REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat mengungkapkan terjadinya kelangkaan Minyakita dalam beberapa bulan terakhir. Padahal permintaan masyarakat terhadap minyak goreng bersubsidi tersebut tetap tinggi.
“Susah Minyakita, sudah lama, dua atau tiga bulan yang lalu,” kata salah satu pedagang di Pasar Gondangdia, Annchi (bukan nama sebenarnya) saat ditemui Republika di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2025).
Menurut penuturan Annchi, Minyakita sebenarnya terus dicari oleh pembeli atau konsumen. Ia menyampaikan, viralnya Minyakita yang takarannya tidak sesuai dengan yang seharusnya tidak menyurutkan para konsumen untuk mencari Minyakita. Ia menyebut, harga yang murah tetap menjadi daya tarik utama bagi konsumen dalam memilih produk.
“Apanya yang enggak tertarik? Kan murah. Kalau ada (Minyakita) mah laku. Biar dikurangin (takarannya) juga, kalau harganya murah, orang mau aja,” ungkapnya.
Kenyataannya, ia menyebut ada banyak calon pembeli menanyakan Minyakita, yang pada akhirnya sebagian dari mereka memilih membeli minyak dengan merek lainnya yang tersedia dengan harga yang lebih tinggi dibanding Minyakita.
Annchi diketahui menjajakan beragam jenis minyak goreng. Mulai dari Tropical, Masku, Kunci Mas, Mitra, Fitri, hingga minyak Barco. Minyak-minyak tersebut dijual dengan harga termurah Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per liter. Sementara Minyakita diketahui dijajakan sebesar Rp 18.000 per liter.
Mengenai terbatasnya Minyakita sendiri, Annchi menduga kondisi itu terjadi karena subsidi dari pemerintah yang bisa jadi tidak lancar. Sehingga produksi Minyakita oleh pabrik-pabrik menjadi minim.
Annchi mengungkapkan dalam tiga hari terakhir selalu ada sidak Minyakita yang diduga dilakukan pemerintah, namun ia tidak mengetahui pihak mana yang melakukan sidak. Dalam kesempatan sidak tersebut, Annchi menyebut bahwa ia menyampaikan kepada yang bersangkutan mengenai kelangkaan Minyakita yang terjadi belakangan ini.
“Saya bilang: mungkin pemerintah subsidinya kurang tuh. Kalau subsidinya kurang, orang pabrik enggak mau jual rugi, akhirnya dikurangi (takarannya). Terus sekarang dilangkain,” cerita Annchi.
“Sidak mulu, apanya yang disidak? Minyakita enggak ada. Emang enggak ada barangnya,” lanjutnya.
Di lokasi yang sama, seorang pedagang sembako lainnya, Rusno mengungkapkan memang para pembeli hingga kini masih terus mengincar Minyakita karena harganya yang terjangkau dibandingkan merek minyak goreng lainnya. Ia menyebut tidak ada pembeli yang mengeluhkan soal takaran Minyakita yang tidak sesuai dengan semestinya.
“Justru pada nyari Minyakita. Belakangan minta, tapi enggak ada (barangnya),” ujar Rusno kepada Republika.
Rusno mengatakan, memang tidak ada pengiriman Minyakita dari agen dalam beberapa bulan terakhir. Namun ia menyebut sempat mendapatkan sedikit stok Minyakita dari agen pada pekan lalu.
“Kalau terakhir kali mah sudah lama, tapi sempat kemarin (6 Maret 2025) kebagian 2 pieces per 1 toko yang takaran 2 liter,” tuturnya.
Rusno mengatakan, ia juga menjual berbagai merek lainnya selain Minyakita, yang justru tersedia lebih banyak. Namun, yang dicari pembeli tetap kebanyakan adalah Minyakita.
“Dianggapnya murah. Padahal enggak jauh beda, misalnya kan ada kayak minyak Sabrina harganya Rp 20.000 per liter, bedanya cuma Rp 2.000 sama Minyakita. Ya, itu alasan pembeli, karena murah,” ujar dia.