Menyempurnakan MBG dengan Memperkuat Pengawasan

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, 20 Oktober 2025, persis setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Berbagai program yang dijanjikan ketika kampanye Pilpres 2024 satu per satu direalisasikan. Salah satu program unggulan Prabowo-Gibran yang telah bergulir adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Per 6 Januari 2025, MBG dimulai di berbagai wilayah di Tanah Air. Hingga Oktober berjalan, sebanyak 36,2 juta penerima manfaat telah menikmati program MBG, dengan total distribusi mencapai sekitar 1,4 miliar porsi makanan di seluruh Indonesia. Dalam angka statistik, Presiden Prabowo menyatakan program andalannya ini sukses meski ada kejadian keracunan akibat MBG di berbagai daerah yang masih terjadi.

"1,4 miliar porsi yang sudah dibagikan, yang keracunan makan 8.000 kurang lebih. Jadi, kalau diambil statistik adalah 0,0007 atau 0,0008 (persen), artinya program ini 99,99 persen berhasil," katanya di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

Presiden Prabowo menyoroti adanya sebagian kalangan yang kerap mengkritik atau mengejek pelaksanaan program unggulannya tersebut. Ia menilai, kritik yang muncul sering kali tidak proporsional karena lebih menyoroti kasus kecil dibandingkan manfaat besar yang telah dirasakan masyarakat luas. “Sampai sekarang, ada beberapa ribu anak yang sakit perut, keracunan makan, tapi yang dibesarkan adalah keracunan, seolah-olah program ini harus dihentikan,” ujarnya.

Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk terus menyempurnakan program MBG agar semakin aman dan bermanfaat bagi generasi muda, terutama anak-anak sekolah di seluruh pelosok Tanah Air. Ia meminta evaluasi harus terus-menerus dilakukan untuk memastikan tak lagi ada penerima manfaat yang keracunan akibat MBG. "Kita mau zero error, kita mau zero defect. Walaupun sangat sulit, tapi kita harus. Kita sudah perintahkan semua dapur, artinya alat-alat yang terbaik untuk membersihkan. Jadi kita akan sempurnakan terus," kata dia.

Menurut dia, kasus keracunan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kualitas bahan makanan dan kebersihan dalam proses penyajian. Oleh karena itu, Prabowo meminta agar aspek higienitas terus ditingkatkan di seluruh dapur pelaksana program. "Mungkin karena makanan kurang bagus, kurang bersih, dan sebagainya. Tapi kalau 1,4 miliar dibagi 8.000, saya kira ini masih kalau dalam ilmu pengetahuan, dalam sains, ini masih dalam koridor," kata Prabowo.

Selain itu, Prabowo juga menekankan, pentingnya edukasi kebersihan kepada anak-anak penerima manfaat. Dia meminta para guru turut mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat sebelum anak-anak menikmati makanan yang disediakan. "Kalau perlu harus diajarkan bagaimana makan pakai sendok, untuk mencegah karena virus, bakteri bisa dari mana saja. Ini saya tekankan karena ini sangat penting," ujar Prabowo.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, pemerintah menyiapkan dukungan anggaran dalam jumlah besar untuk memastikan program MBG dapat menjangkau seluruh penerima manfaat. “Tahun ini, BGN menerima alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun, ditambah dana standby Rp 100 triliun. Dari total tersebut, Rp 99 triliun berhasil terserap, sementara Rp 70 triliun dikembalikan kepada Presiden Republik Indonesia karena kemungkinan tidak terserap di tahun ini,” ujar Dadan.

Lebih lanjut Dadan mengungkapkan bahwa untuk tahun depan, dukungan pemerintah meningkat signifikan. BGN akan menerima Rp 268 triliun, menjadikan BGN lembaga satu-satunya dengan anggaran terbesar di kabinet. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan dana cadangan sebesar Rp 67 triliun, sehingga total dukungan dalam APBN mencapai Rp 335 triliun guna mendukung pelaksanaan MBG 2026.

“Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari kita akan menyalurkan dana sekitar Rp 1,2 triliun. Bagi kementerian lain, angka itu mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh, tetapi bagi kami di Badan Gizi Nasional, itu adalah kebutuhan satu hari,” ujar Dadan.

sumber : Antara

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |