Terapi Pola Asuh Islami untuk Mengatasi Generasi Stroberi

4 days ago 14

Image Farah aisyah

Agama | 2025-01-29 15:25:15

Generasi stroberi sering kali digambarkan sebagai generasi muda pada saat ini. Terkenal cerdas, berbakat dan kreatif. Namun, mudah rapuh ketika mendapati tantangan. Fenomena ini terjadi karena pola asuh yang terlalu protektif dan permisif. Sehingga mereka tidak terbiasa menangani masalah sejak kecil. dalam pola asuh Islam tidak hanya berfokus pada aspek fisik dan intelektual, tetapi juga mencakup emosi, spiritual dan sosial. oleh sebab itu terapi pola asuh islami dapat membentuk generasi menjadi lebih mandiri, tangguh, serta berkarakter.

Menanamkan Akidah yang Sehat

Akidah yang kuat menjadi dasar utama dalam membentuk karakter anak. Oleh sebab itu, saat seorang anak baru saja dilahirkan hal pertama yang di dengar adalah kalimat tauhid yang menegaskan kebesaran Allah dengan mengumandangkan adzan pada telinganya. Pendidikan akidah juga dapat di perkenalkan dengan mengajarkan anak mengenai keesaan Allah, mengenalkan mereka dengan tanggung jawab beribadah, serta membangun bahwa hidup di dunia ini untuk berjuang.

Latihan Ibadah Sejak Dini

Islam menanamkan pentingnya membiasakan anak untuk beribadah pada anak sejak dini. Rasulullah SAW memerintahkan agar anak diajarkan sholat mulai dari umur 7 tahun. usaha ini bertujuan agar anak terbiasa dengan ibadah dan merasa sholat menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka serta membentuk kedisiplinan serta kesadaran spiritual pada anak. selain itu, anak juga perlu diajarkan untuk berpuasa dan mempelajari nilai-nilai penting dalam kehidupan islam.

Menanamkan Pentingnya Konsep Halal Dan Haram

Pendidikan mengenai halal dan haram menjadi penting untuk pola asuh islami. karena makanan haram yang masuk ke dalam tubuh bukan hanya dapat berdampak pada fisik, tetapi juga dapat berdampak pada karakteristik dan kejernihan hati seseorang yang dapat membuat anak menjadi keras dan sulit dalam menerima nasihat. Serta seorang anak dapat membedakan mana hal yang baik dan buruk untuk hidupnya.

Membangun Mental Tangguh

Generasi stroberi sering kali tumbuh dalam lingkungan yang serba nyaman dan cenderung tidak diberikan peran dalam keluarga. Sehingga mereka sering kali tidak mendapatkan tantangan dalam hidupnya. Dalam Islam anak di ajarkan untuk mandiri dan tidak mudah menyerah. Dengan memberikan tanggung jawab sesuai dengan umurnya. Serta mengikut sertakan anak dalam pengambilan keputusan tentang hidupnya sendiri agar mereka tidak selalu bergantung pada orang lain.

Membiasakan Anak Meminta Izin dan Sopan Santun

Adab dalam Islam sangat ditekankan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak harus dibiasakan untuk meminta izin sebelum melakukan sesuatu, berbicara dengan sopan kepada orang yang lebih tua, serta menghormati sesama. Hal ini akan membentuk karakter anak yang santun, rendah hati, dan mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Persahabatan Orang Tua dengan Anak

Dalam pola asuh Islami, orang tua tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai sahabat bagi anak. Meski pada saat ini persahabatan seorang anak dan orang tua masih tabu. Namun, Orang tua perlu mendengarkan keluh kesah anak, memberikan perhatian yang cukup, dan menciptakan suasana keluarga yang harmonis serta tidak menghakimi anak saat dia menceritakan sebuah kesalahan. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman untuk berbagi cerita dan tidak mencari pelarian di luar rumah. Sehingga anak tidak perlu melampiaskan masalah kepada hal-hal negatif di luaran sana.

Kesimpulan

Pola asuh Islami menawarkan solusi dalam menghadapi tantangan Generasi Stroberi. Dengan menanamkan akidah, membangun mental tangguh, mengajarkan konsep halal-haram, serta membentuk hubungan yang baik antara orang tua dan anak, diharapkan anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Pola asuh yang tepat akan membantu mencetak generasi yang berkarakter, disiplin, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |