkungan pondok pesantren se-DIY.

Nilzam menyampaikan forum ini ditargetkan menghasilkan peta jalan (roadmap) transformasi pendidikan serta rancangan model pembelajaran pesantren masa depan. 

"Para pimpinan pesantren dan lembaga pendidikan yang berada di bawahnya diajak untuk memikirkan perlunya melakukan transformasi digital agar sistem pendidikan pesantren tetap relevan dan mampu beradaptasi di era disrupsi teknologi," kata Nilzam.

Sementara itu, Wakil Ketua FPTP yang juga Ketua Hebitren DIY, KH Khoiron Marzuki, menyoroti pentingnya sinergitas antar pesantren di DIY untuk menjawab tantangan zaman sekaligus memperkuat peran pesantren dalam berbagai sektor strategis. Menurutnya, kiprah pesantren DIY sudah mulai menjadi perhatian nasional. Bahkan, beberapa daerah telah datang untuk belajar langsung dari pengalaman transformasi pesantren di Yogyakarta.

"Kalau pesantren bisa bersama masyarakat sekitarnya menumbuhkan ekonomi, ini sangat luar biasa," ucapnya.

Selain fokus pada pendidikan dan ekonomi, digitalisasi juga menjadi salah satu sorotan penting dalam agenda transformasi pesantren. Dalam era media digital yang semakin masif, pesantren diharapkan dapat mengambil peran aktif sebagai penyeimbang dan penyampai dakwah Islam yang rahmatan lil alamin.

"Pesantren perlu melek digital. Setidak-tidaknya pesantren harus menjadi penyeimbang terhadap media digital yang memanfaatkan digital sebagai media dakwah, syiar Islamiah tentu juga menerangkan tentang peran pesantren yang mungkin selama ini agak dianggap miring karena banyaknya konten-konten atau framing-framing yang miring terhadap pesantren," ungkapnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |