Mengenakan Celana Berpemanas Bisa Menurunkan Tekanan Darah

4 hours ago 5
UnsplashUnsplash

Anda mungkin tidak menganggap panas sebagai sesuatu yang dapat membantu jantung Anda, tetapi sebuah studi baru menunjukkan bahwa menghangatkan tubuh—terutama dengan pakaian berpemanas—dapat menurunkan tekanan darah.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Physiology, para ilmuwan dari UNT Health Fort Worth menemukan bahwa lansia yang mengenakan celana berpemanas khusus selama satu jam sehari, empat kali seminggu, mengalami peningkatan tekanan darah yang nyata.

Setelah delapan minggu menjalani terapi panas ini, aliran darah peserta menjadi lebih baik, dan tekanan darah sistolik mereka —angka tertinggi dalam pembacaan— turun sekitar 5 poin.

Temuan ini penting karena hampir 120 juta orang dewasa di AS memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya satu dari empat orang yang dapat mengendalikannya.

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke, serangan jantung, dan kematian dini.

Pada tahun 2023 saja, tekanan darah tinggi berkontribusi terhadap lebih dari 664.000 kematian di AS, menurut CDC.

Meskipun terapi panas tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengobatan, para dokter mengatakan terapi ini bisa menjadi tambahan yang bermanfaat.

Dr. Amit Khera, seorang dokter jantung di UT Southwestern yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebutnya sebagai "bukti konsep" dan mengatakan bahwa terapi ini mungkin suatu hari nanti dapat mendukung pengobatan lain untuk penyakit jantung.

Kebanyakan orang tahu betapa nikmatnya duduk di sauna atau bak mandi air panas. Penelitian mendukung hal tersebut.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa berendam di air panas dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, dan bahkan membantu tubuh menangani panas dengan lebih baik.

Faktanya, terapi panas dapat menghasilkan efek yang sangat mirip dengan olahraga.

Ketika tubuh memanas, detak jantung meningkat, otot bereaksi, dan pembuluh darah melebar—persis seperti saat berolahraga.

Namun, tidak semua orang memiliki akses ke sauna atau bak mandi air panas. Untuk membuat terapi panas lebih praktis, tim peneliti menggunakan celana yang dilapisi tabung yang mengalirkan air panas.

Desainnya terinspirasi oleh pakaian NASA yang dibuat untuk eksperimen panas.

Para ilmuwan menguji celana tersebut pada 19 orang dewasa berusia 55 hingga 80 tahun.

Separuhnya mengenakan celana berisi air panas (sekitar 124°F), yang menghangatkan kulit mereka hingga sekitar 104°F.

Kelompok lainnya mengenakan celana hangat, tetapi tidak panas, yang terasa nyaman tetapi tidak meningkatkan suhu tubuh.

Para peserta melanjutkan rutinitas harian mereka seperti biasa tetapi mengenakan celana tersebut selama satu jam setiap sesi.

Para peneliti mengukur tekanan darah mereka dengan tiga cara: sebelum penelitian, selama delapan minggu, dan setelahnya.

Mereka juga menggunakan ultrasonografi untuk memeriksa seberapa baik pembuluh darah dapat melebar, yang merupakan tanda penting kesehatan jantung.

Hasilnya menjanjikan. Setelah delapan minggu, mereka yang berada dalam kelompok terapi panas memiliki tekanan darah sistolik yang lebih rendah dan fungsi pembuluh darah yang lebih baik.

Lapisan arteri mereka, yang membantu aliran darah lancar, juga membaik.

Para peneliti masih mencari tahu mengapa hal ini berhasil. Salah satu dugaan adalah bahwa otak mengubah fleksibilitas pembuluh darah setelah paparan panas berulang.

Dugaan lainnya adalah bahwa panas justru memperkuat pembuluh darah seiring waktu.

Meskipun studi ini berskala kecil dan tidak melibatkan orang-orang yang didiagnosis secara resmi dengan tekanan darah tinggi, studi ini menunjukkan bahwa terapi panas dapat menjadi alat yang bermanfaat.

Penurunan tekanan darah sebesar 5 poin mungkin tidak tampak besar bagi satu orang, tetapi bagi populasi yang besar, hal ini dapat mencegah banyak masalah jantung.

Para peneliti berharap studi-studi mendatang akan menguji berapa lama efeknya bertahan dan apakah terapi panas juga efektif bagi orang-orang yang sudah memiliki tekanan darah tinggi.

Mereka juga sedang menjajaki apakah terapi ini dapat membantu lansia terbiasa dengan suhu panas yang ekstrem, terutama selama musim panas di tempat-tempat seperti Texas.

Seiring meningkatnya frekuensi gelombang panas, membantu lansia membangun ketahanan terhadap panas dapat menyelamatkan nyawa.

Tim peneliti percaya bahwa pakaian yang dipanaskan dapat menjadi cara sederhana bagi orang-orang untuk tetap lebih sehat dan aman—tanpa harus meninggalkan rumah mereka.

Studi ini dipublikasikan di Journal of Applied Physiology.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |