Malin Kundang Balik Lagi! Kini Hadir Versi Modern dan Penuh Misteri

5 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah legenda Malin Kundang kembali hadir dalam balutan yang lebih kelam dan modern melalui film Legenda Kelam Malin Kundang. Poster perdana film ini resmi dirilis pada Senin (19/5/2025) dalam acara konferensi pers yang digelar di Epicentrum Jakarta, sekaligus memperkenalkan jajaran aktor yang akan menghidupkan kembali kisah klasik tersebut di layar lebar.

Di bawah arahan sutradara Kevin Rahardjo dan Rafki Hidayat, dengan naskah yang ditulis oleh trio talenta Joko Anwar, Aline Djayakusuma, dan Rafki Hidayat, film ini menjanjikan sebuah interpretasi yang segar dan mencekam dari cerita yang sudah melekat di benak masyarakat Indonesia.

Dua nama besar didapuk sebagai pemeran utama dalam film ini yakni Rio Dewanto dan Faradina Mufti. Keduanya akan memerankan pasangan suami istri bernama Alif dan Nadine, yang menjadi sentral dari alur cerita yang dikemas dalam genre drama-misteri-thriller.

Selain keduanya, deretan aktor dan aktris berbakat lainnya turut meramaikan proyek ini, termasuk Vonny Anggraini, Nova Eliza, Gambit Saifullah, Jordan Omar, dan beberapa nama lainnya yang semakin menambah daya tarik film ini. Dengan kombinasi antara jajaran pemain yang solid dan alur cerita yang sarat akan emosi, Legenda Kelam Malin Kundang dijadwalkan menyemarakkan layar bioskop mulai November 2025.

Berbeda dari representasi legenda Malin Kundang yang biasanya berlatar belakang masa lampau, film ini mengambil latar waktu masa kini, memberikan sentuhan yang lebih relevan bagi penonton modern. Kisahnya akan berpusat pada Alif (diperankan oleh Rio Dewanto), seorang seniman lukisan mikro yang tengah berjuang memulihkan ingatannya pasca sebuah kecelakaan. Sekembalinya ke rumah, ia disambut oleh istrinya, Nadine (diperankan oleh Faradina Mufti), dan putranya, Emir (diperankan oleh Jordan Omar). Namun, kedatangan ibunya dari kampung untuk pertama kalinya justru memicu kebingungan dan kecurigaan dalam diri Alif.

Ia sama sekali tidak mengingat wajah ibunya, bahkan seluruh masa lalunya terasa seperti kabut tebal yang menyelimuti benaknya. Keraguan Alif semakin kuat ketika sosok wanita yang mengaku sebagai ibunya tiba, menimbulkan pertanyaan besar tentang identitas dan kebenaran masa lalunya.

Rafki Hidayat, selaku salah satu sutradara film ini, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam mengadaptasi legenda klasik ini ke dalam konteks modern. "Challenge-nya karena, kayak-nya lebih karena Malin Kundang ini kan semua orang udah tau ya, siapapun di Indonesia kayak-nya tau atau pernah dengar. Kami ingin sekali menjaga marwah, menjaga ruh dari Malin Kundang ini. Cerita soal anak durhaka, bagaimana ia merasa bersalah, tapi kami juga ingin menampilkannya dengan tidak klise," ujarnya menjelaskan

Dia mengatakan sinopsis film menampilkan unsur yang baru dari cerita ini, yaitu terkait memori yang hilang dan juga terkait dengan film ini sebagai film misteri. Bagi Rio Dewanto, memerankan karakter Alif menjadi sebuah tantangan yang cukup signifikan. Ia merasakan kesulitan dalam menghidupkan karakter yang kehilangan fondasi emosional dan dilanda kebingungan yang mendalam.

"Terutama, bagaimana menggambarkan hilangnya fondasi emosional tokoh tersebut serta kebingungannya, bukan melalui dialog verbal, melainkan lewat ekspresi wajah, gerak tubuh, hingga napas. Bagi Rio, hal itu menjadi tantangan yang tidak hanya menarik, tetapi juga menuntut pendalaman peran yang mendalam dalam proyek ini," kata dia.

Senada dengan Rio, Faradina Mufti juga merasakan tantangan tersendiri dalam memerankan karakter Nadine. Baginya, peran sebagai seorang wanita yang lembut dan sangat peduli terhadap keluarganya memberinya pelajaran berharga tentang makna di balik setiap gerakan.

"Saya pun juga sangat belajar banget untuk mengeluarkan seperti micro gesture atau micro expression di dalam film ini," kata Faradina.

Hal ini mengindikasikan bahwa detail-detail kecil dalam akting, seperti ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang halus, akan menjadi kunci dalam membangun karakter Nadine yang penuh kasih sayang.

Tidak hanya menargetkan penonton dalam negeri, Legenda Kelam Malin Kundang juga melebarkan sayapnya ke pasar internasional dengan judul yang berbeda yaitu sMOTHERed.

Joko Anwar menjelaskan strategi di balik pemilihan judul yang unik ini. "Jadi kita nulisnya S-nya kecil, Mother-nya besar, E-D-nya kecil. Makanya sMOTHERed. Mother itu kan dibekap, tapi juga ada hubungannya sama ibu, mother," jelas Joko Anwar.

Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa pemilihan judul dengan penekanan pada kata "MOTHER" (ibu) yang "dibekap" (smothered) memiliki makna simbolis yang kuat dan kemungkinan besar berkaitan dengan tema sentral film ini.

Lebih lanjut, Joko mengungkapkan saat ini film sMOTHERed tengah dipasarkan secara internasional oleh Barron's Entertainment and Arts melalui ajang bergengsi Festival Film Cannes 2025. Sementara itu, Tia Hasibuan selaku rekan produser mengatakan, untuk distribusi di Indonesia, sepenuhnya akan ditangani oleh Come and See Pictures.

Pihak Come and See Pictures tetap memegang distribusi dalam negeri, sedangkan pemasaran global dipercayakan kepada mitra mereka yang kini tengah mengikuti film market di Cannes untuk mempromosikan film tersebut. Hal ini menunjukkan ambisi besar dari tim produksi untuk membawa cerita Legenda Kelam Malin Kundang ke kancah perfilman internasional.

Menjelang penayangan film yang semakin dekat, rasa penasaran tentu semakin menggelayuti benak para calon penonton. Ketika ditanya mengenai inti pesan yang ingin disampaikan melalui film ini, sang sutradara, Rafki, memilih untuk merahasiakannya terlebih dahulu.

Ia ingin penonton merasakan sendiri pengalaman emosional dan makna yang disampaikan film tersebut secara langsung saat menontonnya di bioskop, tanpa ekspektasi atau petunjuk sebelumnya. Dengan sentuhan modern, elemen misteri-thriller yang kuat, dan jajaran pemain yang bertalenta, film ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru yang mendalam terhadap legenda yang telah menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |