HCHF-UII Gelar Konferensi Internasional tentang Persaudaraan Kemanusiaan

22 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komite Tinggi Persaudaraan Kemanusiaan (HCHF) bekerja sama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UII) menggelar Konferensi Internasional Persaudaraan Kemanusiaan pada 29-30 Juli 2025 di Jakarta. Konferensi ini mengusung tema 'Mempromosikan Persaudaraan Kemanusiaan di Tengah Gejolak Global: Menuju Peradaban yang Lebih Damai dan Sejahtera'.

Sekretaris Jenderal HCHF Khalid Al Ghaith mengungkapkan terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia atas dukungannya terhadap nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan kemanusiaan. Ia mencatat komitmen Indonesia dalam menyebarkan tradisi dialog, persatuan, dan saling menghormati antarbangsa dan budaya merupakan inspirasi besar bagi seluruh umat manusia.

Ia menambahkan, Indeks Perdamaian Global 2023 menunjukkan bahwa lebih dari lima puluh negara mengalami penurunan tingkat perdamaian. Situasi ini mendorong HCHF untuk menggandakan upayanya dalam membangun kepercayaan dan meningkatkan saling pengertian antarmasyarakat di seluruh dunia.

Al Ghaith menekankan bahwa upaya HCHF didasarkan pada Dokumen Persaudaraan Manusia. Dokumen ini ditandatangani di Abu Dhabi pada tahun 2019 oleh Imam Besar Syaikh Ahmed Ath-Thayyib, Imam Besar Al-Azhar, dan mendiang Paus Fransiskus, yang menyerukan agar suara perdamaian, dialog, dan kemanusiaan menang terhadap perpecahan dan kebencian.

Pesan Perdamaian

Al-Ghaith menjelaskan konferensi ini diselenggarakan untuk mewujudkan pesan mulia tersebut. Konferensi ini menyediakan wadah bagi pertukaran pengetahuan dan keahlian, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan solusi praktis yang berkontribusi bagi terciptanya dunia yang lebih adil dan damai.

Al Ghaith menekankan juga bahwa pendidikan merupakan prioritas bagi HCHF, karena meyakini pentingnya menanamkan nilai-nilai persaudaraan dan rasa hormat kepada anak-anak sejak usia dini.

Al Ghaith juga mengumumkan peluncuran kemitraan strategis dengan UIII untuk mendirikan "Institut Persaudaraan Kemanusiaan". Ini adalah sebuah lembaga penelitian dan studi virtual yang didedikasikan untuk menyebarkan dan mempromosikan nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan secara global.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Pratikno mengungkapkan apresiasinya kepada HCHF atas visi mereka, merujuk pada pengalaman Indonesia dalam mencapai koeksistensi dan persatuan. Pratikno menjelaskan pengalaman Indonesia telah menunjukkan kebenaran bahwa persaudaraan kemanusiaan tidak dapat dipaksakan dari atas, tapi harus tumbuh dari akarnya.

"Persaudaraan tidak dapat dicapai hanya melalui hukum, tapi membutuhkan perubahan hati dan pikiran. Akhirnya, persaudaraan tidak dapat terwujud hanya dengan niat baik, tapi juga membutuhkan tindakan nyata," ujar Pratikno.

Rektor UII Jamhari Ma'ruf  mengatakan bahwa seruan persaudaraan kemanusiaan menjadi semakin mendesak pada saat ini. Sebab, manusia menghadapi tantangan global mulai dari krisis iklim hingga konflik.

Hal ini menegaskan bahwa tidak ada solusi yang akan berkelanjutan kecuali jika dibangun di atas pondasi saling menghormati, solidaritas, dan tanggung jawab bersama di antara semua anggota keluarga manusia.

Di hari pertama, konferensi membahas tantangan global terkini yang paling menonjol. Para pembicara menyerukan strategi praktis untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan dan membangun jembatan di dunia yang semakin terpecah belah.

Konferensi di hari pertama membahas berbagai topik yang berfokus pada membangun persaudaraan lintas batas, hak asasi manusia, dan keadilan sosial, diikuti oleh peran media dalam menjembatani perbedaan. Konferensi juga membahas tentang perubahan iklim dan dampaknya yang mendalam terhadap kemanusiaan, krisis global, keadilan lingkungan, serta isu-isu seperti kasih sayang, toleransi, saling menghargai, dan pengembangan dialog antaragama untuk memerangi berbagai bentuk ekstremisme dan diskriminasi agama.

Pembukaan konferensi dihadiri oleh Khalid Al Ghaith, Sekretaris Jenderal HCHF; Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia; Abdulla Salem AlDhaheri, Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Republik Indonesia, Republik Demokratik Timor-Leste dan ASEAN; Sultan Mohammed Al Nuaimi, Direktur Jenderal Pusat Studi dan Penelitian Strategis UEA;  Jamhari Ma'ruf, Rektor UII; serta beberapa duta besar dan pejabat tinggi lainnya. 

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |