Kisah Penggugah Shalat Berjamaah

1 week ago 21

Image Joko Susanto

Agama | 2025-01-27 17:37:04

Ibadah yang utama dan menjadi tiang agama adalah shalat. Shalat pada waktunya. Berbeda dengan ibadah lainnya, perintah shalat lima waktu disampaikan tanpa perantaraan Malaikat Jibril melainkan diterima secara langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra Mi'raj. Berkaca dari dimensi ini saja, sudah sangat terlihat sebagai sesuatu yang teramat istimewa.

Dari buku' Kisah Teladan Penyejuk Iman", ada sebuah kisah unik yang dapat kita raih sisi positifnya. Imam Ubaidillah bin Umar al Qawariry merupakan salahsatu guru dari Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang kitab shahihnya banyak menjadi rujukan umat Islam. Sang guru berusaha untuk selalu menjaga kebiasaan terbaik termasuk shalat berjamaah di masjid.

Masjid Baitul Muttaqin Grati Pasuruan

Suatu ketika beliau menceritakan tentang sebuah pengalamannya berkaitan dengan kewajiban shalat. Beliau berbagi kisahnya, "Aku hampir tidak pernah ketinggalan shalat berjamaah lima waktu.

Suatu malam aku kedatangan tamu yang membuatku terlambat untuk mengikuti shalat isya berjamaah di antara kabilah-kabilah yang ada di Bashrah.

Shalat jamaah di masjid sudah usai. Sayangnya lagi, semua orang yang aku temui ternyata menjawab bahwa mereka sudah shalat.

Aku berbisik dalam hati, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." Akhirnya aku

pulang lagi ke rumah. Sesampainya di rumah, aku mengerjakan shalat isya sebanyak 27 kali. Empat rakaat salam lalu takbir untuk sholat lagi. (Sebuah ijtihad untuk meraih keutamaan berjamaah-pen). Setelah itu aku langsung tidur. Dalam tidurku aku bermimpi melihat diriku bersama serombongan orang sedang adu balapan menunggang kuda.

Aku pun naik seekor kuda. Kami saling berpacu. Ternyata, kuda-kuda mereka berlari sangat cepat sehingga mendahului kudaku. Aku memaksa tali kekang kudaku supaya berlari lebih cepat agar bisa menyusul mereka. Tetapi tetap tidak berhasil. Tiba-tiba seorang penunggang kuda yang berada di rombongan paling belakang tetapi berada di depanku menoleh lalu berkata, "Jangan paksa kudamu! Engkau tidak akan mampu menyusul kami!"

Dengan kaget campur penasaran aku bertanya, "Mengapa?"

Teriring tatapan sejuknya, orang itu menjawab, "Karena kami shalat isya berjamaah, sedangkan engkau shalat sendirian."

Sebuah pertanyaan bagi kita. Kira-kira bagaimanakah keadaan 'kuda' kita saat ini? Apakah cukup tangguh berpacu atau masih perlu kita latih lagi dan lagi?

Mudah-mudahan diri kita tergugah untuk selalu menjaga shalat lima waktu secara berjamaah. Kita berdoa dan berusaha keras agar kita dan keluarga kita dimudahkan, diringankan langkah kaki kita untuk mengerjakan ibadah yang istimewa dan mulia ini, karena dia adalah tiang agama.

(Selamat memperingati Isra Mi'raj 1446 H/ 27 Januari 2025)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |