
Oleh : Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jadi ingat saat era Orde Baru. Di ujung kepemimpinan Presiden Soeharto, kita dihebohkan dengan istilah Bapak Pembangunan. Presiden Soeharto dinilai layak untuk menyandang atribut Bapak Pembangunan. Walaupun terjadi pro kontra tentang pemberian gelar tersebut, namun ujung-ujungnya predikat Bapak Pembangunan tetap disandang oleh Beliau.
Sekalipun ada pandangan yang menyebut "apalah artinya sebuah nama", namun bagi orang-orang tertentu, khususnya mereka yang gandrung akan pencitraan, sebutan itu menjadi sangat penting. Begitu pun dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasysrakat di Tanah Merdeka. Pencitraan menjadi salah satu langkah untuk memuaskan kepentingan hidupnya.
Akhir-akhir ini, banyak media sosial merilis, keberhasilan Indonesia mencetak surplus beras pada tahun 2025 menjadi tonggak sejarah baru bagi sektor pangan nasional. Atas capaian strategis tersebut, Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) resmi menganugerahkan gelar Bapak Swasembada Pangan Nasional kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum PERTETA, Desrial, dalam forum resmi yang dihadiri para pakar pertanian, akademisi, dan praktisi dari teknik pertanian seluruh Indonesia. Desrial menegaskan bahwa capaian ini menjadi bukti nyata transformasi besar sektor pangan di bawah kepemimpinan Amran.
Mentan Amran Sulaiman diberi predikat Bapak Swasembada Pangan Nasional oleh Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) karena keberhasilannya dalam meningkatkan produksi pangan nasional, khususnya beras, sehingga Indonesia dapat mencapai surplus beras pada tahun 2025. Hal ini merupakan hasil dari upaya keras pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dan mengembangkan hilirisasi komoditas pertanian.
Mentan Amran juga telah mendorong pengembangan teknologi pertanian, seperti desain alat tanam murah, teknologi pengolahan hasil, dan traktor amfibi, untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Selain itu, ia juga telah mengajak PERTETA untuk mengambil peran lebih besar dalam pengembangan teknologi pertanian nasional, khususnya pada sektor hilirisasi.
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kontribusi Mentan Amran dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat Indonesia. Pertanyaan kritisnya adalah mengapa predikat Bapak Swasembada Pangan Nasional ini tidak diberikan kepada Presiden Prabowo ? Bukankah akan lebih pas bila Mentan Amran diberi atribut sebagai Bapak Swasembada Beras Nasional ?
Presiden Prabowo Subianto memang memiliki visi kuat untuk mencapai swasembada pangan nasional, namun gelar "Bapak Swasembada Pangan Nasional" belum secara resmi diberikan kepadanya. Sebenarnya, gelar ini lebih sering dikaitkan dengan Presiden Soeharto, yang memimpin Indonesia pada tahun 1966-1998 dan berhasil meningkatkan produksi pangan nasional, terutama beras, sehingga Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984.
Presiden Prabowo sendiri telah menyatakan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan nasional dan telah meluncurkan beberapa program untuk meningkatkan produksi pangan, seperti pencetakan sawah baru dan pengembangan teknologi pertanian. Namun, pencapaian swasembada pangan masih dalam proses dan memerlukan waktu serta upaya yang lebih besar.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga telah berperan penting dalam meningkatkan produksi pangan nasional dan telah menerima apresiasi atas upayanya dalam mencapai swasembada pangan. Yang jelas, gelar "Bapak Swasembada Pangan Nasional" hingga sekarang belum secara resmi diberikan kepadanya atau Presiden Prabowo.
Mentan Amran Sulaiman dan Presiden Prabowo Subianto sama-sama berperan penting dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Namun, jika harus memilih, Mentan Amran Sulaiman lebih pantas menyandang predikat "Bapak Swasembada Beras Nasional" karena beberapa alasan :
- Kepemimpinan dan Strategi. Mentan Amran telah memimpin Kementerian Pertanian dengan strategi yang efektif, meningkatkan produksi pangan nasional, dan mengembangkan teknologi pertanian.
- Kolaborasi dan Sinergi. Amran telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian BUMN, TNI, Polri, dan masyarakat, untuk mencapai swasembada pangan.
- Hasil Nyata. Indonesia telah mencapai surplus beras dan jagung, serta meningkatkan produksi pangan lainnya, di bawah kepemimpinan Amran. Khusus untuk beras, Mentan Amran mampu menggenjot produksi dengan cukup signifikan, sehingga untuk tahun 2025, Badan Pusat Statistik mempredikasi produksi beras secara nasional mampu mencapai 34,77 juta ton.
Sedangkan Presiden Prabowo lebih pas disebut sebagai "Bapak Swasembada Pangan Nasional". Presiden Prabowo Subianto juga berperan penting dalam mewujudkan swasembada pangan, namun lebih sebagai pemimpin yang memberikan arahan dan dukungan, sedangkan Mentan Amran Sulaiman adalah eksekutor yang menjalankan program-program konkret untuk mencapai swasembada pangan.
Jika Amran Sulaiman disebut "Bapak Swasembada Beras Nasional", maka banyak pihak mengusulkan Presiden Prabowo Subianto pantas diberi gelar selaku "Bapak Swasembada Pangan Nasional" sekaligus sebagsi "Arsitek Ketahanan Pangan Nasional" atau "Pembangun Fondasi Pangan Indonesia". Gelar ini sesuai karena Prabowo telah menetapkan visi dan strategi jangka panjang untuk mencapai ketahanan pangan nasional, dan Amran Sulaiman telah menjalankan program-program konkret untuk mewujudkannya.
Gelar ini juga mengakui peran Prabowo sebagai pemimpin yang memberikan arahan dan dukungan untuk mencapai swasembada pangan, serta kontribusinya dalam membangun fondasi pangan Indonesia yang kuat dan berkelanjutan. Pastinya, apa yang jadi prioritas Kebijakan Presiden Prabowo, salah satunya diwujudkan oleh Menteri Pertanian dan anggota Kabinet Merah Putih lainnya.

6 hours ago
4





































