REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa pembangunan Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Nganjuk bukan sekadar proyek fisik, melainkan sarana edukasi bagi generasi muda.
Ruang ini dirancang untuk mewariskan keteladanan, semangat, serta keberanian Marsinah dalam memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan. “Yang kita bangun bukan hanya gedung, tetapi juga ruang nilai. Di sinilah generasi muda bisa belajar tentang keberanian, kejujuran, dan keberpihakan pada keadilan yang diteladankan oleh Marsinah,” ungkapnya dalam keterangan di Nganjuk, Ahad (28/12/2025).
Menurut Khofifah, keberadaan rumah singgah dan museum ini nantinya akan memperkuat desiminasi serta pelestarian sejarah perjuangan sang aktivis buruh tersebut. Beliau percaya bahwa menghargai jasa pahlawan harus melampaui seremoni semata.
“Penghormatan kepada pahlawan tidak berhenti di makam, tetapi harus kita lanjutkan dengan merawat nilai perjuangannya dan menghadirkannya dalam kehidupan hari ini,” ujarnya dengan penuh penekanan.
Momentum bersejarah ini ditandai dengan kehadiran langsung Gubernur Khofifah mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan ziarah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Rumah Singgah dan Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Kabupaten Nganjuk.
Di tempat peristirahatan terakhir aktivis buruh yang kini telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional tersebut, keduanya melakukan prosesi tabur bunga. Aksi ini menjadi simbol penghormatan sekaligus penegasan bahwa rekam jejak Marsinah adalah bagian krusial dari sejarah bangsa yang harus terus dijaga dan dimaknai oleh generasi mendatang.
Tak hanya berhenti pada prosesi formal, Gubernur Khofifah dan Kapolri juga menyempatkan diri untuk bersilaturahmi langsung dengan keluarga besar Marsinah di kediaman almarhumah.
Pertemuan yang hangat tersebut menjadi ruang dialog yang menyentuh untuk mengenang kembali perjalanan hidup Marsinah sebagai putri bangsa. Kunjungan ini sekaligus mempererat ikatan kemanusiaan dan empati antara negara dengan keluarga pahlawan nasional yang telah berkorban demi keadilan.
“Marsinah mengajarkan kepada kita bahwa keberanian untuk membela kebenaran selalu memiliki harga, namun ia juga memberi arti yang sangat besar bagi kemanusiaan. Tugas kita hari ini adalah memastikan nilai itu tidak pernah padam dan terus menyala dalam kehidupan berbangsa,” tutur Khofifah penuh haru.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa gagasan awal pendirian museum ini sebenarnya lahir dari keinginan tulus keluarga Marsinah. Mereka merindukan adanya sebuah monumen yang benar-benar bisa merepresentasikan semangat perjuangan almarhumah secara nyata.
Bagi Kapolri, beban perjuangan yang dipikul Marsinah di masa lalu begitu berat sehingga wajib dikenang oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya oleh kaum buruh di Indonesia.
"Museum ini nantinya akan memamerkan barang-barang peninggalan Marsinah, mulai dari surat-surat perjuangan, catatan keluh kesah kepada kakaknya, buku harian, pulpen, hingga pakaian dan dokumen pribadi yang merekam perjalanannya sebagai aktivis," jelas Kapolri.
Ia menambahkan bahwa pembangunan rumah singgah dan museum ini membawa makna filosofis yang mendalam tentang keteguhan hati Marsinah sejak kecil hingga dewasa. Semangatnya dalam memperjuangkan hak-hak buruh harus terus dijaga dan menjadi pendorong bagi generasi buruh masa kini untuk berjuang bersama demi kesejahteraan.
"Almarhumah Marsinah membawa pesan dan cita-cita besar yang harus diwujudkan. Beliau adalah obor yang membuat semangat buruh terus berkobar sejak masa itu. Terus jaga semangat almarhumah dalam setiap perjuangan agar buruh semakin sejahtera," pesan Kapolri dengan tegas.
Sementara itu, kakak kandung Marsinah, Marsini, tak mampu menyembunyikan rasa harunya saat menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas realisasi pembangunan museum dan rumah singgah tersebut.
"Terima kasih karena apa yang saya impikan akhirnya dipenuhi, mulai dari tasyakuran keluarga pada 17 November lalu, hingga hari ini mimpi tentang rumah singgah dan museum itu nyata dengan peletakan batu pertama," ucapnya penuh syukur.
Marsini menaruh harapan besar agar setelah museum ini diresmikan, pemeliharaan dan perawatannya terus berjalan konsisten sehingga memberikan manfaat luas bagi warga desa, terutama sebagai destinasi wisata sejarah.
"Saya berharap masyarakat bisa membuka usaha suvenir, termasuk menjual kaus bergambar Marsinah untuk menghidupi UMKM di Desa Nglundo. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih sejahtera dan makmur melalui warisan semangat adik saya," pungkas Marsini optimis.
sumber : Antara

2 hours ago
2




































