Jangan Ketipu, Ini Bedanya Intuisi Beneran dan Cemas Biasa

7 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah nggak kamu dihadapkan sama pilihan besar seperti tawaran pekerjaan impian, rencana pindah kota, atau komitmen serius dalam hubungan, dan tiba-tiba perut terasa tidak enak? Pikiran berkecamuk, dan kamu mungkin bertanya-tanya, apakah ini bisikan intuisi yang memberi peringatan, atau hanya kecemasan biasa yang selalu menyertai keraguan dan ketakutan?

Batasan antara keduanya sering kali terasa setipis benang, namun memahami perbedaan mendasarnya adalah kunci untuk mengambil keputusan yang lebih bijak dan hidup lebih tenang. "Sulit untuk membedakan antara kecemasan dan intuisi karena keduanya dapat dialami sebagai cara untuk memeriksa pikiran dan tubuh guna menentukan apakah situasi saat ini atau di masa mendatang dapat membantu atau membahayakan," kata seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Natalie Moore, dikutip dari laman HuffPost pada Selasa (29/4/2025).

Moore memahami betul betapa frustrasinya bagi mereka yang bergumul dengan kecemasan ketika disuruh untuk mendengarkan intuisi. Pasalnya bagi mereka, membedakan antara bisikan hati yang tulus dan kekhawatiran irasional adalah tantangan tersendiri.

Namun, situasinya tidak sepenuhnya tanpa harapan. "Ada perbedaan, dan belajar mengenalinya adalah bagian penting dalam membangun kesadaran diri dan kepercayaan pada diri sendiri," ujar seorang pelatih kehidupan spiritual, Tammy Adams.

Lantas, apa sebenarnya perbedaan mendasar antara kecemasan dan intuisi? Bagaimana cara kita mengenali mana yang sedang berbicara pada diri kita pada saat-saat genting? Berikut ini adalah saran yang diberikan:

1. Berhenti sejenak dan tarik napas dalam-dalam

"Hal pertama yang harus dilakukan adalah berhenti sejenak dan menarik napas dalam-dalam," ujar Adams.

Tindakan sederhana ini akan menciptakan ruang bagi individu untuk memeriksa reaksi awal dengan lebih jernih. Adams menjelaskan bahwa intuisi cenderung muncul dengan lebih tenang dan jelas dalam momen-momen hening, sementara kecemasan justru berkembang subur dalam suasana terburu-buru dan penuh tekanan.

Adams mengatakan intuisi dan kecemasan terkadang terasa serupa, tetapi keduanya berasal dari tempat yang sangat berbeda dalam diri kita. "Intuisi biasanya tenang dan stabil. Intuisi adalah perasaan 'mengetahui' yang lembut dan membumi yang tidak terbungkus dalam ketakutan atau urgensi. Intuisi sering kali terasa tenang, jernih, dan netral, seperti pemandu batin yang menawarkan wawasan tanpa memaksa atau membuat Anda panik," ujarnya menjelaskan.

Alih-alih menarik paksa perhatian, intuisi hanya mengajak untuk mempertimbangkannya dengan saksama. "Sebaliknya, kecemasan, di sisi lain, cenderung keras dan membebani," kata Adams.

Menurut dia, kecemasan sering kali terasa mendesak, kacau, atau didasari rasa takut, seolah-olah pikiran berpacu untuk bersiap menghadapi setiap skenario terburuk. Ketika merasa cemas, pikiran cenderung melompat keluar dari momen saat ini dan terperangkap dalam labirin "bagaimana jika", karena perasaan tersebut bersumber dari kekhawatiran akan masa depan atau trauma masa lalu.

"Kecemasan meningkat saat merasa tergesa-gesa," kata Moore.

Menenangkan pikiran dan tubuh dapat membantu meredakan "kebisingan" kecemasan, sehingga bisikan intuisi dapat terdengar lebih jelas. Moore memberikan metafora yang berguna yaitu anggap intuisi seperti siaran radio yang jernih, sementara kecemasan seperti suara statis yang mengganggu.

"Saat belajar menenangkan kecemasan, atau menenangkan kebisingan, pesan intuitif dapat tersampaikan dengan lebih jelas," katanya.

2. Akui emosi dan sensasi tubuh 

"Kecemasan dirasakan sebagai sensasi tubuh yang kuat yang dapat menimbulkan gejala fisik nyata seperti masalah pencernaan, jantung berdebar, atau napas pendek," ujar Moore.

Sebaliknya, intuisi, meskipun kamu mungkin mengalaminya sebagai "perasaan hati", jauh lebih halus. Sebelum mengambil keputusan penting, Moore menyarankan untuk menyebutkan secara spesifik emosi dan sensasi fisik yang sedang dirasakan. "Misalnya, 'Saya merasa kewalahan', 'Saya merasakan sensasi berdengung di dahi saya', dan 'Saya menggigit bibir saya'," ujar Moore memberi contoh.

Jika telapak tangan berkeringat, dada Anda terasa sesak dan berat, akui perasaan kuat tersebut sebagai kemungkinan sinyal kecemasan. Di sisi lain, jika kamu merasakan ketenangan yang mendalam dan merasa lebih terhubung dengan bumi, ini lebih mungkin merupakan bisikan intuisi.

Ketukan lembut intuisi cenderung terasa menenangkan, sementara kecemasan lebih sering disertai dengan rasa takut yang terus-menerus, keras, dan sulit untuk diabaikan. Perhatikan respons emosional dan mental diri dengan saksama.

"Kecemasan sering kali disertai dengan pikiran yang berpacu atau berulang, sedangkan intuisi dapat dirasakan sebagai gambaran mental yang jelas, suara hati yang tenang, atau 'pengetahuan yang mendalam' tanpa perlu alasan logis," kata Moore.

3. Selidiki dengan rasa ingin tahu

Setelah meluangkan waktu untuk berhenti sejenak dan terhubung dengan tubuh serta perasaan diri, langkah selanjutnya adalah menyelidiki dengan rasa ingin tahu apakah yang kamu alami adalah kecemasan atau intuisi. "Tanyakan pada diri sendiri dari mana perasaan itu berasal," ujar Adams.

"Apakah ini respons terhadap sesuatu yang nyata dan terjadi saat ini, atau apakah itu ketakutan yang berasal dari skenario 'bagaimana jika' yang belum tentu terjadi? Intuisi biasanya merespons situasi saat ini. Kecemasan cenderung hidup dalam masa depan yang dibayangkan atau pola-pola ketakutan masa lalu yang berulang"," kata dia.

Jadilah penasaran tentang diri sendiri dan bagaimana Anda secara khas bereaksi terhadap berbagai situasi. "Kecemasan ditandai dengan membayangkan hal-hal buruk dan meramalkan skenario terburuk," kata Moore.

Perhatikan cerita-cerita yang sedang berputar dalam pikiran. Apakah cerita-cerita itu didasarkan pada rasa takut yang tidak rasional, dan apakah cerita-cerita itu menuntut tindakan segera? "Jika pikiran Anda berbunyi 'Jika saya tidak melakukan X, maka Y akan terjadi, dan saya tidak akan mampu mengatasinya,' maka kemungkinan besar itu adalah kecemasan yang sedang berbicara."

Perhatikan juga timing-nya. Kecemasan dapat muncul kapan saja dan menghantui dengan berbagai kemungkinan hasil buruk, intuisi biasanya lebih terhubung dengan situasi spesifik yang memerlukan kejelasan. Terkadang, firasat awal mungkin adalah intuisi yang membimbing Anda ke arah tertentu sebelum kecemasan muncul dan membuat pikiran berlarut-larut dalam keraguan.

"Intuisi cenderung muncul dengan cepat, tiba-tiba, sering kali tepat pada saat itu juga, memberikan wawasan yang jelas tentang sesuatu atau seseorang," kata Adams.

"Itu seperti pengingat singkat yang perlahan muncul di latar belakang kesadaran, terkadang disertai tanda-tanda kecil atau sinkronisitas yang tampaknya menegaskannya," kata dia lagi.

Adams juga menyarankan untuk menggunakan visualisasi sebagai alat bantu untuk membedakan antara kecemasan dan intuisi. Bayangkan membuat keputusan yang tampaknya diarahkan oleh intuisi. "Apakah keputusan itu mendatangkan rasa damai dan perluasan dalam diri Anda? Atau apakah keputusan itu terasa kaku dan menyempitkan? Intuisi sering kali terasa seperti membuka pintu menuju kemungkinan baru. Kecemasan, di sisi lain, lebih terasa seperti terjebak di balik pintu yang tertutup," kata dia.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |