Kinerja Investasi Tumbuh Double Digit, Rupiah Justru Loyo

22 hours ago 10

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah bergerak melemah pada perdagangan Selasa (29/7/2025), usai dirilisnya realisasi capaian investasi Indonesia pada kuartal II 2025 oleh pemerintah. Mata Uang Garuda diprediksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan selanjutnya di level kisaran Rp 16.400—Rp 16.450 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang rupiah melemah 45,5 poin atau 0,28 persen menuju level Rp 16.409 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (29/7/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di Rp 16.363 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini mengalami pelemahan karena terdampak realisasi capaian investasi terbaru yang diumumkan oleh Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani.

“Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi RI pada kuartal II 2025 mencapai Rp 477,7 triliun. Capaian realisasi ini tumbuh 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy),” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

Capaian investasi tersebut setara 25,1 persen dari target investasi nasional tahun 2025 yang sebesar Rp 1.905,6 triliun. Selain itu, investasi tersebut juga berhasil menyerap 665.764 tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja yang terjadi dari hasil investasi yang masuk di kuartal II 2025 itu adalah 665.764 orang.

Dari total realisasi tersebut, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebesar Rp 202,2 triliun atau 42,3 persen dari total, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 275,5 triliun atau 57,7 persen. BKPM juga mencatat bahwa investasi di luar Pulau Jawa mendominasi dengan nilai Rp 240,2 triliun atau 50,3 persen dari total, sedangkan investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 237,5 triliun atau 49,7 persen.

“Capaian realisasi investasi tersebut masih di bawah 50 persen dari target yang ditetapkan Presiden Prabowo. Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto menargetkan total investasi baru tahun ini mencapai Rp 1.905,6 triliun. Angka tersebut naik 15,49 persen dari target pemerintahan sebelumnya senilai Rp 1.650 triliun. Adapun investasi dari dalam negeri mendominasi sebesar 54,1 persen atau senilai Rp 510,3 triliun,” terang Ibrahim.

Sentimen Eksternal

Sementara itu, dari luar negeri, Ibrahim menilai pergerakan fluktuasi rupiah masih dipengaruhi oleh dinamika kesepakatan dagang AS, proyeksi kebijakan suku bunga AS, serta dinamika geopolitik.

“Kerangka kerja perdagangan akhir pekan antara AS dan Uni Eropa menetapkan tarif dasar untuk sebagian besar impor Uni Eropa sebesar 15 persen, turun dari ancaman sebelumnya hingga 30 persen atau lebih tinggi. Kesepakatan itu awalnya menopang sentimen risiko global, tetapi para analis memperingatkan bahwa kenaikan tarif dari level terendah dalam sejarah dapat membebani pertumbuhan dan inflasi global,” kata Ibrahim.

Sementara itu, Ibrahim menuturkan, para pejabat perdagangan AS dan China bertemu di Stocholm pada Senin dalam putaran negosiasi ketiga yang bertujuan untuk memperpanjang jeda 90 hari yang ditetapkan pada bulan Mei terkait eskalasi tarif.

“Meskipun terdapat kemajuan perdagangan yang terlihat, sentimen tetap rapuh karena perusahaan dan investor mempertimbangkan bagaimana tarif dasar yang lebih tinggi dan ketidakpastian seputar tenggat waktu AS pada 1 Agustus dapat menghambat pertumbuhan dan margin keuntungan,” ujarnya.

Selain itu, sentimen eksternal yang memengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini ialah dinamika geopolitik. Presiden AS Donald Trump diketahui meningkatkan ketegangan geopolitik dengan mengurangi tenggat waktu bagi Rusia untuk mencapai kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina menjadi hanya 10 atau 12 hari. Ia memperingatkan sanksi jika Rusia gagal merespons, yang memicu kekhawatiran tentang gangguan aliran minyak Rusia dan pengetatan ekspektasi pasokan.

“Pasar juga mencermati keputusan kebijakan bank sentral utama. Federal Reserve AS memulai pertemuan dua hari pada hari Selasa. Investor memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga minggu ini, tetapi menantikan panduan terbaru mengenai inflasi dan apakah penurunan suku bunga akan menyusul di kemudian hari,” terangnya.

Ibrahim menyebut, pasar memperkirakan bank sentral akan menawarkan prakiraan ekonomi yang kurang pesimistis menyusul perjanjian perdagangan minggu lalu dengan AS, yang mengindikasikan kenaikan suku bunga dapat dilanjutkan akhir tahun ini.

Berdasarkan sentimen yang ada, baik eksternal maupun internal, Ibrahim memprediksi pergerakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan selanjutnya.

“(Diprediksi) untuk perdagangan besok (Rabu, 30 Juli 2025), mata uang rupiah fluktuatif namu ditutup melemah di rentang Rp 16.400—Rp 16.450 per dolar AS,” tutupnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |