REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mencuri perhatian di momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, usai menggema tagar 'Satu Indonesia Liburan ke Yogyakarta'. Bagaimana tidak, angka lebih dari 7 juta wisatawan yang sebelumnya diprediksi akan memadati Yogyakarta, kini menjadi kenyataan.
Pantauan Republika, sejak memasuki pekan libur Nataru, mobilitas kendaraan di sejumlah ruas jalan yang biasanya lenggang, beberapa hari terakhir ini meningkat dan terasa padat. Kemacetan pun tak terhindarkan, bahkan antrean masuk kendaraan di berbagai destinasi wisata termasuk Malioboro tampak mengular. Kawasan Malioboro masih menjadi salah satu pusat keramaian utama. Arus wisatawan yang berjalan kaki, berbelanja suvenir, hingga menikmati suasana malam Jogja terlihat sejak pagi hingga larut malam.
Tak hanya Malioboro, kawasan Keraton Yogyakarta, Taman Sari, hingga destinasi wisata alam di Kabupaten Gunungkidul dan Sleman juga ramai dikunjungi. Wisatawan memanfaatkan libur Nataru untuk berwisata pantai, menikmati pemandangan alam, hingga mencoba berbagai wahana wisata keluarga.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menanggapi soal satu Indonesia liburan ke Jogja. Menurutnya, kemudahan akses menjadi salah satu faktor utama tingginya minat wisatawan ke Jogja. Selain tol yang kini telah tersambung hingga Prambanan, moda transportasi lain seperti kereta api dan kendaraan pribadi masih menjadi pilihan favorit. Hal ini dinilai lebih hemat biaya dibandingkan harus menggunakan pesawat menuju destinasi wisata lain yang lebih jauh dan mahal.
"Saya kira kita tahu ya, bahwa banyak orang yang juga ingin efisiensi, sehingga mungkin untuk ke tempat yang lebih mahal, ke tempat yang penerbangannya jauh lebih mahal, mungkin akan berkurang. Kalau Anda bisa bayangkan, misalnya orang Jakarta mau berlibur itu mungkin kalau ke Jogja banyak yang masih menggunakan jalan darat juga tercapai, kereta api terjangkau, itu salah satu pengaruhnya," kata Hasto, Sabtu (27/12/2025).
Selain faktor akses, Jogja juga dikenal sebagai destinasi wisata yang ramah di kantong. Hasto tak menepis bahwa banyak wisatawan mengaku memilih Jogja karena biaya penginapan, makanan, dan tiket masuk objek wisata relatif terjangkau. Dengan anggaran terbatas, wisatawan tetap bisa menikmati beragam pengalaman, mulai dari wisata budaya, kuliner, hingga wisata alam.
"Kita sudah memprediksi bahwa wisatawan ke Jogja itu terjadi lonjakan di momen Nataru," ungkapnya.
Lonjakan wisatawan ini turut berdampak pada meningkatnya volume kendaraan. Dinas Perhubungan DIY mencatat pergerakan kendaraan keluar dan masuk wilayah DIY hingga 24 Desember 2025 telah mencapai lebih dari dua juta unit. Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub DIY, Rizki Budi Utomo, mengatakan jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 1.100.944 kendaraan masuk dan 1.043.133 kendaraan keluar dari wilayah DIY.
Data tersebut diperoleh dari 10 titik pos pengamatan arus lalu lintas, yakni Gerbang Samudra Raksa di Kalibawang, Kulonprogo, Temon PJR, Temon Congot (Daendels), Krasak (Tempel), Kikis Joholangan, Prambanan, Gedangsari, dua titik di Semin, serta Rongkop di wilayah Gunungkidul. Selain kendaraan pribadi, Ia menjelaskan arus penumpang transportasi umum juga meningkat. Dishub DIY mencatat penumpang datang terbanyak melalui stasiun kereta api dengan total 21.917 orang, sementara penumpang berangkat melalui stasiun mencapai 21.313 orang.
Rizki menambahkan, kendaraan yang melintas di wilayah DIY didominasi pelat nomor luar daerah.
"Dari luar DIY, roda empat sama bus pariwisata sudah banyak yang masuk ke Yogya," ujar dia.
Pemerintah daerah pun terus berupaya menjaga kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan wisatawan selama libur Nataru. Rekayasa lalu lintas, pengaturan parkir, serta pengawasan di kawasan wisata dilakukan guna mengantisipasi kepadatan.
Kata Wisatawan Mengapa Pilih Jogja
Republika juga menyusuri kawasan Malioboro dan berbincang dengan wisatawan. Apakah benar, dengan banyaknya pilihan destinasi wisata, biaya liburan yang relatif murah, serta akses yang semakin mudah, Jogja kembali menjadi pilihan utama masyarakat untuk menghabiskan libur Natal dan Tahun Baru?
Dari pantauan di lokasi, selama libur Nataru, wisatawan mengisi waktu dengan berbagai aktivitas. Ada yang menyusuri kawasan heritage, berfoto di berbagai spot foto termasuk di plang bertuliskan 'Malioboro', mencicipi kuliner khas seperti gudeg dan bakpia, hingga bersantai di angkringan.
Qonita, seorang wisatawan asal Boyolali, mengaku memilih Jogja karena mudah diakses. Ia tak datang sendirian, melainkan bersama lima temannya. Mereka tetap menikmati kunjungannya meski sesekali cuaca kurang bersahabat.
"Jogja punya magnet tersendiri. Kami dari Wonosobo, aksesnya mudah bisa naik kereta. Walau hujan, rasanya belum lengkap kalau tidak ke Malioboro," ungkapnya.
Sementara wisatawan lainnya, Evie, asal Klaten menyampaikan kombinasi antara kemudahan akses, suasana kota yang nyaman, beragam destinasi wisata, serta harga makanan yang murah menjadi alasan utama memilih Jogja sebagai tujuan liburan Nataru. Bagi dia, Jogja adalah destinasi yang selalu dirindukan dan tak pernah kehilangan pesonanya di mata para pelancong.
"Jogja itu punya daya tarik sendiri. Mau ke wisata budaya bisa, alam juga ada, mau santai jalan-jalan di kota juga enak. Rasanya selalu kangen balik ke sini," katanya.

9 hours ago
8



































