Napsiatul Ulum
Pendidikan | 2025-06-05 09:34:30
“Ibu Bijak, Keluarga Sehat”: Edukasi Obat di Mushola Singorejo yang Bikin Hati Hangat
Singorejo, 24 Mei 2025 – Di tengah semilir angin sore yang menyapu lembut Desa Singorejo, suasana berbeda terasa di mushola kecil yang biasanya hanya digunakan untuk beribadah. Hari itu, mushola berubah menjadi ruang berbagi ilmu, semangat, dan keceriaan. Puluhan ibu-ibu dari tim Penggerak PKK dan perwakilan ibu RT tampak berkumpul dalam kegiatan edukatif bertajuk “Penggolongan dan Sediaan Obat untuk Kesehatan Keluarga”.
Lebih dari sekadar kegiatan penyuluhan, acara ini menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap peran besar ibu rumah tangga dalam menjaga kesehatan keluarga. Mereka adalah orang pertama yang siaga ketika anak demam, suami mengeluh sakit, atau orang tua membutuhkan obat harian. Dalam diam dan kesederhanaannya, para ibu ini sesungguhnya adalah apoteker tanpa jas putih, yang dengan cinta dan naluri keibuan menjaga setiap detak sehat anggota keluarganya.
Belajar Tak Kenal Batas Usia
Dari awal acara hingga selesai, semangat para ibu sungguh luar biasa. Ada yang datang sambil menggendong balita, ada pula yang berjalan perlahan dengan tongkat kecilnya. Namun wajah mereka berseri-seri, penuh rasa ingin tahu, dan siap menerima ilmu baru.
Edukasi disampaikan dengan pendekatan yang ramah dan menyenangkan, jauh dari kesan kaku. Setiap sesi dirancang agar mudah dicerna dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dua Sesi, Banyak Ilmu, Banyak Cerita
Acara dibagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama membahas bentuk-bentuk sediaan obat. Materi disampaikan dengan bantuan media presentasi, e-magazine, serta papan visual yang penuh warna dan ilustrasi.
Media presentasi dibuat ringkas dan komunikatif agar mudah dipahami, bahkan bagi peserta yang baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini.
E-magazine diberikan dalam bentuk cetak dan digital. Isinya bisa dibawa pulang sebagai pengingat dan dibagikan ke tetangga atau saudara yang tidak sempat hadir.
Papan visual ditempatkan di depan ruangan, berisi gambar sediaan obat seperti tablet, sirup, salep, hingga inhaler. Ini sangat membantu peserta yang lebih mudah belajar secara visual.
Uniknya, sesi ini juga diselingi dengan pemeriksaan kesehatan gratis pengukuran suhu tubuh, berat badan, lingkar perut, hingga tekanan darah. Para ibu tampak antusias, tertawa bersama sambil saling membandingkan hasil pengukuran. Suasana jadi hangat dan menyenangkan.
Sesi kedua masuk ke topik utama: penggolongan obat berdasarkan peraturan pemerintah. Para ibu diajak mengenali warna dan simbol pada kemasan obat, mulai dari lingkaran hijau (obat bebas), biru (obat bebas terbatas), merah dengan huruf K (obat keras), hingga narkotika dan psikotropika. Tak lupa, dijelaskan pula tentang obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka, yang kini semakin banyak digunakan oleh masyarakat.
Diskusi Hangat, Snack Lezat
Tidak semua sesi edukasi mampu membangkitkan tanya-jawab aktif. Tapi yang ini berbeda. Para ibu sangat aktif bertanya bahkan sebelum sesi resmi dimulai! Mereka berbagi cerita seputar penggunaan obat di rumah, dari pengalaman membeli obat batuk anak yang salah, sampai kisah tentang suami yang menolak minum obat karena takut “salah dosis”.
Agar suasana tetap rileks dan tidak terburu-buru, panitia menyediakan snack ringan dan minuman segar. Ini bukan sekadar pemanis acara, tapi bentuk perhatian agar peserta nyaman, fokus, dan merasa dihargai.
Tantangan Manis: Si Kecil yang Tak Bisa Diam
Beberapa ibu membawa serta anak atau cucu mereka yang masih kecil. Tentu saja ada momen di mana si kecil berlari, menangis, atau merengek minta pulang. Namun, justru kehadiran mereka menjadi penyegar suasana. Tawa kecil terdengar, dan tim edukator pun beberapa kali menyapa dan mengajak anak-anak berinteraksi agar suasana tetap cair.
Evaluasi dan Apresiasi
Di penghujung acara, dilakukan evaluasi ringan untuk menilai pemahaman peserta. Bagi ibu yang mengalami kesulitan membaca atau memiliki gangguan penglihatan, tim panitia dengan sigap membantu membacakan soal dan menuliskan jawaban. Ini bukan sekadar soal evaluasi, tetapi bentuk inklusi dan penghormatan terhadap semua peserta, tanpa kecuali.
Sebagai bentuk apresiasi, hadiah kecil disiapkan untuk ibu-ibu yang paling aktif dan antusias. Hadiah sederhana ini menjadi simbol semangat belajar yang tidak mengenal usia dan latar belakang.
Ilmu yang Dibawa Pulang
Harapan kami, kegiatan ini bukan berhenti di mushola. Kami ingin ilmu yang telah dibagikan bisa menyala di dapur, ruang tamu, dan kamar-kamar keluarga, menjadi bekal berharga dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Satu tindakan kecil yang tepat seperti membaca label obat sebelum diberikan, atau menyimpan obat di tempat yang benar bisa menyelamatkan banyak hal. Ibu rumah tangga yang teredukasi adalah pilar utama kesehatan keluarga.
Kami tidak hanya ingin menyampaikan teori, tapi membangun kesadaran jangka panjang. Karena keluarga sehat dimulai dari ibu yang bijak.
Penulis : Napsiatul Ulum
Kegiatan : Edukasi Penggolongan dan sediaan obat kepadaa ibu-ibu PKK Desa Singorejo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.