Kisah tentang Pasukan Gajah dalam Alquran

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Alquran terdapat banyak kisah penuh hikmah yang mengandung pelajaran besar bagi umat manusia. Salah satu di antaranya adalah kisah pasukan bergajah yang hendak menghancurkan Ka'bah, yang diabadikan dalam Surat Al-Fil, surat ke-105 dalam Alquran. Meski hanya terdiri dari lima ayat, surat ini mengandung makna sejarah, keimanan, dan kekuasaan Allah yang luar biasa.

Peristiwa yang menjadi latar belakang Surat Al-Fil terjadi pada tahun yang sama dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni sekitar tahun 570 Masehi, yang kemudian dikenal sebagai "Tahun Gajah" ('Am al-Fil).

Kala itu, seorang panglima dari Yaman yang bernama Abrahah al-Ashram, yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Habasyah, ingin menghancurkan Ka'bah. Ia merasa terganggu karena pusat ziarah dan perdagangan utama di Jazirah Arab berada di Makkah

Dengan ambisi besar, Abrahah memimpin pasukan besar yang dilengkapi dengan gajah perang, hewan yang sangat ditakuti oleh bangsa Arab saat itu. Gajah yang paling besar konon bernama Mahmud. Tujuannya jelas, yakni menghancurkan Ka'bah agar pusat ziarah berpindah ke Yaman.

Allah SWT berfirman: 

 أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ

Artinya: ,"Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)." (QS Al-Fil [105]: 1-5).

Menukil Tafsir Tahlili Alquran Kemenag, dalam surah ini Allah mengingatkan Nabi Muhammad dan pengikutnya dengan suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah.

Peristiwa itu adalah penyerbuan tentara gajah yang dipimpin oleh panglima Abrahah dari Yaman untuk menundukkan penduduk Makkah dan meruntuhkan Ka‘bah. Akan tetapi, Allah membinasakan mereka sebelum maksud yang jahat itu tercapai.

Tanpa bala tentara manusia, tanpa senjata canggih, Allah menghancurkan pasukan Abrahah dengan burung-burung kecil (ṭayran ababil) yang melemparkan batu-batu panas yang membinasakan mereka. Tubuh pasukan itu tercerai-berai, dan misi mereka gagal total.

Surat Al-Fil mengajarkan beberapa hal penting. Diantaranya, kebesaran dan perlindungan Allah terhadap rumah-Nya (Ka'bah). Bahkan ketika umat Islam belum ada, Allah sudah menjaga tempat suci itu.

Surat ini mengajarkan bahwa kesombongan kekuasaan dan teknologi bisa hancur di hadapan kehendak Allah. Kisah ini juga menjadi pengantar bagi kelahiran Nabi Muhammad SAW, seolah-olah Allah telah membersihkan jalannya dari ancaman kekuasaan asing.

Kisah pasukan gajah ini bukan sekadar cerita sejarah, tetapi peringatan abadi bagi manusia tentang batas kekuasaan dan pentingnya tunduk pada kehendak Ilahi. 

Dalam era modern yang sarat kekuatan militer dan teknologi, Surat Al-Fil tetap relevan sebagai pengingat bahwa Allah-lah pemilik segala kuasa, dan segala tipu daya akan sia-sia jika bertentangan dengan kehendak-Nya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |