REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Swasembada pangan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal itu ditegaskan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rachmat Pambudy.
Pertanian dinilainya menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi. "Pertanian juga bisa menjadi daya saing sumber daya alam dan sumber daya manusia kita," ujar Rachmat saat memberikan sambutan perayaan 35 tahun perjalanan
PT East West Seed Indonesia (Ewindo).
Ia menyampaikan apresiasi kepada Ewindo yang mendukung target pencapaian pembangunan pertanian Indonesia seperti yang tercantum dalam dokumen rencana pembangunan nasional. "Ewindo juga sudah memberikan kontribusi, tidak hanya dalam peningkatan produktivitas, tapi juga pendampingan kepada petani dan menyejahterakan petani," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas.
Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan dalam ekosistem pangan, benih adalah bagian yang terpenting. Ewindo dinilai sebagai salah satu mata rantai yang memiliki perhatian terhadap hal ini. "Selain itu, diversifikasi pangan juga sangat penting, seperti berbagai sayuran dan Ewindo banyak berperan di sini," ujarnya.
Produsen benih sayuran tropis hibrida ini merayakan 35 tahun perjalanannya yang telah hadir sebagai mitra strategis bagi petani di Tanah Air. Dalam acara yang digelar di Purwakarta ini, perusahaan menampilkan 27 varietas sayuran unggulan hasil budidaya menggunakan benih berkualitas tinggi hasil inovasi berkelanjutan di sektor pertanian.
Selama lebih dari tiga decade, Ewindo telah membantu lebih dari 2,2 juta petani di seluruh Indonesia dari total sekitar 7 juta petani hortikultura. Perusahaan yang dikenal petani dengan sebutan 'Cap Panah Merah' ini juga bermitra dengan 17.000 petani dan 35.000 pollinator. Bersama-sama memproduksi berbagai benih unggul sayuran berkualitas tinggi untuk menjawab tantangan perubahan iklim, serangan hama dan penyakit yang kian mengkhawatirkan hingga tuntutan masyarakat akan kuantitas dan kualitas sayuran yang kian tinggi.
Managing Director PT East West Seed Indonesia, Glenn Pardede, mengatakan perjalanan 35 tahun ini merupakan cermin dari dedikasi perusahaan untuk terus menjadi sahabat petani. "Kami percaya bahwa benih unggul berkualitas tinggi dan adopsi teknologi modern adalah fondasi pertanian yang tangguh,” ujar dia.
Menurut Glenn perusahan terus melakukan riset dan pengembangan untuk mendapatkan varietas unggul yang adaptif dengan iklim tropis Indonesia. Bibit yang tahan terhadap penyakit, potensi produksi besar dan umur panen yang genjah. "Harapan kami varietas baru ini dapat memenuhi kebutuhan para petani akan benih yang bermutu dan tentunya memberikan hasil yang maksimal,” kata dia.
Riset dan pengembangan varietas tanaman bukan merupakan hal yang mudah dan murah serta memerlukan waktu yang panjang. Di sisi lain, Glenn mengungkapkan, kebutuhan petani terhadap varietas unggul yang tahan penyakit semakin mendesak. Karena itu, perusahaan menanamkan investasi besar membangun pusat riset untuk menjawab tantangan tersebut.
Hasilnya, Ewindo saat ini menjadi perusahaan benih sayuran pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas laboratorium riset terbesar, terlengkap dan terintegrasi. Melalui fasilitas riset ini Perseroan dapat mempercepat pengembangan varietas melalui pendekatan marker-assisted breeding dan teknologi double haploid.
Para peneliti juga mengoperasikan laboratorium biomolekuler untuk menjamin kemurnian dan kualitas benih, menerapkan uji biokimia untuk pengembangan sayuran bernutrisi tinggi. Misalnya, tomat dengan kandungan likopen tinggi, labu dengan betakaroten tinggi, dan paria dengan zat antidiabetik tinggi.