Dorong Hilirisasi Nikel, Ceria Group Siap Produksi Green Nickel Product

2 weeks ago 25
  1. Ekonomi
  2. Finansial
  3. Ahad , 08 Dec 2024, 23:55 WIB

Ceria Group sedang menyelesaikan tahap akhir commissioning Smelter Merah Putih

PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group), perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di industri nikel, terus menunjukkan komitmen terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Upaya ini diwujudkan melalui berbagai proyek strategis yang tidak hanya mendukung hilirisasi nikel nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

dok istimewa PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group), perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di industri nikel, terus menunjukkan komitmen terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Upaya ini diwujudkan melalui berbagai proyek strategis yang tidak hanya mendukung hilirisasi nikel nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group), perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di industri nikel, terus menunjukkan komitmen terhadap penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Upaya ini diwujudkan melalui berbagai proyek strategis yang tidak hanya mendukung hilirisasi nikel nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Sponsored

Sponsored Ads

Saat ini, Ceria Group sedang menyelesaikan tahap akhir commissioning Smelter "Merah Putih" Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan mempersiapkan konstruksi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Proyek ini dinobatkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dan menjadi langkah besar dalam memperkuat industri nikel domestik.

CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata, menegaskan bahwa perusahaan telah menetapkan peta jalan untuk menjadi pemain global dalam industri nikel dan material baterai kendaraan listrik (EV). "Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap menghasilkan green nickel product yang didukung dengan energi bersih," ujar Derian dalam ajang Indonesia Mining Summit (IMS) 2024 di Jakarta pekan lalu.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan, Ceria Group telah menerima Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN. Smelter "Merah Putih" menggunakan 100 persen energi bersih yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Kapal Pembangkit Listrik Terapung (Barge Mounted Power Plant/BMPP) Nusantara II, yang berbahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW.

Komitmen Ceria Group terhadap praktik pertambangan berkelanjutan juga mendapat pengakuan dari pemerintah. Pada ajang Good Mining Practice (GMP) Award 2024, Ceria Group meraih penghargaan Pratama atas penerapan praktik terbaik dalam pengelolaan lingkungan pertambangan.

"Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus menerapkan praktik ESG dalam setiap aktivitas operasional," kata Derian.

Derian menjelaskan bahwa Smelter "Merah Putih" menjadi smelter pertama di Indonesia yang terintegrasi, di mana pasokan bijih nikel dan proses pengolahan dilakukan dalam satu kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP). Smelter ini dirancang dengan teknologi modern yang mampu mengurangi emisi, meminimalkan limbah, dan meningkatkan efisiensi sumber daya alam.

"Ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pelopor industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," tambah Derian.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengapresiasi investasi Ceria Group yang mendukung hilirisasi nikel nasional. "Ceria Group sedang membangun smelter RKEF yang menghasilkan green nickel product serta mempersiapkan HPAL. Ini langkah strategis yang membanggakan," ujar Airlangga.

Airlangga juga menyoroti pentingnya penerapan prinsip ESG dalam investasi hilirisasi. Pemerintah berkomitmen memberikan insentif untuk mendorong industrialisasi mineral dan menciptakan ekosistem industri yang kompetitif di pasar global.

Sementara itu, Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menyatakan bahwa perusahaan fokus pada pengembangan downstream processing untuk mendukung program hilirisasi pemerintah. "Kami merencanakan pertumbuhan organik selama lima tahun ke depan, dengan tujuan akhir memproduksi precursor baterai sebagai material utama kendaraan listrik," kata Imelda.

Sebagai langkah strategis, Ceria Group juga menggandeng PLN untuk membangun pembangkit listrik berbasis gas dengan kapasitas 200 MW pada 2025. Inisiatif ini mendukung kebutuhan energi proyek hilirisasi sambil meminimalkan jejak karbon.

Berita Terkait

Berita Terkait

Rekomendasi

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |