Cara Baru Bank Neo Commerce Menarik Gen Z

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) memiliki cara baru menarik Gen Z dengan mengemas layanan perbankan digital dalam aktivitas gaya hidup yang dinilai lebih menyenangkan. Melalui gelaran Neobank Padel Tournament 2025 di Jabodetabek, bank digital ini mencoba hadir di ruang yang sudah lebih dulu dikuasai anak muda.

“Ini sebenarnya lebih seperti gimik yang kami berikan kepada Gen Z, di mana mereka bisa melakukan transaksi perbankan dengan lebih fun, lebih sportif, dan dengan lebih banyak aktivitas. Jadi tidak hanya transaksi finansial, tapi juga fun-nya, pertemanannya, sportivitasnya,” kata Direktur Bisnis PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo, di Jakarta, Ahad (16/11/2025).

Aditya menyebut Gen Z menjadi segmen penting dalam basis nasabah BNC yang aktif bertransaksi di kanal digital. “Gen Z ini salah satu kalangan yang mungkin agak skeptis terhadap perbankan masa lalu,” ujarnya.

Ia pun berharap semangat yang lebih menyenangkan dapat mendorong Gen Z lebih masuk ke literasi keuangan dan perbankan. Terlebih, lanjut dia, porsi Gen Z di BNC sudah signifikan dan tidak lagi bisa dipandang sebagai pelengkap.

“Kalau Gen Z sekarang mungkin nasabahnya Gen Z bisa dibilang lebih dari 40 persen dengan transaksi keuangannya melalui kode respons cepat (QR) untuk pembayaran, dan ekosistem digital BNC banyak digunakan kalangan muda,” ungkap Aditya.

Ketua Panitia Neobank Padel Tournament 2025 yang juga Head of Funding & Business Network BNC, Metta Anoraga, menambahkan, pendekatan yang menyenangkan itu diterjemahkan melalui pertandingan padel yang mengumpulkan komunitas dari berbagai daerah penyangga Ibu Kota. Sebanyak 28 pemain dari berbagai komunitas turut bergabung dalam turnamen yang digelar Ahad hari ini.

Metta menyebut padel dipilih karena sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban, bukan sekadar olahraga musiman. “Kami melihat padel saat ini sudah menjadi lifestyle yang sangat digemari oleh masyarakat, BNC pun ingin ikut serta mendukung healthy lifestyle masyarakat,” tuturnya.

Ia menilai tren ini memberi ruang baru bagi BNC untuk hadir lebih dekat dengan komunitas. “Kenapa memilih padel? Karena padel saat ini sangat booming di masyarakat dan sudah menjadi lifestyle dan segmen ini sebagai very very good segmen opportunity also bagi perluasan layanan bank digital,” ungkapnya lagi.

Senada, Aditya melihat pergeseran ini sejalan dengan peran pekerja muda dan milenial yang akan menjadi penggerak ekonomi. “Saya melihat segmen new jobber (Gen Z) dan milenial itu yang akan menjadi penggerak ekonomi ke depan, bahkan ada istilah gross domestic paddle untuk menggambarkan menjamurnya center-center permainan padel di Medan, Bandung, dan Surabaya,” tuturnya lebih lanjut.

Oleh karenanya, untuk memperkuat daya tarik di mata Gen Z, BNC juga menyiapkan produk yang lekat dengan pola belanja digital, termasuk skema cicilan. “Ada beberapa inisiatif baru terkait dengan payment, inisiatif baru terkait dengan consumer lending juga,” ungkap Aditya.

Namun, ia tidak merinci secara detail produk apa yang akan segera  diluncurkan tersebut. Saat ditanyakan apakah tertarik dengan fitur paylater, Aditya tidak menampiknya.

“Ya (paylater) dalam proses, akan menjadi salah satu backbone pertumbuhan bisnis Bank Neo Commerce ke depan,” kata dia.

Secara kinerja, BNC mencatat laba bersih Rp276,05 miliar pada semester I, berbalik dari rugi Rp6,16 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja positif itu berlanjut hingga kuartal III, dengan total kredit yang disalurkan atau outstanding sekitar Rp7,4 triliun dan diperkirakan hanya naik terbatas hingga sedikit di bawah Rp8 triliun pada akhir tahun seiring penataan segmen kredit.

Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga BNC sampai kuartal III tercatat sekitar Rp13,4 triliun dan diproyeksikan menjadi sekitar Rp13,5–Rp13,6 triliun sampai akhir tahun. Komposisi dana saat ini masih didominasi deposito sekitar 70 persen dan dana murah 30 persen, dengan target porsi dana murah naik ke kisaran 35–38 persen pada tahun depan.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, mengingatkan pertumbuhan bank digital didukung pemanfaatan teknologi informasi yang canggih dalam menyediakan produk dan layanan perbankan ritel sesuai dengan segmen nasabah yang cakap teknologi. Pernyataan ini sekaligus menegaskan pentingnya strategi bank digital, termasuk BNC, untuk tetap relevan di mata generasi muda yang melek teknologi.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |