Pakar Beri Lima Strategi Bijak Investasi Saham Setelah Libur Lebaran

3 days ago 15

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi saham atau instrumen investasi lainnya selalu memiliki risiko. Seperti halnya saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, banyak investor menjadi panik dan cemas. Panik dan cemas itu manusiawi, tetapi jika berubah menjadi ketakutan berlebihan, bisa mengarah pada keputusan yang tidak bijak seperti panic selling.

"Memiliki strategi yang tepat saat pasar anjlok atau terpuruk sangat penting untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan peluang keuntungan dalam jangka panjang," tegas Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus dalam keterangan yang diterima Republika.co.id di Jakarta dikutip Jumat (28/3/2025).

Terlebih, kondisi pasar yang volatile saat Ramadan berpotensi berlanjut hingga setelah Idul Fitri. Secara historis, setelah Lebaran 2021, 2022, dan 2024, IHSG mengalami koreksi pascalibur panjang.

Oleh karena itu, Angga memberikan beberapa strategi investasi agar risiko lebih terkelola dengan baik:

1. Sediakan cash untuk kondisi yang belum stabil

Langkah pertama yang perlu diambil adalah memastikan memiliki cadangan dana dalam bentuk tunai atau setidaknya likuiditas yang cukup. Harga saham yang turun tajam disertai ketidakpastian ekonomi bisa memengaruhi keputusan ekstrem seperti terpaksa menjual saham dengan harga sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan mendesak.

"Pastikan cash yang disediakan cukup untuk menanggung biaya hidup dalam beberapa bulan ke depan atau hingga kondisi pasar rebound untuk masuk lagi jika ada entry point menarik," saran Angga.

2. Saat asing keluar, jangan buru-buru masuk

Ketika pasar anjlok, sering kali ada berita bahwa investor asing menarik dananya dari pasar lokal. Capital outflow ini menyebabkan tekanan lebih lanjut terhadap nilai tukar dan perekonomian domestik.

Meskipun aliran modal asing keluar bisa menjadi sinyal negatif dan menyebabkan harga saham turun, investor disarankan untuk tidak terburu-buru membeli saham. Kemudian,  perhatikan berita ekonomi global dan lokal serta proyeksi jangka pendek tentang potensi keluar-masuknya modal asing.

"Jangan panik dan lakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan, seperti melalui aplikasi IPOT besutan PT Indo Premier Sekuritas yang menyediakan data-data dan informasi untuk analisis fundamental secara komprehensif dan fitur chart lengkap untuk melakukan analisis teknikal dengan mudah," jelas Angga.

3. Metode cicil investasi

Investasi di saat pasar anjlok memang berisiko, tetapi juga bisa menjadi peluang besar. Salah satu cara terbaik adalah dengan metode cicil atau dollar cost averaging (DCA). Metode cicil diperlukan karena mencoba menebak waktu terbaik untuk membeli saham (timing the market) sangat sulit, apalagi saat pasar sedang volatile.

Dengan metode cicil, investor bisa membeli secara berkala tanpa terlalu khawatir tentang fluktuasi harga harian. Selain itu, pembelian bertahap memungkinkan rata-rata harga yang lebih baik, karena membeli di berbagai titik harga, baik saat harga tinggi maupun rendah.

4. Pilih saham yang defensif

Pada saat pasar longsor, saham-saham defensif sering kali menjadi pilihan yang lebih aman. Saham defensif adalah saham dari perusahaan yang cenderung memiliki stabilitas pendapatan, meskipun kondisi ekonomi sedang buruk. Contoh sektor defensif adalah sektor perbankan, barang konsumsi, kesehatan, dan utilitas.

Perusahaan di sektor ini biasanya masih dapat menghasilkan pendapatan yang cukup stabil. Bahkan saat pasar sedang buruk, saham-saham defensif cenderung lebih cepat rebound setelah penurunan pasar karena permintaan produk mereka tidak terlalu dipengaruhi oleh siklus ekonomi.

5. Amati aliran dana asing (foreign flow)

Mengamati foreign flow atau aliran dana asing masuk dan keluar dari pasar saham sangat penting saat market anjlok. Aliran dana asing sering kali menjadi indikator penting tentang kepercayaan investor internasional terhadap ekonomi suatu negara. Aliran dana asing yang positif bisa mempercepat rebound pasar, sementara penurunan aliran dana asing bisa memperburuk kondisi pasar.

"Amati tren ini dengan saksama karena keputusan investasi asing bisa berdampak besar pada harga saham di pasar domestik. Untuk mengetahui foreign flow, investor bisa memantau di fitur Top Activities yang tersedia di aplikasi IPOT," kata Angga memberi saran.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |