Uni Eropa tengah mempertimbangkan klausul “rem darurat” yang memungkinkan pelonggaran target iklim 2040 apabila terbukti hutan di kawasan tersebut tidak mampu menyerap cukup emisi karbon dioksida (CO2) untuk memenuhi sasaran. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa tengah mempertimbangkan klausul “rem darurat” yang memungkinkan pelonggaran target iklim 2040 apabila terbukti hutan di kawasan tersebut tidak mampu menyerap cukup emisi karbon dioksida (CO2) untuk memenuhi sasaran. Negara-negara anggota Uni Eropa dijadwalkan menyepakati target iklim baru itu dalam pertemuan para menteri lingkungan pada 4 November.
Keputusan tersebut diharapkan rampung sebelum Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menghadiri Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30) bersama para pemimpin dunia pada 6 November. Komisi Eropa sebelumnya mengusulkan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 90 persen pada 2040 dibandingkan tingkat 1990.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Namun, sejumlah negara anggota menilai target itu terlalu memberatkan bagi industri domestik yang tengah berjuang dan mendorong agar ada fleksibilitas lebih besar dalam penerapannya.
Dalam dokumen usulan “rem darurat” yang dilihat kantor berita Reuters, Senin (3/11/2025), disebutkan bahwa jika hutan dan aktivitas berbasis lahan lainnya gagal menyerap karbon dioksida sesuai perkiraan, Uni Eropa dapat mengajukan “penyesuaian terhadap target sementara 2040 yang sebanding dengan besarnya kekurangan tersebut”.
Dokumen itu juga membuka kemungkinan bagi Brussel untuk mengusulkan langkah tambahan guna membantu sektor kehutanan kembali ke jalur yang sesuai dengan sasaran pengurangan emisi. Usulan ini sejalan dengan proposal Prancis pekan lalu yang meminta adanya “rem darurat” untuk menurunkan target pengurangan emisi sebesar tiga persen dari angka 90 persen apabila sektor kehutanan dan penggunaan lahan tidak mencapai target penyerapan karbon.
Dalam satu dekade terakhir, kemampuan hutan dan lahan Uni Eropa menyerap emisi karbon dioksida menurun hampir sepertiga akibat kebakaran hutan dan praktik pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan. Rancangan sebelumnya juga menunjukkan adanya opsi untuk meninjau kembali target 2040 setiap dua tahun, mekanisme lain yang berpotensi melemahkan komitmen jangka panjang Uni Eropa terhadap netralitas karbon.
Pertemuan para menteri pada Selasa juga akan membahas isu krusial lain, termasuk seberapa besar porsi pengurangan emisi 90 persen yang boleh dipenuhi negara anggota melalui pembelian kredit karbon dari luar negeri. Setidaknya 15 dari 27 negara anggota Uni Eropa harus mendukung proposal ini agar dapat disahkan.
Juru bicara Denmark, yang saat ini memegang presidensi bergilir Uni Eropa dan menjadi penyusun rancangan kompromi tersebut, menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dapat segera dicapai. “Dengan COP30 yang akan segera dimulai, ini adalah saat yang tepat untuk menyepakati target 2040,” kata juru bicara itu.

                        6 hours ago
                                6
                    































