Aryani666 Aryani
Ekonomi Syariah | 2025-04-30 21:55:04

Teori Akuntansi
Dalam artikel yang ditulis oleh (patty etal., 2021), diyatakan bahwa perkembangan teori akuntansi terus terjadi sejak dimulainya abad ke-20 dan dapat disebut bahwa perkembangan ini diinisiasi dari karya tulis patton dan littleton (1940) berjudul An Introduction to Corporate Accounting Standards, yang kemudian memberikan pengaruh signifikan dalam sejarah formulasi teori Akuntansi, dimana masa itu berfokus dalam pengembangan kerangka konseptual. Teori Akuntasi kerap diperlukan sebagai acuan dalam praktik Akuntasi, di mana tujuan teori Akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik Akuntansi (M. A. Harahap & Siregar, 2022).
Munculnya Pendekatan Positif
Sejak tahun 1960-an, pendekatan positif mulai mendominasi. Teori ini tidak lagi hanya menetapkan aturan, tetapi menjelaskan dan memprediksi perilaku dalam praktik akuntansi berdasarkan data emprisis. Model seperti Efficient Market Hypothesis (EMH) dan Agency Theory digunakan untuk meneliti dampak informasi akuntansi terhadap keputusan ekonomi.
Pendekatan dalam pengembangan Teori Akuntansi
pendekatan Deduktif : Berangkat dari prinsip dasar dan logika.
Pendekatan Induktif : Berdasarkan praktik nyata dan pengalaman.
Pendekatan Etis : Mengkaji prinsip moral dan keadilan dalam
praktik akuntansi.
Pendekatan Positif : Menjelaskan dan memprediksi praktik akun
tansi berdasarkan observasi.
Pendekatan Normatif: Menentukan bagaimamna seharusnya akun
tansi dilakukan.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Teori Akuntansi
Teori akuntansi tidak lepas dari pengaruh.
Regulasi dan kebijakan pemerintah.
Teknologi informasi dan digitalisasi.
Kebutuhan Stakeholder (investor, manajemen, publik).
Tren Terkini dalam Teori Akuntansi
Akuntansi Berkelanjutan (Sustainability Accounting)
Akuntansi Syariah dan Etika
Pengaruh Al dan Big Data terhadap praktik dan teori akuntansi.
Integrasi Akuntansi Syariah dalam Sistem Keuangan Digital
Di era keuangan digital, dunia mengalami transformasi luar biasa. Transaksi berlangsung dalam hitungan detik, batas antarnegara menjadi kabur, dan teknologi seperti blockchain, AI, dan big data menjadi tulang punggung sistem keuangan masa kini. Di tengah arus perubahan ini, muncul satu pertanyaan penting: di mana posisi akuntansi syariah dalam lanskap keuangan digital yang terus berkembang ini?
???? Akuntansi Syariah: Lebih dari Sekadar Laporan Keuangan
Akuntansi syariah bukan hanya soal mencatat angka atau mematuhi prinsip-prinsip akuntansi konvensional. Ia mengusung nilai-nilai dasar Islam seperti keadilan (al-adl), kejujuran (sidq), transparansi (amanah), dan larangan riba serta gharar. Akuntansi syariah tidak hanya bertujuan memberikan informasi ekonomi, tetapi juga menjaga keberkahan dan tanggung jawab sosial dalam aktivitas keuangan.
???? Digitalisasi Keuangan: Peluang atau Ancaman?
Keuangan digital membawa peluang besar bagi ekonomi syariah. Kita melihat munculnya:
Fintech syariah, seperti P2P lending halal
Zakat digital yang memudahkan penyaluran dana sosial Islam
E-wallet halal, bahkan investasi saham berbasis screening syariah
Namun, semua ini menuntut akuntansi syariah untuk beradaptasi dengan teknologi digital. Apakah prinsip-prinsip syariah mampu melebur dalam sistem otomatis, algoritma, dan blockchain?
???? Blockchain dan Smart Contract: Sahabat Baru Akuntan Syariah?
Teknologi seperti blockchain justru bisa memperkuat akuntansi syariah. Transparansi, keabadian data, dan keterlacakan (traceability) transaksi sangat cocok dengan nilai-nilai Islam.
Contohnya, kontrak dalam akad murabahah atau ijarah bisa dibuat otomatis dalam bentuk smart contract, sehingga risiko manipulasi dan gharar bisa ditekan.
Namun, dibutuhkan standar akuntansi baru yang sesuai, karena blockchain bukan sistem pembukuan biasa. Tantangan baru pun muncul, seperti:
Bagaimana mencatat aset digital dalam neraca?
Bagaimana menilai zakat atas aset kripto?
⚖ Standar Baru untuk Dunia Baru
Di sinilah pentingnya peran lembaga standar seperti AAOIFI atau DSAS (Dewan Standar Akuntansi Syariah Indonesia) untuk mulai menyusun kerangka akuntansi syariah digital. Kita perlu sistem yang bisa:
Mencatat transaksi digital dengan prinsip syariah
Membedakan transaksi halal-haram secara otomatis
Menyusun laporan keuangan yang sesuai syariah namun berbasis teknologi mutakhir
Masa Depan Akuntansi Syariah: Sinergi Etika dan Teknologi
Masa depan ekonomi Islam ada di persimpangan penting. Jika mampu mengintegrasikan nilai-nilai luhur syariah ke dalam sistem digital yang modern, kita bukan hanya akan menciptakan sistem keuangan yang efisien, tapi juga adil, etis, dan berkelanjutan.
Akuntansi syariah bukan harus menyesuaikan diri dengan dunia digital, tapi justru mengarahkannya—menjadi kompas moral dalam lanskap keuangan masa depan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.