Cara Menjaga Harga Diri Menurut Ali bin Abi Thalib

1 day ago 8

Home > Agama Monday, 14 Apr 2025, 00:05 WIB

Ada tiga pesan yang disampaikan mengenai menjaga harga diri.

Memberi merupakan perbuatan mulia.Memberi merupakan perbuatan mulia.

Cara Menjaga Harga Diri Menurut Ali bin Abi Thalib

Oleh Thobib Al-Asyhar

Manusia adalah makhluk sosial. Para ilmuan menyebutnya sebagai "zoon politicon". Tidak ada manusia yang mampu hidup dalam kemandirian mutlak tanpa kehadiran orang lain. Meski dibekali akal oleh Allah, tanpa "social partnership" dalam hidupnya, manusia tidak akan berkembang secara optimal.

Dalam sebuah cerita pendek (cerpen) yang ditulis oleh Ibnu Tufail (nama lengkap: Abū Bakr Muhammad ibn 'Abd al-Malik ibn Muḥammad ibn Ṭufayl al-Qaysī), seorang filsuf, dokter, dan penulis dari Andalusia (Spanyol Islam), yang hidup pada abad ke-12 (wafat tahun 1185 M), tentang Hayy ibnu Yqadzan dengan keunggulan akalnya belum menggambarkan secara utuh tentang sosok manusia yang utuh.

Tokoh Hayy ibn Yaqdzan adalah sebuah alegori filosofis yang sangat terkenal. Diceritakan, ada seorang anak yang tumbuh sendirian di sebuah pulau terpencil dan mencapai pengetahuan tentang dunia dan Tuhan hanya melalui akal dan pengalaman, tanpa bimbingan agama formal. Meski Hayy bisa berkembang secara spiritual dengan panduan akalnya, namun ia tidak mampu mencapai pada puncak kemampuannya dalam mencipta sebuah peradaban.

Kenapa? Karena Hayy hidup bersama seekor rusa di tengah hutan yang suasanya jelas tidak dinamis. Seekor rusa yang dekat dengan Hayy tidak bisa menggantikan posisi sebagai "social partner", sehingga Hayy tidak mampu mengembangkan potensinya secara utuh kecuali dari aspek spiritual dan akalnya yang sejak awal diinsert oleh Allah sebagai distingsi dari makhluk lainnya.

Oleh karena itu, manusia sangat memerlukan "sparing partner" yang intens dalam hidupnya untuk mengasah potensinya. Manusia satu dengan manusia lainnya adalah kompetitor untuk saling mengasah. Tanpa manusia lain, dia akan menjadi kerdil. Tanpa pembanding, tanpa "lawan" yang berimbang, manusia tidak akan mampu mencapai puncak kejayaan. Meskipun sering menjadi ujian bagi sesamanya, tetapi justru manusia akan menjadi "besar" dan "mulia" karena ada "musuhnya".

Lalu bagaimana sebaiknya manusia dalam menjalani kehidupan sosialnya agar menjadi individu yang matang dan bermakna? Dalam menjalani kehidupan sosial, kita sering dihadapkan pada beberapa pilihan, apakah kita ingin dihargai atau malah diremehkan? Apakah kita ingin menjadi pemimpin atau hanya pengikut yang mudah diperalat?

Sayyidina Ali bin Abi Thalib, salah satu tokoh paling bijak dalam sejarah Islam, memberikan pesan-pesan mendalam tentang bagaimana seharusnya kita bersikap dalam bersosialisasi dengan orang lain. Tiga nasihat beliau berikut ini bisa menjadi pegangan yang kuat untuk hidup lebih bermartabat dan bermakna.

Pertama, bersikaplah baik kepada siapapun, karena itu kunci dari kepemimpinan. "Jika kamu bersikap baik kepada orang lain, maka kamu akan menjadi pemimpinnya." contoh mudahnya, kalau kita mampu memberi banyak hal kepada orang lain, maka kita secara otomatis akan menjadi pemimpin. Jika kita menolong orang lain dengan memberi uang, misalnya, maka orang yang kita tolong dipastikan akan mengikuti anda.

Image

SAJADA.ID

Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |