Harga Emas Dunia Diperkirakan akan Terus Meroket

1 day ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dunia diperkirakan terus mengalami penguatan, seiring dengan banyaknya sentimen yang mendongkrak terus meningkatnya harga emas. Diperkirakan pergerakan harga emas akan menembus 3.415 dolar per troy ons pada kuartal II/2025 hingga 3.600 dolar per troy ons pada kuartal III/2025. 

"Harga emas dunia terus memanas, saat ini diperdagangkan di 3.384 dolar per troy ons. Harga emas dunia ini akan terus naik, ada kemungkinan dalam hitungan hari akan tembus di level 3.415 dolar per troy ons," kata Pengamat Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin (21/4/2025). 

Ibrahim menerangkan sejumlah faktor yang mendukung penguatan harga emas dunia. Mulai dari ekspektasi perlambatan ekonomi AS hingga tensi geopolitik di Timur Tengah yang masih terus bergulir. 

"Salah satunya pernyataan dari Powell (Ketua The Federal Reserve) di Economic Club of Chicago yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS tampaknya melambat mencatat kemungkinan dampak tarif yang dikenakan pada impor AS terhadap negara-negara mitra bisnisnya," ujarnya. 

Hal itu, kata Ibrahim, sesuai dengan jajak pendapat yang dilakukan pada 17 April 2025 lalu yang menunjukkan investor percaya kebijakan tarif Trump memicu perlambatan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Yang mana hampir semua pengamat di AS menyatakan bahwa 50 persen kemungkinan akan terjadi resesi pada 2025. 

Hal itu memengaruhi pergerakan indeks dolar AS yang mengalami gap down yang cukup dalam, dari mulanya di level 99 kini turun ke 98. Ibrahim memprediksi pelemahan indeks dolar AS akan menuju ke level 97. Pelemahan indeks dolar AS tersebut lantas mendorong penguatan harga emas dunia.

Sentimen lainnya yakni mengenai perundingan Iran dan AS. AS sebelumnya memberikan sanksi ekonomi terhadap Iran untuk menghentikan ekspor minyaknya ke China karena selama ini Iran terus melakukan ekspor di bawah tangan atau di pasar gelap secara besar-besaran kepada China. Lantas Iran ketahuan dan tidak diperbolehkan melakukan ekspor minyak mentah ke China. Meskipun beberapa hari terakhir ada perundingan antara AS dan Iran yang menunjukkan suatu kemajuan, bahwa kemungkinan ada kesepakatan nuklir yang potensial, sebagaimana diutarakan Menteri Luar Negeri Iran. 

Kemudian, faktor lainnya adalah konflik Israel-Palestina yang hingga kini masih memanas. Meski ada dorongan Israel dan Hamas melakukan perundingan, namun hingga Ahad malam Israel terus membombardir wilayah Gaza yang menewaskan banyak nyawa di jalur Gaza. 

"Ini mengindikasikan memanasnya situasi yang terus meningkat di Timur Tengah, ini pun juga membuat ketegangan tersendiri bagaimana Presiden Turki mengatakan bahwa banyak negara-negara yang melihat kondisi genosida yang dilakukan Israel dan ini merupakan suatu peringatan bagi negara-negara Arab bahwa AS di belakang Israel untuk melakukan genosida terhadap masyarakat di Jalur Gaza," terangnya.

Di sisi lain juga, pascagenjatan senjata Rusia-Ukraina, Rusia terus memborbardir wilayah-wilayah Ukraina yang membuat AS geram. Kemungkinan besar AS akan menghentikan perjanjian yang diprakarsainya sehingga AS akan kembali mengirim persenjataan beratnya untuk Ukraina.  "Ini akan membuat tensi geopolitik di Eropa akan kembali memanas," ujarnya. 

Ibrahim melanjutkan, sentimen perang dagang juga memengaruhi pergerakan harga emas yang kian meroket. Hingga kini kondisinya masih memanas, yang mana alih-alih AS akan melakukan negosiasi dengan China, sampai saat ini justru belum ada kepastian tentang negosiasi tersebut, sehingga tarif impor yang tinggi akan berlaku. 

"Dan ini akan memberatkan kondisi ekonomi global yang akan membuat suatu resesi. (Faktor-faktor) inilah yang membuat harga emas terus melaju mengalami kenaikan," jelasnya. 

Berdasarkan analisisnya, Ibrahim memprediksi harga emas bakal terus menanjak seiring dengan banyaknya sentimen yang menguatkan pergerakannya. "Target di 3.400 adalah di kuartal III, kenyataannya di kuartal II ini sudah terkena dampaknya. Di kuartal III kemungkinan besar di 3.600-an dolar per troy ons," ujarnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |