Berdosakah Cerpen Tanpa Konflik dan Klimaks?

6 hours ago 4

Home > Literasi Saturday, 19 Jul 2025, 21:09 WIB

Sudah baca cerpen Cahaya yang Tertinggal di Santorini? Yang penulisannya dibantu atau kecerdasan buatan AI alias Artificial Intelligence.

 AI ChatGPT)Ilustrasi membaca buku di perpustakaan. (FOTO: AI ChatGPT)

KINGDOMSRIWIJAYA – Dalam ruang perpustakaan yang sejuk, masih tercium aroma kertas buku yang lama tersimpan di deretan rak buku. Dua orang sahabat tengah berdiri di sisi rak, jemari mereka menyusuri punggung-punggung buku yang berjajar rapi, masing-masing menyimpan kisah, rahasia, dan suara-suara yang tak pernah usang.

Hari itu keduanya tengah berteori dengan merujuk pada kajian literasi untuk menjawab beberapa pertanyaan yang nyangkut di otak. Ada beberapa pertanyaan yang butuh jawaban. “Apakah setiap cerpen harus ada unsur klimaks dan konflik, tidak boleh datar? Jika tidak ada konflik, apakah cerpen tersebut berdosa kepada pembaca atau penulisnya?”

Pertanyaan lainnya, apakah cerpen tanpa konflik dan klimaks menjadi tidak bermakna? Jika tidak ada klimaks atau konflik dalam sebuah cerpen tidak dapat disebut/diklasifikasikan sebagai cerpen? Siapa/teori apa yang mengharuskan seperti itu? Apakah cerpen tanpa konflik sama seperti prosa liris, apa itu prosa liris?”

Pertanyaan-pertanyaan itu adalah bagian diskusi yang mereka lakukan berdua. Dua orang tersebut adalah Santo dan Rini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah bagian dari membaca setelah membaca cerpen berjudul “Cahaya yang Tertinggal di Santorini”.

Baca juga: https://kingdomsriwijaya.id/posts/693074/cahaya-yang-tertinggal-di-santorini

“Sudah baca cerpen Cahaya yang Tertinggal di Santorini? Yang penulisannya dibantu atau kecerdasan buatan AI alias Artificial Intelligence”, tanya Rini.

Santo menjawab, “Sudah. Cerpen kering, tidak bisa menjadi palum, tetap terasa haus. Dalam alurnya, tidak ditemui adanya konflik dan klimaks, padahal kekuatan Cerpen ada di situ. Sentilan sebuah cerpen tidak kelihatan, cenderung datar. Intinya, percobaan seperti ini di bantu kecerdasan buatan. Berlajar dari cerpen Cahaya yang Tertinggal di Santorini, tetap saja AI dak bisa menggantikan manusia dalam hal penulisan cerpen, karena ada emosi yang tidak muncul oleh AI”.

Image

MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |