REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Negara bagian California, Amerika Serikat, mencatat sejarah baru dengan mengesahkan undang-undang pertama yang melarang peredaran ultraprocessed foods (UPF) atau makanan olahan tidak sehat di sekolah. Aturan yang dinamai “Real Food, Healthy Kids Act” ini ditandatangani Gubernur Gavin Newsom pada Rabu (16/10/2025), dan akan berlaku mulai tahun ajaran 2025–2026.
Dilansir dari CNN, Senin (20/10/2025), kebijakan ini akan berdampak pada lebih dari satu miliar porsi makanan yang disajikan untuk anak-anak sekolah di seluruh California. Tujuannya, mengurangi ketergantungan anak terhadap makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta sarat bahan tambahan seperti pemanis buatan, pengawet, dan pewarna sintetis.
Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), rata-rata anak-anak di Amerika memperoleh hampir dua pertiga kebutuhan kalorinya dari makanan ultraproses.
Selain menetapkan larangan, undang-undang ini juga menjadi yang pertama di dunia yang secara resmi mendefinisikan apa yang dimaksud dengan makanan ultraproses. Pemerintah negara bagian akan membentuk tim ahli kesehatan masyarakat dan ilmuwan untuk menentukan kategori ultraprocessed food of concern atau makanan yang paling berisiko terhadap kesehatan manusia.
Jenis makanan tersebut akan secara bertahap dihapus dari rantai pasokan makanan sekolah. Makanan yang mengandung bahan tambahan berisiko tinggi atau bahan yang sudah dilarang di yurisdiksi lain seperti Uni Eropa, juga otomatis akan dilarang.
Namun, tidak semua makanan olahan akan dihapus sepenuhnya. “Kita tidak bisa menghilangkan semua makanan olahan. Beberapa dibutuhkan untuk keamanan, daya tahan, dan kemudahan distribusi,” ujar Jesse Gabriel, anggota DPR California dari Partai Demokrat yang menggagas rancangan undang-undang ini. “Yang akan dihapus adalah makanan dengan bahan paling berbahaya, yang berkaitan dengan kecanduan, kanker, diabetes, atau penyakit hati.”
Langkah California ini dinilai kontras dengan gerakan nasional bertajuk “Make America Healthy Again” (MAHA) yang digagas Direktur Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat AS, Robert F Kennedy Jr. Meski MAHA menjanjikan kebijakan tegas terhadap makanan ultraproses, laporan akhirnya pada September lalu dinilai lemah dan tidak menghasilkan tindakan nyata.
“Sayangnya laporan MAHA hanya janji tanpa tindakan,” kata Barry Popkin, profesor kesehatan masyarakat dari University of North Carolina. “Ini menunjukkan industri pangan, pertanian, dan farmasi masih terlalu kuat mempengaruhi kebijakan federal.”
Menurut Bernadette Del Chiaro dari Environmental Working Group (EWG), kelompok advokasi kesehatan yang turut mensponsori undang-undang ini, perjalanan pengesahan Real Food, Healthy Kids Act tidak mudah. “Industri berusaha keras menggagalkan rancangan ini. Tapi dukungan publik sangat besar,” ujarnya.
Dari 120 anggota legislatif California, hanya satu orang yang menolak rancangan tersebut. “Ini bukti kuat bahwa warga Amerika mulai sadar bahwa bahan kimia berbahaya ada di mana-mana, di makanan, air, dan udara, dan kita perlu bertindak,” tambah Del Chiaro.
Penerapan larangan ini akan dilakukan secara bertahap. Pemasok makanan sekolah diwajibkan melaporkan daftar produk ultraproses yang mereka distribusikan paling lambat pada 1 Februari 2028. Sementara, seluruh makanan yang dikategorikan berisiko tinggi harus sudah dihapus dari sekolah-sekolah California paling lambat 1 Juli 2035.
Kebijakan ini diperkirakan akan menjadi model bagi negara bagian lain di AS. Meski demikian, sejumlah pengamat mengingatkan kemungkinan adanya intervensi dari pemerintah federal yang dapat melemahkan kewenangan negara bagian.
“Kami berharap pemerintah federal tidak memblokir upaya ini,” ujar Del Chiaro. “Kita semua seharusnya berada di sisi yang sama. Yaitu melindungi kesehatan publik dan masa depan anak-anak.”